TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menyesal Resign? Kamu Gak Salah Ambil Keputusan Kok, Hanya Saja...

Karena nggak selamanya salah ambil keputusan, membawa petaka...

under30ceo.com

Soal pekerjaan emang nggak bisa dipandang remeh. Mau gimana lagi? Hidup dan masa depan kita ada di sana. Karena itu, keputusan terkait pekerjaan juga nggak bisa diambil secara main-main. Hari gini, siapa yang masih suka main-main? Hati kamu?

Saking krusialnya ranah kehidupan satu ini, banyak orang yang kadang takut salah langkah dalam mengambil keputusan yang bakal memengaruhi karier mereka. Ada yang sudah nggak tahan dengan pekerjaan sekarang, namun memilih diam dan menikmati level aman saja karena ketakutan-ketakutan yang membayangi.

Dalam hidup, emang nggak selamanya jalan kita mulus. Ada kalanya, sekalipun semua sudah dipertimbangkan dengan baik, kita bisa saja “kepeleset” dengan pilihan yang kita buat. Biasanya, kalau sudah begitu, muncullah penyesalan.

“Andai waktu itu gue bertahan sedikit lagi di kantor lama.”

“Coba waktu itu gue nggak nekat resign.”

Dan berjuta andai lainnya.

Keputusan sudah diambil, konsekuensi harus dijalani. Kamu nggak bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Lupakan berandai-andai dengan masa lalu. Lupakan mantan-mantan (kantor)mu. Lantas, kita harus apa? Klise, tapi jawabannya memang hanya: cobalah berpikir positif. Mungkin, di dunia ini, nggak ada yang namanya “Salah Mengambil Keputusan”. Siapa tahu itu semua hanyalah feedback dari pilihan kita. Gimana maksudnya? Meski ditempatkan dalam kondisi yang tidak nyaman (bahkan lebih buruk dari sebelumnya), akan tetap ada sesuatu yang bisa kita ambil hikmahnya, termasuk ngak betah dan berasa menyesal karena da pindah kantor. Apa saja?

Mengenal Diri Sendiri

otherthanthat.com

Dengan mencoba hal baru, kita jadi menambah referensi diri kita tentang diri sendiri. Ketika kita hanya fokus pada satu hal dan tidak mencoba hal lain, dari mana kita bisa tahu kalau kita memiliki kemampuan di dunia lain? Dari mana kita tahu bahwa kita punya talenta yang lebih baik dari yang sedang kita lakukan tanpa mau mencoba sesuatu yang baru.

Ingat kata Einstein? Kita tidak akan menemukan sesuatu yang baru jika menggunakan cara yang sama (Hm, ini pake modifikasi sih). Mirip ketika kita mencoba suatu makanan. Misalnya, selama ini kita selalu menjauhi jengkol karena baunya yang nggak ada obat. Sampai suatu saat, kita nggak sengaja makan jengkol karena kita pikir kentang varian baru dengan tekstur yang lebih kenyal, kemudian kita jatuh cinta. Dengan begitu, kita jadi tahu bahwa diri kita suka sama jengkol, kan?

Mengetahui Passion

ogroup.com.au

Berbekal poin nomor satu tadi, ketika kita mengetahui apa yang kita sukai dan tidak, kita juga bisa mengetahui passion kita. Kita tahu kegiatan apa yang bakalan bikin kita excited pas melakukannya.

Mana bisa kerja dari passion, nggak bakal hidup!

Kebanyakan dari kita selalu mengaitkan istilah passion dengan hobi. Padahal, passion lebih dari itu. Sederhananya, dia ada apa pun yang senang kita lakukan, tak hanya sebatas hobi. Misalnya, kalian suka kegiatan menganalisis, kegiatan yang berkaitan dengan angka, kegiatan berdiskusi, kegiatan mengonsep, menciptakan sesuatu yang baru, terobsesi dengan segala sesuatu yang tampak rapi, dan hal lainnya. Hampir setiap perusahaan membutuhkan orang dengan bakat-bakat seperti itu. Termasuk kalau kamu memutuskan untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Bisa bekerja sesuai dengan kemampuan dan passion, hal yang diimpikan semua orang bukan?

Writer

Rena Widyawinata

an amateur writer who love to write (sometimes, when the idea is coming and the mood)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya