TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Skill Kerja yang Harus Dikuasai Seorang UI/UX Designer

Ternyata gak cukup hanya bisa desain saja

Keahlian yang harus dikuasai untuk menjadi UI/UX Designer (pexels.com/Fabian Wiktor)

Profesi UI/UX designer kini makin hits semenjak beberapa industri mulai beralih menuju transformasi digital dengan adanya pembuatan website atau aplikasi. Secara umum, UI adalah singkatan dari user interface sedangkan UX adalah user experience. Walaupun dikenal selalu berdampingan, tapi kedua hal ini memiliki fungsi yang berbeda, lho. 

Karena berbeda, maka profesi ini menuntut beberapa skill kerja bagi UI/UX. Bagi kamu yang hendak terjun ke profesi ini, berikut skill kerja bagi UI/UX yang perlu kamu kuasai. 

1. Kemampuan mendesain

Keahlian yang harus dikuasai untuk menjadi UI/UX Designer (pexels.com/Michael Burrows)

Kemampuan wajib pertama yang dimiliki seorang UI/UX designer adalah mampu membuat desain interaktif setiap halaman. Sehingga tampilannya memudahkan user untuk memahami informasi dan melakukan akses selanjutnya. Minimal kamu harus menguasai aplikasi desain seperti Figma, Adobe XD, Corel, Sketch dan lain-lain.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan ini adalah dengan lebih banyak bereksplorasi, memulai dari mencontoh karya orang lain kemudian mengembangkan atau tergabung dengan komunitas designer. Tentunya dibutuhkan latihan yang intens. Nantinya dari hasil desain yang kamu buat seperti tulisan, bentuk, dan gambar, informasinya harus sampai kepada pengguna tanpa menciptakan adanya kesalahpahaman.

2. Kemampuan meneliti atau riset

Keahlian yang harus dikuasai untuk menjadi UI/UX Designer (pexels.com/fauxels)

Pada dasarnya, fungsi UI/UX designer harus bisa melakukan riset adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan jelas atas penyebab permasalahan yang sedang terjadi antara developer dengan user.

UI/UX designer harus mengumpulkan informasi dengan lebih spesifik dari sumber yang jelas atau stakeholder. Tak hanya itu, UI/UX designer juga harus bisa mengelola informasi yang didapatkan dalam bentuk yang lebih sederhana.

Salah satu tujuannya juga untuk melakukan user testing. Sehingga dengan kemampuan riset, kamu bisa merencanakan, mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dengan metode penelitian yang tepat. Adapun kerangka kerja serta panduan penelitian UX dibagi menjadi 5 tahapan yaitu discover, explore, test, dan listen.

Baca Juga: 5 Platform Media Sosial yang Cocok Bagi Desainer dan Seniman

3. Kemampuan menganalisa dan kolaborasi

Keahlian yang harus dikuasai untuk menjadi UI/UX Designer (pexels.com/Startup Stock Photos)

Erat kaitannya dengan kemampuan riset, proses menganalisa ternyata juga sangat dibutuhkan oleh seorang UI/UX designer. Kemampuan ini berfungsi untuk mengurai satu-persatu masalah menjadi beberapa bagian, kemudian menggabungkan atau menghubungkan bagian satu dengan lainnya untuk mendapatkan kesimpulan masalah secara keseluruhan dengan jelas.

Kemampuan ini penting karena UI/UX designer harus bisa membuat penyelesaian masalah atau kebijakan dalam mengatasi suatu permasalahan. Selain itu analisa juga tidak bisa dilakukan sepihak harus bisa kolaboratif.

Hasil akhir UI/UX adalah produk dari kerjasama beberapa tim yang juga melibatkan developer atau programmer, baik itu dari sisi website maupun aplikasi mobile. Sehingga kemampuan bekerja sama dengan berbagai pihak akan sangat dibutuhkan seorang UI/UX designer.

4. Kemampuan Wireframing dan Prototype

Keahlian yang harus dikuasai untuk menjadi UI/UX Designer (pexels.com/Fabian Wiktor)

Wireframe adalah blueprint atau kerangka kerja bagi para UI/UX designer. Tahapan ini merupakan gambaran 'kasarnya' setiap halaman sebuah website atau aplikasi sebelum tahapan eksekusi mockup. Sehingga UI/UX designer memberikan rencana kerjanya seperti apa tata letak pada setiap halaman website atau aplikasi.

Ide dan konsep seorang UI/UX designer kepada pengguna adalah berdasarkan blueprint. Sebelum wireframe dimulai, UI/UX designer menentukan dulu alur dan konten interaksi antara user dengan aplikasi atau websitenya.

Berbeda dengan prototipe, prototipe adalah desain digital yang sudah dilengkapi dengan detail. User sudah bisa menggunakan produk sampelnya, meski belum keseluruhan.

Baca Juga: 6 Tips untuk Menjadi Orang yang Profesional dalam Pekerjaan

Verified Writer

Vivi Ramadyah

Life at Instagram @viviramadyah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya