TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Keahlian yang Perlu Kamu Kuasai untuk Menjadi Pekerja Sosial

Gak hanya mengandalkan kesabaran dan ketelatenan

ilustrasi pekerja sosial (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bukan hanya memiliki kesabaran tinggi dan ketelatenan, pekerja sosial juga perlu mengembangkan keahlian soft skill lainnya untuk memenuhi tuntutan profesi. Berbagai keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui pelatihan, pendidikan, dan pengalaman. 

Sangat penting bagi kamu yang tertarik menjadi seorang pekerja sosial di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk selalu mengembangkan soft skill, agar tidak ketinggalan zaman serta memenuhi kebutuhan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya, inilah lima keahlian yang perlu kamu kuasai sebagai pekerja sosial. 

1. Organisasi

ilustrasi diskusi organisasi (pexels.com/Kampus Production)

Tidak bisa dimungkiri, bahwa pekerja sosial mempunyai jadwal yang sangat sibuk dan mempunyai banyak tanggung jawab. Sebut saja mendukung dan mengelola klien, bekerja sama dengan LSM atau instansi yang berhubungan, dan masih banyak lagi. 

Dengan kemampuan organisasi yang baik, kamu jadi bisa mengatur waktu dan tanggung jawab dengan baik. Tak hanya itu, keahlian ini juga membuatmu dapat memberikan keputusan terbaik dan bekerja lebih efektif, lho. 

Baca Juga: 5 Kegiatan Volunteer Ini Latih Jiwa Sosialmu, Mau Coba?

2. Dokumentasi

ilustrasi dokumen laporan (pexels.com/fauxels)

Sama seperti profesi lain yang suka mengalami kerepotan jika dokumen tidak tertata dengan baik, pekerja sosial pun tidak bisa menganggap remeh keahlian ini. Meski sering berada di lapangan, kamu tetap perlu menulis email, menyimpan berbagai daftar kontak, membuat laporan progres, serta mengatur rencana ke depan setiap klien. 

Dengan dokumentasi yang baik, kamu juga mudah membuka kembali berbagai berkas yang mungkin berhubungan dengan klien, instansi, atau kontak lain yang diperlukan saat ini. Jadi, latihlah keterampilan dokumentasi untuk memudahkanmu bekerja.

3. Advokasi

ilustrasi advokat (pexels.com/Sora Shimazaki)

Pekerja sosial harus dapat mewakili klien secara verbal untuk menghubungkan berbagai layanan, peluang, dan sumber daya baik dari organisasi nirlaba atau pemerintah. Kebutuhan skill advokasi akan semakin digunakan apabila klien tidak tahu cara mengadvokasi atau membela diri mereka sendiri. 

Bukan hanya itu, pekerja sosial juga memerlukan advokasi untuk mengkritisi dengan baik berbagai kebijakan baru yang tidak berpihak pada masyarakat. Selain itu pekerja sosial juga bisa mengajukan revisi kebijakan yang sudah usang atau membantu perluasan program yang masih kurang terlayani. 

4. Bekerja dalam tim

ilustrasi kerja sama tim (unsplash.com/Jason Goodman)

Pekerja sosial tidak bisa bekerja sendiri. Profesi yang satu ini memerlukan kolaborasi dengan orang atau instansi lain demi hasil terbaik. Sebagai contoh, pekerja sosial di bidang kesehatan mental memerlukan kerjasama dengan psikiater, psikolog, dokter kejiwaan, perawat kesehatan mental, dan komunitas di bidang kesehatan mental lainnya. 

Kerjasama ini sangat diperlukan agar kamu bisa membantu klien mendapatkan perawatan terbaik. Oleh karena itu, selalu latih keahlian bekerjasama dalam tim ini bersama dengan rekan kerjamu, ya. 

Baca Juga: 5 Kesalahan Freelancer dalam Mengatur Pekerjaan, Hindari agar Sukses!

Verified Writer

IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya