TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Sikapi Atasan yang Otoriter, Buang Rasa Takutmu!

Semakin takut, maka semakin mempengaruhi produktivitasmu

ilustrasi atasan otoriter (pexels.com/Yan Krukov)

Dalam dunia kerja tentu kamu dan pekerja lainnya tidak bisa memilih tipe atasan seperti apa yang kamu mau untuk kamu bekerja sama. Kamu tidak akan selalu bisa mendapatkan atasan dengan tipe yang baik dan suportif, kamu juga bisa bertemu dengan tipe-tipe atasan yang lainnya.

Salah satunya adalah tipe atasan yang otoriter terhadap bawahannya. Apapun tipe atasanmu, dialah yang akan mengatur kerja para bawahannya, termasuk dirimu. 

Buang rasa takutmu terhadap atasan yang otoriter, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kinerjamu. Mulai dari tidak berani bertanya hingga tidak berani mengemukakan ide yang kamu miliki karena takut oleh atasanmu tersebut.

Oleh karena itu, kamu harus bisa menyikapi atasanmu jika memang kamu bekerja dengan atasan yang otoriter. Yaitu dengan lima cara ini. 

1. Jangan semua yang dilakukan atasan kamu masukan ke dalam hati

ilustrasi baper (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Tipe atasan yang otoriter biasanya akan bersikap keras. Nah, di sini kunci agar kamu bisa menyikapi atasanmu tersebut dengan profesional, yaitu dengan tidak membawa segala hal yang dilakukan atasan ke dalam perasaanmu. Jangan sedikit-sedikit kamu mudah baper karena sikapnya atau karena apa yang diucapkannya. 

Jika atasanmu marah karena memang kamu salah atau pekerjaanmu tidak sesuai dengan arahannya, maka hal tersebut wajar terjadi. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa hanya karena sedikit kesalahan yang kamu lakukan, maka atasanmu seharusnya tidak marah padamu.

Yang perlu kamu pahami bahwa atasan otoriter itu sensitif akan kesalahan, jadi jika kamu tidak mau atasanmu marah dan bersikap keras padamu, maka berhati-hatilah saat bekerja, termasuk saat mengumpulkan pekerjaan yang diberikannya. 

Tidak perlu merasa sakit hati atas omelan yang disampaikan oleh atasanmu. Apalagi jika memang karakternya ceplas-ceplos, maka seharusnya kamu tahu bahwa memang seperti itulah sifatnya.

Oleh karena itu, hindari baper atas sikap dan ucapan atasan yang otoriter. Ingat terlalu baper juga gak baik untuk dirimu, karena bisa mengganggu kesehatan mentalmu. 

Baca Juga: 5 Etika Meminta Kenaikan Gaji dengan Atasan, Harus Bagaimana?

2. Tetap fokus bekerja dengan sebaik dan semaksimal mungkin

Ilustrasi fokus bekerja (pexels.com/bongkarn thanyakij)

Suasana, situasi dan kondisi tempat kerja tentunya akan menjadi tegang apabila kamu memiliki atasan yang otoriter. Misalnya kamu dan rekan kerja lainnya harus berhati-hati saat bersikap dan berbicara, apalagi jika dilakukan di jam kerja. Bisa-bisa atasanmu malah akan mengomel karena berpikir kalian sedang bergosip dan melupakan pekerjaan. 

Belum lagi jika salah satu rekan kerja melakukan kesalahan, maka omelan atasan tentunya akan terdengar oleh rekan kerja lainnya dan membuat ruangan kerja menjadi tegang. Walau seperti itu, kamu tetap harus fokus dalam bekerja.

Kerjakan tugasmu dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Jangan jadikan alasan memiliki atasan otoriter sebagai dalih produktivitasmu yang menurun. 

Jika kamu tidak mau mendengar omelan atasanmu, maka jangan lakukan itu. Lakukan usaha apapun agar kamu tidak mudah terganggu karena bisa membuyarkan konsentrasimu.

Jangan sampai kamu menjadi salah satu karyawan yang ditandai oleh atasan otoriter karena sering tidak fokus dan melakukan banyak kesalahan saat bekerja. Percayalah jika hasil kerjamu bisa memuaskannya, maka kamu tidak akan mendengar omelannya yang mungkin sedikit kasar karena sifat otoriternya tersebut. 

3. Hindari menentang tugas dan perintah dari atasan

ilustrasi menerima tugas atasan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tahukah kamu? Bahwa salah satu karakter atasan yang otoriter adalah tidak suka jika ada bawahan yang melawannya, terutama dalam hal pekerjaan. Misalnya seperti menentang tugas dan perintah yang diberikannya perihal pekerjaan tambahan.

Pada dasarnya selama tugas dan perintah tersebut memang masuk dalam job description-mu maka itu adalah tanggung jawabmu. Menolak perintah atasan dengan mengatakan bahwa ada pekerjaan utama dan penting lainnya yang sedang kamu kerjakan malah akan membuatnya berpikir kamu menentangnya.

Jauh lebih bijak jika tugas tambahan tersebut kamu ambil, namun kamu juga meminta waktu tambahan deadline apabila memang ada pekerjaan besar dan penting yang sedang kamu lakukan, di mana hal tersebut menyita banyak waktu kerjamu.

4. Berani mengambil sikap

ilustrasi menyampaikan ide (pexels.com/August de Richelieu)

Memiliki atasan otoriter memang bersikap lebih tegas dan keras dalam memimpin bawahannya. Namun bukan berarti kamu selalu ketakutan saat berhadapan atau tatap muka dengan atasanmu, sehingga kamu selalu mengiyakan apa yang dikatakannya tanpa banyak berkomentar. Jangan lakukan itu, kamu berhak untuk menyampaikan pendapatmu. 

Apalagi jika itu menyangkut pekerjaanmu. Jadi, katakanlah pendapat dan idemu tersebut. Berani mengambil sikap bukan berarti kamu menentangnya.

Jangan selalu berpikir bahwa atasan otoriter akan menghukummu, jika kamu tidak melakukan kesalahan maka tidak ada alasan baginya untuk menghukummu. 

Baca Juga: 6 Cara Menghadapi Atasan Toksik di Kantor, biar Kamu Gak Tertular!

Verified Writer

Shella Rafika Sari

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya