Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi interview kerja (pexels.com/@edmond-dantes)

Job hopping merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang sering berpindah tempat kerja. Ada banyak faktor yang mendasari keputusan ‘loncat’ karier tersebut.

Lantas, seperti apa perspektif kaum Millennials dan Gen Z terhadap fenomena job hopping? IDN Times telah menghimpun data survei dari 211 responden sejak 20 Januari - 20 Maret 2022.

Dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap hasil surveinya. Termasuk seperti apa dampak menjadi kutu loncat terhadap perjalanan karier. Selamat membaca artikel di bawah ini!

1. Apa itu job hopping?

infografis fenomena job hopping untuk Millennials dan GenZ (IDN Times/Aditya Pratama)

IDN Times telah menggelar survei kepada 211 responden untuk mengetahui pandangan mereka tentang konsep job hopping. Responden survei terdiri dari 65,9 persen perempuan dan 34,1 persen laki-laki.

Berdasarkan kelompok usia, survei ini paling banyak diisi oleh masyarakat berusia 21-25 tahun (47 persen). Lalu, kelompok usia 26-30 tahun (26,5 persen), kelompok usia di atas 30 tahun (23,7 persen), dan kelompok usia 15-20 tahun (2,8 persen).

Bicara soal job hopping tentunya akan bersinggungan dengan durasi kerja seorang pegawai di suatu perusahaan. Dari hasil survei yang dikumpulkan selama 2 bulan ini ditemukan data bahwa jawaban dominan tentang masa kerja paling lama adalah >3 tahun (30,8 persen). Sedangkan, durasi kerja paling singkat adalah selama 6-12 bulan (41,2 persen).

Definisi job hopper menurut Sarra (24) selaku Headhunter di Glints adalah mereka yang berpindah-pindah tempat kerja dalam durasi kurang dari setahun.

Ia menuturkan, “Secara garis besar kalau aku lihat CV, lalu sadar ada beberapa history kerja di perusahaan yang semuanya kurang dari 1 tahun, i will take it as a job hopper.”

Dari perolehan data survei, untuk posisi di tempat kerja, kebanyakan responden memegang jabatan sebagai karyawan (68,2 persen), manajer (9 persen), serta supervisor (9 persen).

2. Alasan dan motivasi pindah kerja para job hopper. Kebanyakan karena alasan gaji

Editorial Team

Tonton lebih seru di