TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Kamu Sedang Menghadapi Bos Narsis, Atasi Pakai Cara Ini!

Kamu suka dibully? Karyamu dicatut sebagai idenya? Fix, nih!

Imdb.com/TM and2006 Twentieth Century Fox

Apakah kamu pernah punya bos yang sangat narsis? Pasti sangat tidak enak, ya! Arti "narsis" di sini gak cuma merujuk sama suka berfoto-foto lho! Narsis yang dimaksud adalah suka memandang dirinya paling baik sendiri, sehingga orang lain dianggap sekedar remah-remah saja.

Terus apa tandanya dan gimana caranya menghadapi bos macam begini? Ini dia jawabnya, tujuh tanda kalau kamu sedang menghadapi bos narsis dan cara mengatasinya.

1. Ada kalanya kamu dipuji, lain kali kamu juga dibenci. Atasi dengan membalikkan omelannya ke fokus pembicaraan kalian

Pexels/Pixabay

Ketika kamu dapat bekerja dengan memuaskan, pastinya kamu memuaskan hati bosmu dan kamu dipuji-puji. Tapi kalau kamu bikin kecewa sedikit saja, dia akan membencimu untuk berikutnya.

Maka jika sewaktu-waktu dipuji, janganlah kamu bersenang hati karena ia melakukannya untuk kepentingannya saja. Jika ia mulai mengomel dan memarahimu, balikkan saja omelannya ke fokus tujuan kalian berdua. Misalnya:

"Saya tidak yakin jika komentar Bapak/Ibu saat ini bisa membantu menyelesaikan masalah. Kalau boleh tahu, perubahan atau tujuan spesifik apa yang Bapak/Ibu inginkan? Bisakah saya mendiskusikannya dengan Bapak/Ibu dan meminta bantuan?"

2. Ia menolak membicarakan hal lain selain dirinya sendiri. Karena kebiasaan ini sulit diubah, cara manjurnya adalah mengubah ekspektasimu

Pexels/Christina Morillo

Ketika sedang berkumpul, sejauh apa pun kamu membicarakan sesuatu, topik pembicaraan akan kembali ke bos lagi. Baik soal dirinya atau pendapatnya. Tipe bos seperti ini adalah tipikal yang senang memiliki banyak "fans". Ia adalah tokoh utamanya dan yang lain hanyalah pendengar setia.

Ia menganggap semua cerita-ceritanya amazing walaupun sesungguhnya berlebihan. Satu-satunya cara adalah hapus ekspektasimu agar ia bertingkah laku logis. Dengan begitu, setidaknya kamu bisa menempatkan posisi bosmu dengan benar dalam pikiranmu.

3. Ide-idemu kerapkali dibilang sebagai idenya. Dengan kecanggihan teknologi, kamu tinggal arsipkan hasil karyamu dalam screenshot

Pexels/rawpixel.com

Kesel gak sih kalau ide-ide brilianmu yang berhasil, suatu saat diakui hasil karya bos dalam lingkungan internal dan eksternal kantor? Bagaimana tidak? Jerih upayamu seakan tidak diakui dan seolah-olah dicuri.

Tapi tenang saja! Sebagai pemilik ide orisinil, kamu pasti punya bukti-bukti otentik dalam proses pengerjaannya bukan? Entah itu email, nota/kwitansi, percakapan dalam aplikasi pesan, foto, file data, dan lain sebagainya. Arsipkan semua itu dalam satu folder rapi dan backup di beberapa penyimpanan. Jika klaim tak bertanggung jawab itu terjadi lagi, kamu punya data kuat untuk menyanggah.

Baca Juga: 6 Trik Wawancara Kerja yang Bikin HRD Terpikat, Pasti Diterima Deh!

4. Ia kerapkali mengkritik orang yang buruk-buruk, tapi ia anti dikritik balik. Gampang saja, kritik dengan positif dan akhiri permintaan bantuan

Pexels/rawpixel.com

Seseorang yang narsis tidak menerima sekecil apa pun kritik buruk untuknya. Di matanya, ia sempurna dan banyak berkorban. Makanya tidak mudah memberi kritik untuknya. Tapi kamu tetap bisa memberi kritik dengan teknik sandwich.

Dinamakan begitu karena menggunakan teknik penyampaian yang berlapis. Mulailah dari berterimakasih, memberi pujian, lalu sampaikan harapan, dan tanyakan kesediaannya untuk membantu.

Terimakasih Pak/Bu untuk bantuannya di event kemarin. Tanpa bantuan Bapak/Ibu saat menghadapi komplain sponsor, mungkin kami semua harus menanggung rugi yang lebih berat lagi. Kami ingin tahu, apakah ke depannya kami bisa meminta tolong bantuan Bapak/Ibu untuk ikut memastikan dan memberikan bimbingan ke partner terkait agar hal ini tak terulang kembali? Mengingat partner kerja kita semua adalah rekanan pribadi dari Bapak/Ibu dan lebih mempercayai arahan Bapak ketimbang kami yang harus menyampaikan secara tegas berulang-ulang kali. Mohon bantuannya, ya Pak/Bu.

5. Ia ingin masuk ke semua hal walaupun ia tidak kompeten. Saat ada prestasi dan ia yang dapat timbal balik, mungkin ini saatnya kamu pergi

Pexels/rawpixel.com

Seseorang yang narsis umumnya bersikap sangat manipulatif dan superior. Mereka akan melakukan apa pun supaya terlibat dan dianggap berjasa. Namun yang menyebalkan adalah ketika kerjamu atau tim kamu berhasil, lantas ia yang dapat namanya. Ia yang mendapatkan kontraprestasi yang nyata, bukan kamu. Duh!

Kalau kayak gini, mendingan kamu cari pekerjaan baru deh! Perusahaan atau lingkungan yang memberikan prestasi buat orang yang kurang empati dan kejam itu bukanlah tempat yang ingin kamu hidupi selamanya. Cuma makan hati!

6. Ketika membuat kesalahan, minta maaf pun tidak. Kamu ingin mengubahnya? Katakan sesuatu yang membuatnya merasa dibantu berpikir

Pexels/rawpixel.com

Kebanyakan bos yang narsis kerap kali menyangkal jika telah melakukan suatu hal yang salah. Mereka akan selalu mencari orang atau sebuah situasi yang bisa dijadikan kambing hitam. Kunci mengatasi bos kayak gini adalah katakan sesuatu yang membuatnya terbantu. Bukan sesuatu yang menjatuhkan atau menyudutkannya karena ia suka tetap memegang kontrol. Misalnya:

Ke depannya, saya ingin tahu apa yang terjadi jika kita melakukan strategi-strategi yang kemarin diperjuangkan oleh tim marketing. Menurut Bapak/Ibu bagaimana?

Atau bisa juga menggunakan teknik sandwich seperti:

Sebenarnya anjuran Bapak/Ibu kemarin soal strategi awareness bagus sekali dan outstanding. Saya rasa semua pasti sepakat jika Bapak/Ibu memberikan lebih banyak lagi anjuran-anjuran lainnya yang bisa kami pilih dan putuskan bersama. Bagaimana jika selanjutnya, kami mencoba dengan strategi awareness yang sempat diusulkan tim marketing?

Gimana? Lebih sopan dan menarik kan daripada langsung menuding ide bos tidaklah brilian?

Baca Juga: Meski Bukan Bos, Ini 7 Cara Mengasah Skill Kepemimpinanmu di Kantor

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya