TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Jadi Pemimpin Muda yang Sukses, Jangan Tinggalkan Generasi Tua

#IDNTimesLife Sadari juga sisi lemahmu sebagai anak muda

ilustrasi pemimpin muda (pexels.com/Kampus Production)

Terpilih sebagai pemimpin di usia muda jelas merupakan prestasi sekaligus kesempatan yang tak boleh disia-siakan. Jangan takut untuk menerima serta menjalankan kepercayaan besar tersebut. Tunjukkan bahwa kamu memang punya kualitas diri seorang pemimpin terlepas dari usiamu yang masih muda dibandingkan yang lain.

Namun, dalam menjalankan tugas barumu sebagai pemimpin, kamu juga perlu berhati-hati. Ada sejumlah tantangan baik dari luar maupun dalam dirimu yang harus mampu kamu atasi. Mengingat orang-orang yang dipimpin lintas usia, terapkan lima tips berikut ini.

1. Lakukan pendekatan khusus pada anggota yang lebih tua

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kamu tidak bisa menyamaratakan sikapmu pada orang-orang di sekitarmu. Sama baik tentu wajib. Hanya saja, generasi yang lebih tua darimu memerlukan perhatian khusus ketika kemudi organisasi ada di tangan orang yang jauh lebih muda.

Sikapmu yang sembrono bakal membuat mereka tidak respek pada sosokmu maupun kepemimpinanmu. Padahal, kamu membutuhkan kerja sama dari seluruh pihak supaya tujuan bersama dapat tercapai. Kamu harus menunjukkan bahwa dirimu menghargai keberadaan dan kiprah mereka selama ini.

Baca Juga: 5 Tipe Pemimpin yang Disukai Bawahan, Pastikan Kamu Salah Satunya!

2. Jangan tinggalkan generasi tua sekalipun mereka kurang memahami teknologi terkini

ilustrasi pemimpin muda (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Adanya jurang usia antara kamu dengan sebagian orang yang dipimpin perlu dijembatani. Bukan malah kamu membawa anggota yang sama mudanya untuk memelesat dan mengabaikan anggota berusia tua yang kurang memahami teknologi terkini.

Kamu perlu bersikap arif. Pahamilah bahwa peran yang perlu diambil untuk memajukan perusahaan atau organisasi tidak hanya terkait teknologi terkini. Ada banyak peran lain yang memerlukan kemampuan-kemampuan khusus dan bukan tak mungkin anggota yang lebih tualah yang memilikinya.

Dengan kamu mampu mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan perusahaan buat melangkah maju dan kemampuan setiap anak buah, keduanya tinggal dicocokkan saja. Kurangnya pemahaman anggota yang berusia tua tentang teknologi tidak berarti mereka gak bisa apa-apa. Pengalaman kerja mereka sudah panjang, lho.

3. Sadari bahwa kepintaranmu barangkali belum diimbangi dengan pengalaman dan kebijaksanaan

ilustrasi pemimpin muda (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Nah, inilah yang wajib kamu akui dengan rendah hati. Kamu tentu dipilih menjadi pemimpin muda karena mempunyai sejumlah kemampuan yang tidak ada pada orang lain. Misalnya, dari segi kepintaranmu yang diprediksi mampu untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

Akan tetapi, jangan bersikap jemawa dan terlalu percaya diri. Di usia semuda ini, tidak mungkin seluruh kemampuanmu telah berkembang maksimal. Terpilihnya kamu saat ini sebagai pemimpin boleh jadi hanyalah kesempatan buat kamu makin mengasah kemampuan-kemampuan tersebut.

Kamu pastinya punya beberapa kemampuan yang mengungguli teman-teman. Kepintaranmu dalam suatu bidang diakui karena kamu baru selesai mempelajarinya sehingga ilmumu masih fresh. Namun, ingat bahwa jam terbangmu masih rendah dan kebijaksanaan masih serupa tunas dalam dirimu. Dengan menyadari kelemahan ini, kamu menjadi lebih berhati-hati dan mau mendengarkan orang lain.

4. Membangun suasana kekeluargaan tanpa menurunkan profesionalitas

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RODNAE Productions)

Suasana kekeluargaan bakal lebih mudah untuk menyatukan orang-orang dengan perbedaan usia yang signifikan. Orang yang dituakan akan melunakkan sikapnya pada rekan-rekan kerja yang dianggapnya seperti anak sendiri. Begitu pula anggota yang muda bersikap lebih hormat dan sabar pada orang yang usianya lebih banyak.

Jika suasana kekeluargaan tidak dibangun, orang-orang berusia tua pasti merasa tidak nyaman dikepung bahkan dipimpin oleh orang semuda kamu. Sementara itu, anggota berusia muda menganggap rekan kerja berusia tua gak berguna lagi dalam tim. Sebagai pemimpin, kamu punya tugas menyatukan mereka.

Baca Juga: 5 Ciri Pemimpin yang Baik, Berwibawa dan Menjadi Panutan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya