TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Bangun Karier di Bidang Teknologi dan Startup bagi Perempuan

Dibagikan oleh Tessa Wijaya, COO dan Co-Founder Xendit

Tessa Wijaya, Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit (dok. Xendit)

Women in Tech menjadi istilah yang kian ramai digaungkan di dunia kerja, terlebih sejalan dengan pertumbuhan teknologi yang pesat di Indonesia. Sayangnya, selama ini dunia teknologi, termasuk industri startup identik dengan dominasi kaum laki-laki.

Berdasarkan riset Boston Consulting Group (BCG), Indonesia bahkan memiliki rasio terendah di Asia Tenggara dalam proporsi perempuan yang bekerja di sektor teknologi, yakni hanya 22 persen. Hal ini berbanding kontras dengan negara-negara seperti Thailand dan Filipina, yang memiliki 48 persen tenaga kerja perempuan di sektor yang sama.

Salah satu sosok perempuan yang terjun ke dunia digital adalah Tessa Wijaya, Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit. Dalam semangat International Women’s Day (IWD) 2022, Tessa membagikan suka duka serta pesannya bagi para perempuan yang tertarik untuk memasuki industri startup dan teknologi.

Melansir rilis yang diterima IDN Times, berikut ini lima tips bangun karier di bidang teknologi dan startup bagi perempuan. Yuk, disimak!

1. Kuatkan mental dan hati untuk fokus pada kapabilitas diri sendiri

ilustrasi wanita karier. (Pexels.com/cottonbro)

Walau telah meniti pengalaman selama bertahun-tahun di bidang teknologi, bukan berarti Tessa bebas dari pengalaman diskriminatif. Faktanya, sebagai co-founder perempuan, ia juga pernah merasakan perbedaan perlakuan, seperti diremehkan atau diragukan oleh pihak lain.

“Ketika perempuan ingin memulai sesuatu yang baru, banyak orang yang lebih skeptis dan meragukan kita. Saya sendiri mengalami berbagai penolakan dan pendapat skeptis dari orang lain yang tentunya sempat membuat saya ragu dengan diri sendiri. Dalam beberapa kali rapat, misalnya, ketika saya mengatakan sesuatu, pihak lain tidak mau mendengarkan. Tapi ketika hal yang sama diucapkan oleh co-founder laki-laki, maka mereka langsung mematuhinya. Ini adalah tantangan tersendiri yang harus dihadapi sebagai pimpinan perusahaan perempuan. Tapi, kita harus kuat secara mental dan prinsip supaya bisa tetap percaya diri dan fokus melakukan hal yang benar tanpa memedulikan selentingan orang lain,” ungkap Tessa.

2. Gak ada yang mengalahkan kerja keras dan persiapan ekstra

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Vlada Karpovich)

Untuk bisa tampil menonjol dibandingkan rekan-rekan yang lain, kerja keras dan persiapan ekstra adalah kuncinya. Tessa menceritakan bahwa dua karakter inilah yang membedakan karyawan hebat dengan karyawan yang biasa-biasa saja.

Ayah Tessa juga yang mengajarkan untuk melatih kebiasaan bekerja dengan tulus dan sungguh-sungguh. Gak peduli apa pun jabatan di perusahaan, kita harus mau terlibat secara aktif dan turun tangan langsung jika dibutuhkan.

Baca Juga: 6 Akibat bila Suka Menjegal Karier Teman, Karier Sendiri Sulit Maju!

3. Berani bersuara

Ilustrasi meeting (pixabay.com/Free-Photos)

Untuk bisa mendobrak dominasi dan stigma yang ada, perempuan perlu bersikap lebih tegas dan berani bersuara dalam lingkungan pekerjaan. Misalnya, jangan takut untuk mengutarakan pemikiran atau ide-ide dalam diskusi kantor.

Hal tersebut penting agar membuat orang lain lebih menghormati, menghargai, dan mengakui kontribusi yang kita berikan kepada perusahaan. Namun, tegas di sini bukan berarti galak atau suka marah-marah tanpa alasan yang jelas, ya!

4. Terus belajar dan bagikan pelajaran itu ke orang lain

Tessa Wijaya dan tim (dok. Xendit)

Tessa menyadari bahwa hambatan utama dari para perempuan untuk terjun ke industri startup, fintech, atau teknologi adalah minimnya role model dan kesempatan yang tersedia. Oleh karena itu, salah satu misi utamanya di Xendit adalah membantu banyak perempuan untuk bisa meningkatkan karier dan jadi bagian dari generasi pemimpin di masa depan.

“Untuk mengajak semakin banyak perempuan terlibat aktif di sektor teknologi, kita perlu menjadi mentor yang baik bagi generasi yang lebih muda. Kita juga perlu mendukung mereka dengan kepercayaan diri, pengembangan keterampilan, dan penyediaan sumber daya agar mereka nantinya bisa mendirikan perusahaan sendiri di masa depan,” tambahnya.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Karier Menulismu, Coba Ikuti Lomba

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya