TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Perlu Dilakukan saat Usahamu Sepi

Harus pantang menyerah sekaligus realistis

ilustrasi membuka toko (pexels.com/Amina Filkins)

Sepinya usaha yang menjadi tumpuan hidupmu dan keluarga pastinya bikin sedih serta ketar-ketir. Mau sampai kapan usaha sepi begini? Pendapatan yang diperoleh tidak seberapa bahkan boleh jadi kalah dari biaya operasionalnya.

Jangankan bila ini usaha pertamamu, orang yang sudah berpengalaman pun tetap bisa berhadapan dengan kenyataan usahanya gak berjalan sesuai rencana. Apa yang harus kamu lakukan dalam situasi seperti ini? Sebelum buru-buru memutuskan tutup, pahami hal yang perlu dilakukan saat usahamu sepi. 

1. Tidak menambah stok dagangan dulu

ilustrasi melayani pembeli (pexels.com/Tom Tillhub)

Optimis boleh, tetapi jangan menutup mata terhadap stok dagangan di ruang penyimpanan yang masih menumpuk. Daripada berpikir untuk menambah stok, lebih baik kamu fokus mencari cara buat menghabiskan stok lama dulu. Apalagi kalau produknya cepat rusak, seperti makanan.

Hindari kerugian besar jika produk tetap tidak terjual sampai batas maksimal penyimpanannya. Pun lihat kembali kesepakatan antara dirimu dengan produsen. Bagus bila barang yang tak laku tinggal dikembalikan tanpa kamu perlu menanggung kerugian apa pun.

Apabila mereka menuntut pembayaran penuh, kerugianmu menjadi gak terhitung. Kalau untung belum tentu dapat, minimal jangan rugi besar-besaran. Kerugian dalam jumlah besar merupakan penyebab utama usaha gulung tikar. 

2. Evaluasi harga, kualitas produk dan layanan, serta persaingan usaha

ilustrasi usaha kuliner (pexels.com/David Guerrero)

Harga dan kualitas produk berpengaruh sekali terhadap penjualan. Konsumen selalu menginginkan harga yang terjangkau serta kualitas produk yang baik. Kalaupun harganya tidak bisa ditekan lagi, pastikan secara kualitas memang sepadan.

Hindari membuat pembeli kecewa karena beritanya dapat cepat menyebar ke orang banyak sehingga mereka tidak berminat membeli produk yang dijual. Selain persoalan harga dan kualitas, meninjau persaingan dalam usaha sejenis juga wajib dilakukan. Kian ketat persaingannya, kian sulit buat kamu mendapatkan tempat.

Baca Juga: Enterpreneur Merapat! Ini 3 Tips Bisnis Transportasi dan Logistik

3. Menggencarkan promosi

ilustrasi promosi produk (pexels.com/RDNE Stock project)

Promosi sangat utama untuk memperkenalkan usahamu. Lebih-lebih saat kamu baru memulainya. Lakukan segala cara untuk membuat usahamu kian akrab di benak masyarakat.

Gunakan media sosial sebagai tempat promosi yang menjangkau begitu banyak orang. Berikan diskon yang masuk akal agar orang lebih tertarik. Jelaskan keunggulan produk yang kamu jual serta pastikan itu bukan isapan jempol belaka.

Bila kamu dapat mempromosikannya melalui selebgram misalnya, mengapa tidak? Jumlah pengikut mereka yang besar serta kemampuannya ketika mengiklankan akan membuat usahamu lekas berkembang. Jangan capek buat promosi bahkan ketika usahamu sedang berjalan dengan baik.

4. Ubah target pasar atau produk yang dijual

ilustrasi usaha yang sepi (pexels.com/Ánh Đặng)

Salah membidik calon konsumenmu juga bisa menjadi penyebab sepinya usaha. Contohnya, kamu membuka tempat nongkrong dengan menu-menu mahal di pinggiran kota. Tanpa mengecilkan daya beli masyarakatnya, kurang tepat untukmu menjadikannya target pasar.

Usahamu bakal lebih cepat maju apabila kamu membidik para eksekutif muda. Atau, bukan target pasar yang diubah melainkan produk yang ditawarkan. Sesuaikan daganganmu dengan kebutuhan serta minat orang-orang di sekitarmu. 

5. Pindah lokasi

ilustrasi pemilik usaha (pexels.com/Melalaka)

Faktor lokasi usaha juga gak bisa diabaikan bila kamu membuka gerai. Terkadang, membuka usaha di tempat yang masih sepi mampu menjadikanmu seorang pelopor. Setelah beberapa waktu usahamu dapat begitu menguasai daerah tersebut.

Akan tetapi, selalu nilai apakah orang-orang di situ membutuhkan produkmu atau tidak? Kalau gak, sampai kapan pun usahamu tetap kurang diminati. Maka dari itu, mencari lokasi usaha tidak bisa sembarangan.

Sebelum menyewa tempat atau membangunnya sendiri, survei dulu kebutuhan dan kesukaan orang-orang di sekitarnya. Lokasi yang tepat bisa membuat orang yang tidak berniat membeli pun akhirnya mampir dan pulang membawa beberapa produk yang dijual. Membeli atau menyewa tempat di lokasi yang strategis memang mahal, tetapi hasilnya sepadan.

Baca Juga: 3 Tips Bikin Bisnis Restoran Bisa Menggaet Konsumen Loyal, Cuan Terus!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya