TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sebab Orang Baik Mudah Kecewa, Salah Prioritas ketika Membantu

Kamu gak lantas jahat karena pilih-pilih 

ilustrasi berbaring merenung (pexels.com/SHVETS production)

Berbuat baik secara konsisten sangat dianjurkan. Dengan pembiasaan, kamu akan terbentuk menjadi pribadi yang baik. Keberadaanmu pun memberikan manfaat untuk banyak orang.

Namun, jangan harap kehidupan orang baik akan selalu menyenangkan. Kamu justru bakal cukup sering kecewa melihat cara orang lain merespons kebaikanmu. Pahami sebab orang baik mudah kecewa berikut ini agar dirimu lebih santai dalam berbuat kebaikan.

1. Tidak selektif dalam menunjukkan kebaikan

ilustrasi kekecewaan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sebaik apa pun niatmu, terimalah kenyataan bahwa tidak semua orang layak terus mendapatkan kebaikan darimu. Bukan artinya kamu boleh bersikap sebaliknya pada mereka, yaitu sengaja berbuat jahat. 

Namun, mungkin kamu perlu membatasi uluran tanganmu pada mereka yang seharusnya mampu berdiri sendiri. Demikian pula orang yang sama sekali tidak dapat menghargai kebaikanmu selama ini. Kamu tak perlu terus berbuat baik dan dilukai oleh orang yang sama.

2. Tanpa sadar berharap orang lain sebaik kamu

ilustrasi kekecewaan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tingkat kepekaan dan kemampuan orang berbeda-beda. Maka dari itu, jangan mengharapkan mereka bisa sebaik kamu. Balasan berupa ucapan terima kasih saja sudah cukup.

Hindari menginginkan orang-orang yang pernah dibantu kelak juga membantumu atau minimal menunjukkan kepedulian kala kamu susah. Cukupkan urusan perbuatan baikmu pada siapa pun hingga mereka menerimanya dengan baik pula. Gak usah memikirkan apakah mereka dapat sebaik itu padamu atau tidak.

Baca Juga: 5 Sebab Kita Masih Berharap Pada Orang Lain Meski Tahu Akan Kecewa

3. Orang baik dicemooh, orang dengan perilaku buruk dipuji

ilustrasi pria kecewa (pexels.com/Felipe Barboza)

Tidak tepat bila kamu menjadi orang baik demi mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Memang terasa menyesakkan kalau kamu sudah melakukan hal-hal baik, tetapi malah dicela. Sementara itu, orang yang perilakunya buruk dijadikan idola.

Akan tetapi, kamu tak bisa memaksa sekelompok orang melakukan hal sebaliknya. Barangkali dirimu berada di lingkungan yang kurang tepat sehingga kebaikan tidak diapresiasi dengan selayaknya. Ini bukan berarti kebaikanmu yang salah, kan?

4. Kebaikanmu terus dianggap kurang

ilustrasi kekecewaan (pexels.com/Kelly)

Di dunia ini ada orang yang sifatnya menyerupai wadah air yang berlubang besar di bagian bawahnya. Sebanyak apa pun air yang dituangkan ke sana akan habis tak berjejak. Wadah tetap kosong dan minta diisi.

Begitu juga beberapa orang bakal terus menganggap kebaikanmu kurang. Padahal, mereka yang kurang mensyukuri apa-apa yang telah kamu berikan. Dirimu tak perlu selalu menuruti kemauan mereka. Berhentilah kapan pun kamu merasa kebaikanmu pada mereka sudah cukup.

Baca Juga: 5 Cara Memulihkan Perasaan Kecewa, Segera Berdamai dengan Realita!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya