TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Strategi Pembelajaran Ampuh yang Wajib Guru Tahu

Biar kelas gak boring

Ilustrasi strategi pembelajaran seorang guru (pexels.com/RDNE Stock project)

Pendidikan yang efektif, tidak hanya bergantung pada penyampaian materi yang dipaparkan oleh seorang guru. Tetapi, keterlibatan seorang siswa dalam memahaminya pun merupakan peran yang tidak kalah pentingnya. 

Sebagaimana yang kita tahu, bahwa seorang guru seringkali kewalahan atas pembelajaran yang dirinya emban. Sehingga, menimbulkan rasa kurang percaya diri ketika akan menyampaikan materi pembelajarannya.

Maka, sudah semestinya jika seorang guru mempunyai beragam strategi dalam proses pembelajaran. Jika dilansir berbagai sumber, berikut ini beberapa strategi pembelajaran yang ampuh. Apa saja? Berikut penjelasannya!

1. Strategi 80:10, ciptaan Vilfredo Pareto

Ilustrasi penerapan praktik dalam pembelajaran (pexel.com/Tima Miroshnichenko)

Strategi pertama yang bisa kamu gunakan adalah prinsip Vilfredo Pareto. Dilansir education world, prinsip ini berfokus pada aturan 80:20. Atau sederhananya, 80 persen persen pemahaman yang diterima seorang murid, berasal dari 20 persen kegiatan praktik. 

Maka, langkah pertama yang dilakukan seorang guru adalah buatlah daftar materi yang akan disampaikan pada hari pengajaran. Langkah selanjutnya, buatlah praktik yang mencangkup keseluruhan materi tersebut.

Dengan begitu, diharapkan para murid akan lebih memahami terhadap materi yang telah disampaikan. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa praktik merupakan salah satu kunci pembelajaran yang dapat diingat dengan kuat di pikiran murid, ketimbang harus menghafalnya.

Baca Juga: Alat Baru Google for Education, Cocok untuk Kegiatan Belajar Mengajar!

2. Strategi rule of three

Ilustrasi pembelajaran tanya jawab (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Strategi kedua yang bisa kamu gunakan adalah Rule of Three. Dilansir edutopia, prinsip ini telah banyak digunakan para pengajar di berbagai bidang. Selain karena mudah pelaksanaannya, manfaat lain dari strategi ini memberikan kepercayaan lebih terhadap para murid untuk terus mengulangi materinya demi mendapat hasil yang maksimal. 

Sederhananya, seorang guru membuat tiga langkah penting dalam proses pembelajaran. Langkah pertama, saat guru menyampaikan materi, buatlah murid terlibat dalam pemaparan, baik berupa tanya jawab singkat atau yang lainnya.

Langkah kedua, berikan kesempatan kepada para murid untuk memahami materi lebih mendalam. Hal tersebut bisa dalam bentuk pengelompokan kecil maupun pemberian waktu untuk memahaminya secara individu.

Langkah terakhir, buatlah sebuah praktik yang berkaitan dengan materi dan kesukaan mereka. Selain menumbuhkan rasa ketertarikan yang berlebih, materi yang disampaikan pun akan lebih teringat dengan mudah.

3. Strategi perbandingan 10:2:2

Ilustrasi pemaparan materi (pexel.com/Tima Miroshnichenko)

Strategi selanjutnya adalah menerapkan perbandingan 10:2:2. Menurut laporan jurnal Student Engagement and Coaching Around the 10-2-2 Strategy (2017), strategi ini menganjurkan seorang guru untuk tidak berbicara lebih dari 10 menit, memberikan 2 menit untuk memahaminya secara individu, dan 2 menit untuk memahaminya secara kelompok.

Hal tersebut ditujukan agar guru dan para murid dapat lebih banyak berdiskusi terkait materi yang disampaikan. Selain itu, memberikan para murid sudut pandang yang berbeda terkait materi yang disampaikan. 

Dengan metode tersebut, dilaporkan bahwa keterlibatan siswa yang mengerjakan tugas meningkat 37 persen, dan guru sendiri melaporkan bahwa dengan strategi 10:2:2 ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Pada akhirnya, keterlibatan antara guru dan murid merupakan salah satu cara dalam membangun pembelajaran dan prestasi akademik yang baik.

4. Strategi perbandingan 5:1

Ilustrasi interaksi positif yang dilakukan seorang guru (pexel.com/ Yan Krukau)

Strategi selanjutnya adalah menggunakan perbandingan 5:1. Dilansir education and behavior, bahwa strategi ini cenderung digunakan untuk membantu perkembangan murid dalam hal berperilaku.

Sederhananya, strategi ini digunakan untuk menimbulkan rasa kedekatan antara guru dan murid dengan melakukan lima hal positif. Dengan tujuan meningkatkan perilaku, keterlibatan, dan perkembangan murid saat di sekolah. Maka saat murid merasa terhubung, mereka secara alami akan lebih termotivasi untuk melakukan banyak hal yang lebih baik, salah satunya mencapai prestasi akademik.

Adapun hal-hal positif yang bisa dilakukan seorang guru kepada murid adalah dengan memperbanyak interaksi positif. Seperti memberikan pujian atas pengerjaan tugas rumah, memberikan dukungan motivasi, hingga memberikan kepercayaan dalam hal-hal kecil. 

Baca Juga: 5 Tips Mengajar Anak untuk Menetapkan dan Mencapai Tujuan, Catat!

Writer

Yogi Bagus Prasetyo

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya