TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Gak Seharusnya Membuatmu Patah Semangat dalam Menulis

Bila ada hambatan, jangan keburu putus asa dulu ya!

ilustrasi gak semangat (unsplash.com/Alexander Grey)

Lumrah sekali dalam perjalanan sebagai penulis, kamu sesekali merasa tidak bersemangat untuk menulis. Bahkan, gak hanya penulis pemula saja yang sering mengalami hal ini. Penulis yang sudah lama berkutat di dunia kepenulisan pun tetap berpotensi merasakan semangat menulis yang menurun.

Tapi yang perlu diingat, gak semua hambatan bakal menghalangi prosesmu apalagi sampai membuatmu patah semangat untuk menulis. Kamu hanya perlu berusaha untuk merenung sejenak, kemudian mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Berikut dibahas lima penyebab patah semangat menulis beserta solusi penyelesaian yang bisa kamu coba!

1. Terpengaruh oleh banyaknya artikel yang pending

ilustrasi kehilangan semangat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Permasalahan artikel pending seperti ini sebenarnya gak bisa diprediksi. Ada kalanya artikel bisa terbit dalam waktu cepat, lama, atau bahkan gagal terbit sekalipun. Pun bila kamu merasa bahwa artikelmu sudah sangat layak untuk terbit, karena kamu benar-benar meluangkan effort untuk menulisnya. Hal tersebut gak menjamin bahwa artikelmu itu bisa segera di-publish.

Tapi, meski pendingnya artikel bikin kamu jadi sedih atau terpuruk. Jangan sampai hal ini membuatmu patah semangat untuk memulai menulis kembali, ya!

Sebab, selain karena waktu kurasi yang tidak menentu, barangkali ada faktor lain yang bikin artikelmu jadi pending. Mungkin saja topiknya kurang menarik atau artikelmu belum sesuai dengan ketentuan media yang dituju.

Sebagai penulis, kamu hanya bisa terus berusaha memperbaiki kualitas tulisan dan berharap agar editor mau melirik artikelmu.

Baca Juga: 7 Tips Membangun Kebiasaan Menulis, Pemula Wajib Tahu

2. Sedikitnya jumlah kunjungan artikel yang didapat

ilustrasi melihat kunjungan artikel (pexels.com/Monstera)

Memang sedih rasanya bila hanya sedikit yang membaca atau merespons artikelmu. Tapi, kamu juga gak bisa terus menggantungkan diri pada hal ini. Sebab, lagi-lagi persoalan seperti jumlah kunjungan artikel, gak bisa diprediksi perkiraannya bakal seperti apa.

Tapi, kamu bisa merubah mindset-mu akan hal ini agar tidak kehilangan semangat dalam menulis. Saat jumlah kunjungan artikelmu terbilang sedikit, misal hanya mencapai 10 pembaca. Maka ingatlah bahwa itu bukan angka yang kecil. Sebab, jika jumlah pembaca tadi dikumpulkan dalam satu tempat. Akan terlihat bahwa 10 orang manusia itu sebenarnya cukup banyak.

Contoh lainnya terkait soal respons pembaca. Kamu harus mengingat bahwa masih banyak orang yang hanya menjadi silent reader. Mereka membaca, tapi tidak memberikan reaksi apa pun terkait hal yang sudah dibacanya. Jadi, jangan sedih lagi bila gak ada yang memberi komentar pada artikelmu!

3. Merasa gagal sebagai penulis

ilustrasi murung (pexels.com/Ron Lach)

Saat membaca artikel penulis lain, umumnya akan ada banyak pemikiran yang hadir di kepalamu. Bisa pemikiran yang positif seperti merasa terinspirasi atau mendapat manfaat dari membacanya, bisa pula berupa pemikiran negatif seperti mempertanyakan kualitas tulisanmu yang tidak sebagus dia atau merasa gagal sebagai penulis karena tidak seberuntung mereka yang artikelnya rajin diterbitkan.

Meski begitu, sebenarnya hal seperti ini gak sepatutnya membuatmu jadi kehilangan semangat untuk menulis. Sebab, perjalanan menulis kamu dan dia berbeda. Membandingkan diri dengan penulis lain, tentu bagus jika kamu tergerak agar bisa bangkit menjadi penulis yang baik seperti mereka.

Tapi kalau sampai terpuruk, cobalah untuk menghentikan diri sejenak dari membaca artikel mereka agar keinginanmu untuk membanding-bandingkan tulisan bisa diredam sedikit. Setelahnya, mulai saja berkonsentrasi untuk menghasilkan tulisanmu sendiri.

4. Terpengaruh oleh kritikan pembaca

ilustrasi memberi komentar (pexels.com/cottonbro studio)

Mungkin kamu pernah dikritik soal materi tulisan yang terkesan sepele atau tidak penting untuk diangkat, cara menyajikan tulisan yang kurang enak dibaca, atau mendapat komentar buruk terkait kekeliruan dalam pembahasan yang kamu angkat.

Meski semua kritikan tadi bikin kamu down. Jangan sampai kamu jadi patah semangat hingga enggan untuk menulis kembali. Dalam pekerjaan apa pun itu, mustahil jika prosesnya akan selalu berjalan mulus. Pasti ada masanya hambatan muncul di hadapan kita.

Untuk persoalan kritikan pembaca, sebenarnya masih ada solusi yang bisa dicoba untuk mengatasinya. Kamu hanya perlu bangkit dan mencoba membenahi diri terkait kesalahan yang pernah kamu perbuat sebagai penulis. 

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Riset Sebelum Menulis, Gak Cuma Bikin Berobot

Verified Writer

Hay Lee

Nulis karena bingung mau ngapain lagi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya