TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hindari, 5 Sikap Buruk Kontributor Penulis Media Massa

Yuk jadi penulis bijak dan pintar

pexels/startup-stock-photos

Menulis di media massa itu ada seninya. Salah satunya terkait dengan sikap untuk menghadapi berbagai situasi saat berkontribusi melalui tulisan. Tentunya akan banyak kemungkinan yang dihadapi, mulai dari proses menulis ide sesuai dengan topik dan target pembaca, menunggu naskah yang dimoderasi, hingga gangguan teknis lainnya. 

Kontributor penulis bukan hanya sekadar menyalurkan hobi menulis, namun juga mengupgrade sikap saat menghadapi sesuatu. Nah, sayangnya ada beberapa penyakit menulis, khususnya sikap yang harus diperbaiki. Yuk coba simak 5 sikapnya, adakah kamu salah satunya?

1. Gak sabaran, naskah baru saja dimoderasi sudah menuntut segera diterbitkan

pexels/bruce mars

Hayo...siapa yang gak sabaran, angkat tangan? Nah salah satu sikap yang umum terjadi bagi kontributor penulis adalah rasa tidak sabar menunggu. Inginnya sekali tulis langsung terbit tanpa moderasi. Jangan lah ya, editor kan tidak hanya menghadapi tulisan kita saja. Kalau memang naskah kita layak, mau moderasi seminggu pun pasti akan dilirik. Sabar, mie instan saja masaknya masih dimasak kan? 

2. Malas membaca, ingin segera terbit tapi aturan satupun tidak ada yang diperhatikan

unsplash/firsara

Bagi penulis pemula maupun yang sudah lama, sudah menjadi ketentuan bahkan kewajiban pribadi untuk mengenali aturan penulisan yang diberlakukan. Tentu ini juga demi kualitas artikelmu. Setiap platform pasti memiliki aturannya masing-masing. Kalau membaca aturan saja tidak mau, bagaimana akan menghasilkan kualitas artikel seperti yang editor mau? Yuk, biasakan membaca ketentuan, jangan malas-malasan. Salah-salah bisa ketergantungan bertanya orang dan tidak ada inisiatif untuk meningkatkan keingintahuan. 

Baca Juga: 6 Manfaat Menulis Surat Cinta, Bisa Memperkuat Hubungan Kalian lho

3. Terlalu memikirkan naskah yang sedang dalam moderasi hingga lupa untuk menulis artikel selanjutnya

pexels/punttim

Sikap terlalu terpaku pada artikel yang sedang dimoderasi ini wajib dihilangi, loh. Kalau dipertahankan, akan menyebabkan kamu semakin tidak produktif untuk menghasilkan tulisan. Naskah yang belum bisa diterbitkan memang dalam antrian moderasi editor. Alangkah baiknya, jika sudah dikirimkan, lupakan dan terus berkarya dengan tulisan lainnya. 

4. Tidak mau belajar dan antikritik, merasa hanya tulisan dia yang terbaik

pexels/energepic.com

Adapula penyakit penulis yang tidak mau merefleksi diri apa yang menyebabkan artikelnya tidak bisa diterbitkan. Alih-alih memeriksa kekurangan untuk menjadi perbaikan, kritik dan saran yang disampaikan pun dihiraukan. Jangan sampai hati dikuasai sifat seperti ini ya. 

Baca Juga: Caramu Menulis Huruf Ini Bisa Tunjukkan Kepribadianmu!

Verified Writer

Vita Ayu Kusuma Dewi

IG : @vitaakdewi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya