TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gak Mau Gila Kerja atau Memang Pemalas? Ini Perbedaannya! 

#IDNTimesLife Salah mengartikan, masa depanmu taruhannya 

Unsplash.com/tatogugen

Mungkin kamu sudah sering mendengar atau membaca nasihat agar tidak terlalu keras pada diri sendiri termasuk soal bekerja. Jangan sampai kamu menjadi gila kerja dan mengabaikan kesehatan fisik maupun psikismu.

Gak ada yang salah dari nasihat itu. Kesehatan memang penting banget dan kalau terganggu sedikit saja, bisa bikin kegiatan sehari-hari kacau. Namun bakal fatal jadinya jika kamu menjadikan nasihat sebaik itu sebagai pembenaran untuk bermalas-malas saja.

Gila kerja dengan bermalas-malas itu seperti dua ujung mistar. Seharusnya, kamu berada tepat di tengahnya. Bagaimana, jadi ragu kamu sebenarnya cuma menghindari kerja berlebihan atau sudah terperosok dalam kemalasan? Ayo cek perbedaannya!

1. Kalau kebutuhan saja belum tercukupi tetapi gak giat bekerja, berarti memang pemalas 

Unsplash.com/trojantry

Mau gak mau, orang dewasa memang harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya. Baik saat masih lajang, apalagi kalau sudah berkeluarga. Jadi ukur saja kebutuhanmu saat ini dan berapa banyak yang sudah bisa kamu cukupi sendiri.

Kalau kebutuhan dasarmu saja masih terbengkalai tetapi kamu sudah menganut gaya hidup santai, maaf banget, tetapi itu artinya kamu memang pemalas. Saatnya berubah. Jadilah lebih rajin mencari rezeki, minimal sampai berhasil memenuhi semua kebutuhan primermu.

2. Gila kerja kerap mengabaikan kebutuhan beristirahat, pemalas gak mulai-mulai kerja 

Unsplash.com/jannerboy62

Semua orang jelas butuh istirahat. Tetapi jangan lupa, semua orang seharusnya juga memberdayakan dirinya melalui berbagai aktivitas. Bekerja salah satunya. Kalau kamu gila kerja, waktu istirahatmu sering di bawah kebutuhan.

Sebaliknya jika kamu sebenarnya pemalas, hidupmu hanya terdiri dari satu kata yaitu istirahat. Sampai-sampai orang-orang di sekitarmu heran. Apa kamu gak capek ‘istirahat’ terus? Kamu merasa berat banget saban hendak mulai beraktivitas. Terlebih aktivitas yang namanya bekerja.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Seorang Workaholic pun Tak Boleh Kerja Terlalu Keras

3. Pemalas jago menemukan pembenaran atas tugas yang gak kunjung kelar 

Unsplash.com/schmaendels

Kalau kamu sering menyalahkan waktu pengerjaan tugas yang terlalu sedikit, tugas yang terlampau sulit dan banyak, atau malah menuduh teman-temanmu gak sesibuk kamu sehingga mereka bisa menyelesaikannya tepat waktu; hati-hati!

Makin panjang pembelaanmu, makin mungkin sebenarnya kamu hanyalah seorang pemalas. Pemalas itu paling gak suka diserahi tanggung jawab apa pun. Sudah tugas gak beres, masih pula melempar kesalahan ke mana-mana.

4. Keluhan pemalas selalu lebih panjang ketimbang usahanya 

Unsplash.com/dannothieu0420

Ini lho, yang membuat begitu banyak nasihat agar kamu tak membiasakan diri berkeluh kesah. Jika kamu bukan seorang pemalas, kalaupun mengalami kesulitan, kamu sekadar menceritakannya satu atau dua kali. Itu pun hanya pada orang terdekat.

Kenapa? Karena kamu bersegera menggunakan seluruh waktu dan energimu untuk berjuang keluar dari jerat kesulitan. Namun bila kamu sebenarnya memang pemalas, waktu terus berlalu dan kamu masih saja mengeluhkan hal yang sama pada siapa pun.

Kamu mungkin gak sadar kalau kamu sudah termasuk pemalas. Tetapi orang-orang di sekitarmu melihat hal ini. Waktu dan energi yang kamu gunakan untuk mengeluh sebetulnya lumayan banget kalau dipakai untuk fokus berusaha.

Baca Juga: 5 Alasan Seorang Workaholic pun Butuh Liburan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya