TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Bahaya Mengumbar Kekurangan Rekan Kerja di Medsos, Gak Profesional

Bikin orang lain enggan bekerja sama denganmu

ilustrasi partner kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Hati-hati kalau media sosial telah menjadi tempatmu menumpahkan seluruh unek-unek termasuk soal pekerjaan. Cepat atau lambat kebiasaan ini dapat menjadi bumerang bagimu. Misalnya, kesukaanmu menceritakan sisi minus dari partner kerja.

Sebagai partner kerjanya, kamu tentu sangat tahu berbagai kekurangannya. Bahkan ada kalanya dirimu mungkin kesal hingga merasa muak padanya. Tapi penting sekali untuk membatasi semua perasaan ini di koridor pekerjaan saja.

Jangan membawanya ke luar apalagi menjadikannya konten di media sosial yang dapat diakses oleh siapa saja. Kalaupun partner yang kamu maksud tidak mengikuti akunmu, ia bisa tahu dari teman kalian. Bahkan bila tak seorang pun membocorkannya pada rekan kerja tersebut, tetap ada bahaya yang mengintaimu. Baca selengkapnya sejumlah bahaya mengumbar kekurangan rekan kerja di medsos dan segeralah hapus konten tersebut sebelum terlambat.

1. Orang yang hampir setiap hari bekerja bersamamu tentu merasa

ilustrasi partner kerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu mungkin bekerja dengan beberapa orang. Namun, sebanyak-banyaknya orang yang dirimu temui setiap hari dan berinteraksi secara intensif paling bisa dihitung dengan jari. Lebih mengerucut lagi adalah partner kerja yang sedang menggarap proyek bersamamu atau selalu seruang denganmu. Jumlahnya tentu amat sedikit.

Ini membuat usahamu untuk menyamarkan identitas partner kerja menjadi sia-sia. Bahkan bila kamu bekerja secara remote, orang yang pekerjaannya senantiasa bersinggungan denganmu tetap bakal merasa. Benar atau tidaknya dugaan mereka tentu hanya dirimu yang tahu.

Namun, kamu seperti sudah mengumumkan perang dengan seseorang atau beberapa orang yang memenuhi ciri dalam statusmu. Tidak menyebut nama gak menjamin dirimu akan aman. Sindiran pada partner kerja di medsos amat mudah dirasakan oleh orang yang bersangkutan. 

Baca Juga: 3 Cara Menghadapi Atasan Toxic dan Drama di Tempat Kerja

2. Bisa bikin proyek kalian terkendala

ilustrasi partner kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Apa sih, manfaat paling nyata dari membeberkan kekurangan partner kerjamu? Apakah dengan melakukannya akan membuat dia berubah menjadi lebih baik sesuai dengan harapanmu? Besar kemungkinan tidak karena sebagai partner kerja, posisi kalian setara.

Partner kerja yang dibicarakan kelemahannya malah bakal merasa tersinggung dan bersikap melawan kamu. Perasaannya padamu menjadi negatif. Sementara dalam hal terselesaikannya tugas-tugas kalian juga tak akan ada kemajuan.

Justru kegemaranmu membuat status tentang rekan kerja yang begini dan begitu bisa memunculkan masalah yang sangat serius di antara kalian. Hubungan kalian memburuk sehingga menyusahkan penyelesaian beragam tugas. Kalian seharusnya bekerja sama, tetapi malah berusaha saling menjatuhkan yang bikin tugas bersama tak kelar-kelar. 

3. Tidak sadar bahwa kamu juga tak mampu bekerja sendirian

ilustrasi setumpuk pekerjaan (pexels.com/cottonbro studio)

Ada kesombongan terselubung ketika kamu membuka kekurangan dari partner kerja. Dirimu menyoroti bagian tersebut seraya menonjolkan betapa kamu sudah berusaha untuk membuatnya mengerti. Namun, partner kerjamu seperti terlalu bebal buat memahami perkataanmu. 

Curhatan seperti itu di media sosial tidak akan membuatmu terlihat lebih hebat dari orang yang sedang dicela. Tanpa orang lain tahu apa yang sesungguhnya terjadi di antara kalian pun, mereka dapat bersikap sinis. Pikir mereka, apabila dirimu tahu semua yang paling benar serta merasa memiliki kemampuan kerja yang lebih baik dari partner-mu, mengapa kamu tidak mengerjakannya sendirian saja?

Selama dirimu masih membutuhkan partner, apa pun yang menjadi kekurangannya juga membuktikan bahwa kemampuanmu terbatas. Belum tentu kamu bakal mampu bekerja lebih baik bila bertukar posisi dengannya. Jika partner kerja meninggalkanmu, dirimu pasti kelabakan dan buru-buru mencari penggantinya atau bahkan membujuknya agar kembali.

4. Lupa bahwa sebagai partner-nya, dirimu pasti juga gak perfect

ilustrasi partner kerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Sebelum mengunggah apa pun tentang partner kerjamu di media sosial apalagi terkait kekurangannya, renungkan baik-baik tentang kualitas dirimu sebagai rekannya. Perasaan bahwa kamu lebih baik ketimbang dia sangat subjektif. Jangan terlalu percaya diri dan merasa kamu sehebat itu. 

Kalaupun selama ini dia tidak pernah mengeluhkan apa pun tentangmu, bukan berarti ia pasti puas dengan hasil kerjamu. Boleh jadi dia cuma lebih pintar menahan diri ketimbang kamu. Ia masih berusaha buat menghargaimu dan tidak mau pendapatnya pribadi mengenai dirimu tersebar ke mana-mana.

Sama-sama sadar tentang keterbatasan diri, kebutuhan untuk bekerja sama, dan memfokuskan pada usaha terbaik masing-masing akan memperpanjang usia kerja sama. Sebaliknya, begitu kamu merasa lebih baik dari partner kerjamu, ini dapat menjadi awal keretakan hubungan profesionalmu dengannya maupun hubungan pribadi. Tak perlu orang lain ganti membongkar kekuranganmu dalam bekerja atau dirimu bakal malu. Kamu sendiri yang mesti berintrospeksi dan menjaga sikap rendah hati.

5. Tanda kurangnya kemampuanmu dalam mengatasi problem kerja

ilustrasi partner kerja (pexels.com/Kampus Production)

Jika kemampuanmu dalam mengatasi berbagai persoalan terkait pekerjaan tinggi, gak perlu sampai ke media sosial. Masalah dalam pekerjaan dibereskan di kantor atau dalam pertemuanmu dengan partner kerja di mana pun. Hal tersebut cukup dibahas berdua saja di antara kalian atau bersama pihak-pihak terkait.

Rimba media sosial yang berisi begitu banyak orang serta sebagian besarnya tidak berkaitan dengan masalah itu bukanlah tempat yang cocok. Problem kerjamu juga tak lantas lebih cepat terpecahkan. Kamu hanya membuang lebih banyak energi buat mengumbarnya melalui berbagai status.

Ada pertimbangan etis dalam pekerjaan yang mestinya tidak diabaikan olehmu. Apa pun jenis pekerjaanmu, membuka setiap masalahmu ke orang luar dapat menjadi tanda kurangnya sikap profesional. Terlebih sehubungan dengan partner kerja yang tetap harus dihargai karena menentukan keberlanjutan proyek-proyek kalian.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya