TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Gak Perlu Menggurui meski Sukses di Usia Muda

Yang belum sesukses kamu bukannya kurang usaha

ilustrasi sukses muda (pexels.com/Thirdman)

Sukses di usia muda merupakan prestasi yang harus diapresiasi. Sudah semestinya kamu maupun orang-orang terdekatmu merasa bangga. Namun, jangan jadikan keberhasilan ini sebagai bahan untuk menggurui orang lain.

Sebaiknya kamu tidak terlalu sering membicarakan kesuksesanmu di depan siapa pun. Kecuali, dirimu diminta oleh mereka untuk membagikan pengalaman serta tips sukses. Berikut akibat kurang baik dari gemar menggurui orang berbekal keberhasilanmu.

1. Teman sebaya melihat kesuksesanmu saja bisa insecure

ilustrasi menggurui (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Jika di sekitarmu tidak banyak orang yang mencapai kesuksesan di usia muda, bijaksanalah dalam bersikap. Bayangkan rasanya menjadi teman-teman sebayamu yang masih harus berjuang keras dalam hidupnya.

Walaupun kamu bermaksud untuk menyemangati, mereka dapat menangkapnya berbeda. Rasa insecure timbul dari diri mereka sebelum kamu mengatakan apa pun seputar kesuksesan yang diraih. Tak perlu memperburuknya dengan sikap menggurui.

2. Faktor kesuksesanmu belum tentu ada di kehidupan orang lain

ilustrasi menggurui (pexels.com/fauxels)

Kerja kerasmu bukanlah satu-satunya penyebab kamu dapat sukses di usia muda. Ada berbagai faktor yang mungkin berpengaruh besar seperti dukungan penuh keluarga, tiadanya beban lain yang harus dipikul, dan sebagainya.

Belum tentu orang-orang di sekelilingmu memiliki faktor-faktor kesuksesan tersebut. Temanmu barangkali minim support dan gak pernah bisa fokus belajar atau bekerja karena masalah rumit dalam hidupnya. Hindari menguliahinya tentang kesuksesan. Seakan-akan kehidupan kalian sama persis sehingga aneh sekali jika dia belum sesukses kamu.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Jadi Pengusaha di Usia Muda

3. Kamu masih bisa mengajak mereka maju bersama tanpa banyak bicara

ilustrasi sukses muda (pexels.com/Mikhail Nilov)

Misalnya, dengan merekrut teman-teman menjadi bagian dari timmu. Kamu tidak perlu berpanjang lebar mengajari mereka tentang kesuksesan. Kalian cukup bekerja sama dan dirimu sebagai leader memberi arahan seperlunya.

Perlahan-lahan mereka bakal belajar darimu perihal cara meraih tujuan. Begini lebih efektif dan membuat orang lain respek ketimbang dirimu gemar menceramahi mereka soal kesuksesan. Itu akan terdengar sebagai teori belaka bercampur omong besar.

4. Belum sesukses kamu tak berarti seseorang kurang usaha

ilustrasi menggurui (pexels.com/Karolina Grabowska)

Apakah semua orang harus sesukses dirimu? Tidak. Orang cukup mengusahakan pencapaian yang diinginkannya dan ini berbeda-beda setiap individu. 

Jika pun seseorang punya standar sukses yang sama sepertimu, keadaannya saat ini yang berbeda darimu jangan diartikan secara negatif. Gak usah terkesan menuduhnya kurang usaha. Kesuksesan bukan cuma tentang upaya manusia, melainkan juga waktu yang ditetapkan Tuhan. 

5. Suka menggurui membuatmu terkesan membanggakan diri

ilustrasi menggurui (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sukses di usia muda setelah melalui perjuangan berat tentunya bikin kamu bangga. Akan tetapi, bedakan rasa bangga ini dengan sikap membanggakan diri. Rasa bangga ada di dalam dirimu.

Sementara itu, membanggakan diri ialah ucapan yang ditujukan pada orang-orang di sekitarmu. Sudah semestinya kamu bangga luar biasa atas pencapaianmu. Akan tetapi, tidak usah sampai membanggakan diri yang membuat orang-orang malas mendengarnya.

Baca Juga: Sukses di Usia Muda? Pastikan Kamu Miliki 5 Hal Ini

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya