Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hybrid work
ilustrasi hybrid work (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya sih...

  • Hybrid work adalah pengaturan kerja fleksibel di mana karyawan dapat membagi waktu kerja antara kantor dan lokasi jarak jauh.

  • Pandemik COVID-19 menjadi titik balik evolusi sistem kerja, dengan model campuran ini menjadi yang paling diminati karena mendukung work-life balance.

  • Sistem kerja hybrid juga diminati di Indonesia, dengan 97,5% ASN setuju diterapkan dan banyak lowongan pekerjaan mengadopsi model ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu pernah mendengar tentang hybrid work? Istilah ini cukup populer di kalangan pekerja. Kamu mungkin pernah membacanya di iklan lowongan kerja atau mungkin perusahaanmu juga menerapkan sistem ini.

Dengan kemajuan teknologi, beberapa pekerjaan bisa dilakukan tanpa harus pergi ke kantor. Lantas, hal ini menimbulkan model kehadiran karyawan perusahaan yang berbeda dan terus berevolusi.

So, apakah kamu penasaran tentang hybrid work evolution 2025? Simak ulasan berikut, ya!

1. Pengertian hybrid work

ilustrasi hybrid work (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebelum pandemik COVID-19, hampir seluruh karyawan diharuskan untuk datang bekerja di kantor. Namun ketika diterapkan social distancing, beberapa orang mulai bekerja dari rumah. Istilah work from anywhere pun menjadi cukup populer hingga kemudian muncul pula istilah hybrid work.

Dilansir PeopleHR, hybrid work merupakan pengaturan kerja fleksibel di mana karyawan memiliki pilihan untuk membagi waktu kerja mereka antara kantor dan lokasi jarak jauh, seperti rumah atau ruang kerja bersama. Sebagai pekerja, kamu diperbolehkan melakukan pekerjaan dari mana saja, namun tetap melakukan koordinasi secara daring, serta sesekali bekerja dari kantor.

Dilansir Business Insider, di Amerika Serikat, hybrid work merupakan model kerja yang paling populer. Sedangkan, firma analitik dan penasihat global Gallup mencatat di tahun 2025, 6 dari 10 pekerja di Amerika Serikat memilih model hybrid work, 3 dari 10 memilih work from anywhere, dan hanya 1 dari 10 yang memilih bekerja tatap muka.

2. Bagaimana evolusi pekerjaan ke model hybrid work?

ilustrasi hybrid work (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Para pengamat bisnis mencatat tahun 2020 di masa pandemik COVID-19 menjadi titik balik evolusi sistem kerja di dunia. Pandemik membuat orang-orang harus menjaga jarak dan melakukan sebagian besar pekerjaan dari rumah. Meskipun awalnya merupakan anjuran, praktik bekerja dari luar kantor ternyata justru memberikan kepuasan tersendiri bagi pekerja.

Pada tahun 2021, ketika pandemik sedikit mereda, sistem kerja hybrid mulai diterapkan. Model ini menggabungkan praktik kerja jarak jauh dengan kerja dari kantor seperti sebelumnya. Ternyata model campuran ini justru menjadi model yang paling banyak diminati.

Gallup mencatat alasan terbanyak pekerja memilih sistem hybrid work adalah mendukung terciptanya work-life balance. Selanjutnya, para pekerja juga berpendapat sistem ini lebih efisien, mengurangi efek burnout, serta mendukung produktivitas yang lebih baik.

"Pekerja hibrida memiliki tingkat kepuasan dan produktivitas yang lebih tinggi daripada pekerja yang bekerja sepenuhnya di kantor," ujar Anthony Abbatiello, pemimpin transformasi tenaga kerja dan mitra di PwC, dikutip dari Business Insider.

3. Hybrid work evolution 2025 di Indonesia

ilustrasi hybrid work (pexels.com/Annushka Ahuja)

Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia sistem kerja hybrid juga punya banyak peminat, loh. Beberapa perusahaan swasta telah mengadaptasi sistem hybrid work. Sedangkan, di pemerintahan sistem ini juga tengah dikaji.

Pada Maret 2025, BKN melakukan survei pada para ASN dan hasilnya 97,5 persen setuju diterapkan sistem kerja hybrid. Di sisi lain, lowongan kerja dengan model ini juga semakin banyak muncul dalam jobfair. Bahkan, proses rekrutmen pun mulai menerapkan pola hybrid.

4. Kelebihan dan tantangan sistem hybrid work

ilustrasi hybrid work (pexels.com/Yan Krukau)

Seperti pada bahasan sebelumnya, banyak pekerja merasa hybrid work lebih nyaman untuk dilakukan. Pekerjaan merasa lebih bisa menjalankan work-life balance, mengurangi burnout, serta lebih produktif. Meskipun demikian, tetap banyak tantangan dalam menjalani perubahan ini.

Perusahaan yang menerapkan hybrid work harus siap mengadopsi banyak teknologi, menyediakan peralatan yang memadahi, serta sistem yang sesuai agar proses kerja berjalan lancar. Selain itu, keamanan aliran data perusahaan juga harus dipikirkan dengan matang. Perusahaan juga harus memberikan pelatihan dan acara tatap muka pendukung untuk mempererat hubungan antar karyawan maupun antara karyawan dan perusahaan.

Sedangkan dari sisi pekerja, tentunya harus siap menguasai berbagai teknologi yang mendukung hybrid work. Pekerja juga harus menerapkan disiplin tinggi agar produktivitas tetap terjaga.

"Menyusun pedoman tentang bagaimana tim dapat menyusun rencana hibrida yang sesuai dengan filosofi dan kebijakan organisasi membutuhkan kerja keras dan pengambilan keputusan yang berulang," ungkap Ben Wigert, direktur riset dan strategi manajemen kerja di Gallup, dikutip dari Business Insider.

Sistem kerja hybrid ternyata banyak disukai pekerja milenial dan gen Z. Sistem ini dinilai lebih memberikan kebebasan, namun tetap mendukung produktivitas kerja. So, apakah kamu juga tertarik bekerja secara hybrid?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team