TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Red Flag dalam Job Description, Bisa Mengarah ke Toxic Company!

Wajib kamu ketahui dan perhatikan

Ilustrasi sedang membaca job description (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Ketika kamu baru memulai bekerja di suatu perusahaan, biasanya akan terdapat job description yang harus kamu kerjakan. Hal ini wajib kamu perhatikan dan pelajari, karena gak jarang terdapat beberapa red flag dalam job description yang bisa mengarah ke budaya atau lingkungan kerja toxic.

Lingkungan kerja yang toxic sebaiknya memang harus dihindari karena semakin lama kamu terjebak di dalamnya, maka akan semakin mengalami tekanan. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan kamu memiliki self-esteem yang rendah. Nah, inilah red flag dalam job description yang perlu kamu ketahui!

1. Deskripsi pekerjaan yang unik dan terkesan gak profesional

Ilustrasi sedang wawancara (pexels.com/Mikhail Nilov)

Gak jarang, beberapa perusahaan menggunakan bahasa yang gak profesional atau bahkan terkesan berlebihan. Misalnya, ketika sedang mencari posisi copywriter, mereka menggunakan diksi 'penyihir konten' atau 'master kata.'

"Perlu adanya tingkat kematangan profesional dalam deskripsi pekerjaan. Ketika deskripsi pekerjaan terlalu unik atau berlebihan, itu bisa menjadi sebuah red flag. Karena organisasi terkesan kurang profesional," ujar Anne Kelly, seorang career coach, dilansir The Muse.

Bahasa yang terlalu mencolok dan dibuat 'lucu' sebenarnya bisa menunjukkan bahwa perusahaan atau manajer perekrutan kurang memahami job description tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya pastikan job description yang kamu terima menggunakan bahasa jelas dan profesional.

2. Daftar job description yang ambigu

Ilustrasi sedang bekerja di laptop (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sudah seharusnya daftar atau deskripsi pekerjaan dibuat sejelas mungkin. Jika kamu merasa suatu job description kurang jelas dan terkesan ambigu, maka itu bisa menjadi salah satu red flag perusahaan. Hal tersebut biasanya terlihat juga saat wawancara.

Di mana, HRD atau atasan biasanya menghindari menjelaskan tanggung jawab secara detail sesuai job description tersebut.Jika memungkinkan, cobalah menguraikan sendiri tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam job description.

Dari uraian tersebut, biasanya akan terlihat seberapa banyak tanggung jawab yang dibebankan kepadamu. Kalau terlalu berlebihan, maka itu juga bisa menjadi red flag.

Dilansir HuffPost, Monica Torres, seorang senior reporter, menyebutkan bahwa toxic culture company biasanya akan mengacaukan pikiran karena deskripsi pekerjaan yang terlalu berat atau banyak. Pada akhirnya, hal itu membuat kamu mengalami lebih banyak stres dan kurang tidur.

Baca Juga: 5 Pelajaran Prinsip Hidup dari Pohon, Mengajarkan Etos Kerja

3. Jadwal atau jam kerja yang gak jelas

Ilustrasi atasan yang sedang menghubungi karyawan (pexels.com/Kampus Production)

Jam kerja menjadi hal yang penting untuk kamu ketahui karena nantinya kamu bisa menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu istirahat. Jika gak ada keterangan yang jelas tentang jam kerja, maka kamu akan kebingungan.

Dikutip The Muse, April Zimmerman, seorang penulis dan copyeditor, menyebutkan bahwa jam kerja yang kurang jelas bisa menjadi bukti kurangnya batasan seputar pekerjaan. Hal tersebut bisa mengarah pada budaya atau lingkungan kerja yang toxic, karena bukan hal yang gak mungkin jika atasan memberikan kamu pekerjaan di waktu istirahat atau libur.

4. Kisaran gaji yang terlalu luas

Ilustrasi sedang membaca job description (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Semua deskripsi yang dicantumkan oleh perusahaan memang harus bersifat sejelas mungkin. Mulai dari deskripsi pekerjaan, jam kerja, bahkan gaji atau kompensasi. Bahkan, biasanya terdapat beberapa perusahaan yang memberikan kisaran gaji terlalu luas, sehingga kisaran yang diberikan bukanlah angka pasti.

"Misalnya, perusahaan memberikan kisaran gaji dari Rp350.000 - Rp1.300.000. Itu adalah kisaran yang terlalu luas dan gak spesifik. Dengan kata lain, perekrut bisa jadi malah menarik negosiator terbaik, bukan orang yang paling ahli di bidangnya," kata Katrina Kibben, seorang CEO Three Ears Media, dilansir The Muse.

Hal tersebut menjadi tanda lain dari ambiguitas tentang deskripsi pekerjaan karena sudah seharusnya manajer atau tim perekrut mengetahui serta menawarkan gaji yang sesuai. Jika gak memberikan angka pasti, maka ini merupakan salah satu red flag yang sebaiknya kamu hindari.

Baca Juga: 5 Tips Bangun Hubungan Harmonis dengan Anak Meski Sibuk Kerja

Verified Writer

Nisa Meisa

Carpe Diem

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya