TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kecemasan Pasca Pisah dari Pasangan Toksik, Jangan Balik!

Terus melangkah maju dan tinggalkan masa lalu

ilustrasi kecemasan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Butuh keberanian besar dan tekad kuat untuk kamu mampu mengakhiri hubungan dengan pasangan toksik. Makin lama kalian bersama, makin sulit buatmu membebaskan diri dari ikatan yang penuh tekanan.

Setelah kamu berhasil berpisah darinya, masih ada kecemasan pasca pisah yang menyergapmu. Tak jarang ini membuatmu ingin kembali saja padanya. Tahan dirimu dari keinginan itu karena wajar bila kamu merasakan kecemasan di bawah ini:

1. Cemas telah bersikap berlebihan atas apa yang terjadi

ilustrasi duduk sendiri (pexels.com/Valera Moroz)

Kamu takut sekali kalau-kalau tidak menyikapi suatu peristiwa secara bijaksana. Kamu menuduh diri sendiri lebay dan kandasnya hubungan kalian tak lebih dari kesalahanmu. Jangan cepat memercayai pemikiran seperti ini.

Dirimu tidak dapat disebut berlebihan apabila pasangan sudah berkali-kali menunjukkan sikap toksiknya. Kamu telah berusaha bersabar semampumu. Ketika dia gak pernah mencoba memperbaiki perilakunya, telah semestinya kamu bersikap tegas dengan mengakhiri hubungan.

2. Cemas kamu tak bisa hidup tanpanya

ilustrasi di tepi pantai (pexels.com/PNW Production)

Saat rasa cemas ini datang, segera ingat bahwa sekarang pun kamu sudah tidak bersamanya. Apabila kini dirimu mampu hidup sendiri, tak ada alasan buat mengkhawatirkan hari-hari mendatang. Kamu justru bakal bertambah kuat.

Ingat-ingat pula betapa berbedanya kehidupanmu sebelum serta sesudah terjebak dalam hubungan yang toksik. Ketika itu, kehidupanmu dipenuhi kebahagiaan tanpa ada dirinya. Ini pula yang akan kamu alami sekarang dan seterusnya.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Membuat Pasangan Merasa Menjalani Hubungan Toksik

3. Cemas kamulah pemicu dari sikap toksiknya

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setelah berhasil lepas dari pasangan yang toksik, kamu akan memasuki fase perenungan yang panjang. Sering kali ini mengantarmu pada kecenderungan menyalahkan diri. Sikap toksik pasangan seolah-olah dipicu oleh kesalahanmu.

Seperti kamu sudah bersikap menjengkelkan, dirimu memang tidak menarik, tak pantas dicintai, dan sebagainya. Segera hentikan pemikiran yang menyudutkan diri. Apabila kamu larut dalam cara berpikir seperti itu, dirimu bakal mendatangi mantan buat meminta maaf. Sikapnya padamu pasti tambah buruk.

4. Cemas tidak akan mendapatkan pengganti yang 'sebaik' dirinya

ilustrasi merenung (pexels.com/Balazs Simon)

Saking cemasnya, dirimu akan terperangkap dalam bias penilaian atas mantan. Sekalipun ia sudah memperlakukanmu dengan begitu buruk, kamu seperti masih tidak yakin bahwa dirimu layak buat seseorang yang lebih baik darinya.

Kamu justru mulai berpikir bahwa dia sebenarnya cukup baik dan belum tentu ada orang lain yang mampu menyamai kebaikannya. Bukannya lega atas perpisahan kalian, dirimu tenggelam dalam penyesalan. Kamu merasa telah menyia-nyiakan seseorang yang sebaik itu.

Baca Juga: 5 Cara agar Bisa Berhenti Menuntut Sesuatu dari Pasangan, Stop Toksik!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya