TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tips Menyikapi Keinginan untuk Resign dari Pekerjaan 

Mundur boleh, tetapi jangan hanya karena emosi sesaat, ya!

ilustrasi stres dalam bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bosan, lelah, bahkan burnout merupakan beberapa risiko yang sudah tentu bisa dialami oleh siapa pun yang menggeluti pekerjaan. Penyebab kejadian itu pun cukup bervariasi, mulai dari urusan beban kerja yang seperti tidak ada habisnya, rekan kerja yang sulit untuk bersikap kooperatif, hingga lingkungan yang terasa kurang nyaman. Jika stres sudah menumpuk dan sulit diatasi, biasanya akan terbit keinginan untuk resign alias mengundurkan diri dari pekerjaan.

Meski resign dirasa bisa menjadi solusi untuk melegakan hati dan menghempaskan seluruh beban pikiran, tetapi sebaiknya kamu tidak gegabah dalam mengambil keputusan tersebut. Pasalnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu supaya pilihan untuk melepaskan pekerjaan yang ditekuni saat ini tidak malah menambah masalah baru. Lantas, bagaimana agar tidak salah langkah? Coba pelajari beberapa tips untuk menyikapi keinginan resign berikut ini, yuk!

Baca Juga: 3 Pertimbangan saat Memutuskan Resign Kerja karena Lingkungan Toksik

1. Kenali betul penyebab munculnya keinginan untuk resign

ilustrasi seseorang yang sedang berpikir (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidak dapat dimungkiri bahwa bekerja memang bisa terasa begitu melelahkan, baik secara fisik mau pun mental. Setiap memulai hari, rasanya berangkat kerja menjadi satu-satunya hal yang tidak ingin dilakoni. Biasanya, situasi semacam ini dialami bila ada masalah terkait pekerjaan yang sekiranya tidak kunjung bisa diselesaikan dengan tuntas. Akibatnya, muncul dorongan untuk resign dengan harapan membuat keadaan menjadi lebih baik.

Sebelum benar-benar melayangkan surat pengunduran diri, alangkah baiknya untuk merenung dengan saksama. Kenali dulu apa yang sesungguhnya memberatkan hatimu dalam meneruskan pekerjaan. Jika memang masalahnya masih dapat diatasi, maka jangan terburu-buru mundur. Namun, bila memang ada sesuatu yang sudah tidak bisa ditoleransi dan membuat hidupmu semakin tidak nyaman, kamu boleh memilih untuk pamit. Intinya, jangan sampai keputusan resign hadir hanya karena emosi sesaat, ya!

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Belum Siap Resign, Jangan sampai Menyesal!

2. Perbaiki kualitas diri

ilustrasi kegiatan seminar (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Salah satu alasan seseorang ingin keluar dari pekerjaan adalah minimnya apresiasi yang diterima, padahal merasa bahwa dirinya punya banyak keunggulan. Sayangnya, orang tersebut mungkin lupa bahwa bisa saja ada beberapa rekannya yang jauh lebih hebat, menunjukkan kontribusi nyata untuk pihak pemberi kerja, serta berintegritas tinggi. Tidak heran apabila akhirnya perhatian tertuju pada orang-orang tersebut.

Jika kamu berada pada situasi yang demikian, sebaiknya lakukan evaluasi diri. Tingkatkan kualitas pribadi, seperti mengasah keterampilan komunikasi dan memertajam ilmu yang dikuasai alih-alih kesal dan mengundurkan diri. Siapa tahu, peluangmu untuk mendapat apresiasi yang lebih pantas akan terbuka lebar setelah kamu berusaha membuktikan kelayakanmu, bukan begitu?

Verified Writer

Ratna Kurnia Ramadhani

Sometimes a Vet, sometimes a writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya