Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja di laptop (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi bekerja di laptop (pexels.com/Ivan Samkov)

Intinya sih...

  • Tugas dan tanggung jawab profesi: Sebagai research analyst, kamu bakal memegang banyak aspek penting yang mendukung pengambilan keputusan perusahaan. Kamu akan mengumpulkan data, menganalisis data tersebut, dan membuat laporan yang mudah dipahami.

  • Skill yang harus kamu kuasai: Menjadi research analyst butuh kombinasi skill analitis dan kemampuan komunikasi. Kemampuan mengolah data, membaca grafik, critical thinking, dan attention to detail sangat diperlukan.

  • Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan: Perusahaan mencari kandidat dengan latar belakang pendidikan yang relevan dengan analisis atau riset seperti ekonomi, statistika, bisnis, psikologi industri, komunikasi, data science atau manajemen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia kerja sekarang makin kompetitif, banyak perusahaan butuh data, riset, dan insight yang akurat. Itulah alasan posisi research analyst makin dibutuhkan. Profesi ini gak hanya membaca laporan atau mengumpulkan data, tapi juga memahami perilaku pasar, memprediksi tren, sampai membantu perusahaan menentukan langkah strategis.

Menariknya, pekerjaan ini cocok banget buat kamu yang suka analisis, teliti, dan penasaran sama hal-hal detail. Walaupun kedengarannya serius, jobdesk research analyst sebenarnya punya variasi yang cukup luas. Ada yang fokus di riset pasar, ada juga yang berkutat di data analisis, keuangan, perilaku konsumen, sampai riset internal perusahaan. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Tugas dan tanggung jawab profesi

ilustrasi orang memegang grafik data (unsplash.com/firmbee)

Sebagai research analyst, kamu bakal memegang banyak aspek penting yang mendukung pengambilan keputusan perusahaan. Tugas paling dasar biasanya dimulai dari mengumpulkan data, baik dari sumber primer (seperti survei, wawancara, dan observasi) maupun sekunder (laporan industri, artikel akademik, atau database publik).

Setelah itu, kamu akan menganalisis data tersebut untuk menemukan pola, masalah, atau peluang yang bisa menjadi dasar rekomendasi strategis. Selain menganalisis, kamu juga membuat laporan yang mudah dipahami. Kamu perlu menyusun hasil riset dalam bentuk presentasi, grafik, atau executive summary yang jelas dan ringkas.

2. Skill yang harus kamu kuasai

ilustrasi data (unsplash.com/goumbik)

Menjadi research analyst butuh kombinasi skill analitis dan kemampuan komunikasi. Pertama, kemampuan mengolah data adalah kunci. Kamu harus nyaman dengan angka, spreadsheet, dan tools analisis seperti Excel, SPSS, R, Python, atau Google Data Studio. Kemampuan membaca grafik dan memahami statistik dasar juga wajib.

Selain itu, kamu perlu skill riset yang kuat, termasuk kemampuan mencari sumber data yang kredibel, membaca laporan panjang, dan memilah informasi relevan. Critical thinking juga penting karena kamu akan sering menghadapi data yang gak selalu rapi atau jelas maknanya. Dan tentu saja, attention to detail sangat diperlukan.

3. Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan

ilustrasi mempelajari soft skill (unsplash.com/sickhews)

Sebagian besar perusahaan mencari kandidat dengan latar belakang pendidikan yang relevan dengan analisis atau riset. Jurusan seperti ekonomi, statistika, bisnis, psikologi industri, komunikasi, data science, atau manajemen biasanya jadi favorit. Namun, banyak juga research analyst yang berasal dari bootcamp, kursus online, atau pengalaman kerja yang relevan.

Paling penting adalah kemampuan yang membuktikan bahwa kamu menguasai dasar-dasar riset dan analitik. Portofolio berisi proyek analisis data, laporan riset, atau pengalaman magang bisa jadi nilai tambah. Kalau kamu bisa menunjukkan pemahaman tentang metode riset, kemampuan mengolah data, dan cara menyampaikan insight, peluangmu cukup terbuka lebar.

4. Peluang karier yang terbuka lebar

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Edmond Dantès)

Research analyst punya jalur karier yang cukup jelas dan stabil. Setelah beberapa tahun pengalaman, kamu bisa naik menjadi senior research analyst atau research manager. Kalau kamu bekerja di perusahaan besar, ada peluang spesialisasi seperti consumer insight analyst, business intelligence analyst, financial analyst, atau data analyst.

Industri yang menampung posisi ini juga sangat luas. Kamu bisa bekerja di startup, perusahaan teknologi, bank, firma konsultan, lembaga riset, agensi marketing, atau FMCG. Bahkan sektor pemerintahan dan NGO pun membuka posisi serupa untuk mendukung riset kebijakan. Dengan makin banyaknya perusahaan, permintaan terhadap research analyst diperkirakan akan terus naik.

5. Prospek gaji yang menjanjikan

ilustrasi banyak uang (pexels.com/karolina-grabowska)

Gaji research analyst cukup bervariasi tergantung industri, lokasi, dan pengalamanmu. Di kota-kota besar atau perusahaan multinasional, posisi entry-level bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibanding industri kecil. Semakin kamu berpengalaman dan semakin spesifik skill yang kamu miliki, pendapatanmu bisa makin tinggi.

Research analyst dengan keahlian tambahan seperti data visualization, programming basic, atau pemahaman mendalam tentang industri tertentu biasanya dihargai lebih mahal. Hal yang perlu kamu ingat adalah profesi ini punya potensi berkembang ke posisi strategis, yang berarti peluang gaji jauh lebih besar setelahnya.

Menjadi research analyst gak hanya mempelajari data, tapi juga membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih cerdas. Pekerjaan ini cocok untuk kamu yang suka berpikir kritis, teliti, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi, lho!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team