Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan antara Hybrid Worker dan Remote Worker

Ilustrasi kerja hybrid (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Zaman sekarang kerja makin mudah, banyak sekali sistem kerja yang menawarkan konsep fleksibilitas saat bekerja. Keinginan untuk memiliki hidup yang seimbang membuat banyak orang mencari sistem pekerjaan yang  lebih fleksibel. Nah, ada dua sistem kerja yang paling sering menjadi topik obrolan adalah sistem hybrid worker dan remote worker.

Keduanya memang punya konsep bekerja di luar kantor secara fisik, tapi ada beberapa perbedaan yang mendasar antara keduanya. Inilah yang nantinya mempengaruhi pengalaman dan dinamika kerja. Apa saja perbedaannya?

1. Perbedaan dari segi lokasi kerja

Ilustrasi bekerja dengan santai (pexels.com/Ivan Samkov)

Seorang hybrid worker adalah karyawan yang punya fleksibilitas bekerja baik dari kantor maupun di luar kantor, biasanya sih mereka membawa pekerjaan ke rumah. Tapi, mereka tetap pergi ke kantor pada hari-hari tertentu. Jadi, dalam seminggu ada pekerjaan yang diselesaikan di rumah dan beberapa tetap wajib ngantor.

Sebaliknya, seorang remote worker adalah orang yang sepenuhnya bekerja dari luar kantor, entah di rumah, kafe, atau tempat kerja lain yang gak berkaitan dengan kantor pusat. Remote worker gak diwajibkan untuk hadir secara fisik di kantor bahkan sekali pun. Semua pekerjaan dan sistem kerjasama dilakukan secara virtual melalui alat komunikasi online.

2. Fleksibilitas dalam membuat jadwal

Ilustrasi bekerja dari kafe (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun seorang hybrid worker punya kebebasan dalam memilih di mana mereka bekerja, tapi biasanya mereka punya jadwal kerja yang sudah terstruktur. Mereka harus hadir di kantor pada jam-jam tertentu yang sudah ditentukan, dan sisanya bekerja dari rumah. Jadi, masih terikat oleh kebijakan perusahaan atau tim.

Sementara remote worker lebih bebas untuk membuat jadwalnya sendiri. Mereka bisa memilih kapan harus bekerja tapi dalam batasan tertentu, dan punya kontrol penuh kapan tugas harus diselesaikan. Banyak perusahaan yang memberikan kebebasan waktu kerja, asalkan selesai sebelum deadline yang disepakati.

3. Cara kolaborasi dan interaksi dengan tim

Ilustrasi bekerjasama dengan rekan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Bagi seorang hybrid worker, kolaborasi bisa lebih seimbang antara interaksi fisik dan digital. Karena mereka masih hadir ke kantor, sehingga lebih mudah berkolaborasi dengan tim secara langsung melalui tatap muka. Sehingga, kalau ada masalah atau perbedaan pendapat bisa cepat teratasi.

Di sisi lain, seorang remote worker sepenuhnya bergantung dengan komunikasi digital untuk melakukan interaksi dengan rekan kerja dan manajer. Semua rapat, kerjasama dan diskusi dilakukan melalui aplikasi video, email, atau platform kerjasama lainnya. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kualitas interaksi sosial, tapi tetap efektif jika menggunakan teknologi yang tepat.

4. Keseimbangan kerja dan waktu pribadi

Ilustrasi bekerja di kantor (pexels.com/olia danilevich)

Karena hybrid worker gak bekerja full di kantor, mereka bisa membatasi antara waktu kerja dan pribadi. Saat di kantor berarti mereka bisa profesional dengan pekerjaan nya. Tapi, transisi antara bekerja di kantor dan bekerja di rumah juga cukup menantang, terutama saat ingin menetapkan batasan waktu kerja dan waktu pribadi.

Seorang remote worker justru sering menghadapi tantangan lebih besar untuk memisahkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Karena mereka bekerja dari rumah atau tempat lain yang memang dekat dengan kehidupan sehari-hari nya. Tanpa pemisahan fisik antara ruang kantor dan ruang pribadi, menuntut mereka untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu.

5. Lingkungan kerja dan komitmen karyawan

Ilustrasi masalah di tempat kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menghabiskan sebagian waktu di kantor, hybrid worker bisa lebih terhubung dengan perusahaan. Mereka tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan secara langsung, tatap muka untuk hadir dalam meeting, dan berinteraksi dengan rekan kerja secara fisik. Ini bisa membangun hubungan yang kuat dan rasa keterikatan terhadap perusahaan.

Sebaliknya, remote worker sering merasa terisolasi dari atmosfer perusahaan, apalagi mereka gak bisa berinteraksi langsung dengan kolega. Meskipun sudah mudah berkomunikasi secara virtual, perasaan keterlibatan dan koneksi sosial bisa lebih sulit bagi orang yang full bekerja dari jarak jauh.

Intinya adalah perbedaan utama antara hybrid worker dan remote worker terletak pada lokasi dan cara kerja mereka. Jadi, jangan salah lagi hybrid worker dan remote worker itu berbeda. Kira-kira enak sistem kerja yang mana nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us