Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
wawancara Kerja
wawancara Kerja (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sudah kirim banyak lamaran kerja, tapi belum juga ada panggilan? Bisa jadi masalahnya bukan di lowongannya, tapi di cara kamu melamar. Ada kebiasaan kecil yang diam-diam bikin penerima lamaran langsung melewatkan CV kamu.

Daripada terus heran kenapa belum dapat kabar, mending cek lima kebiasaan ini dulu. Bisa jadi salah satunya penyebab utama lamaranmu sepi respons. Baca sampai habis, siapa tahu ini langkah awal biar panggilan interview akhirnya datang!

1. CV berantakan dan sulit dibaca

ilustrasi perempuan sedang wawancara kerja (pexels.com/Resume Genius)

CV itu kesan pertama yang dilihat penerima lamaran, jadi tampilannya harus jelas dan enak dibaca. Kalau terlalu panjang, banyak typo, atau desainnya bikin pusing, CV bisa langsung dilewati. Biasanya mereka cuma punya waktu sebentar untuk memindai isi CV.

Bikin CV dengan format sederhana, poin-poin rapi, dan informasi penting di bagian atas. Pastikan kontak yang dicantumkan aktif. CV yang bersih bikin kamu kelihatan profesional dan bikin mereka tertarik mempertimbangkan.

2. Mengirim CV yang sama ke semua loker

ilustrasi perempuan sedang wawancara kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak orang mengirim CV yang sama persis ke semua lowongan pekerjaan tanpa ubah sedikit pun. Akibatnya, informasi yang kamu tulis jadi terasa umum dan kurang relevan dengan posisi yang ditawarkan. Hal ini bikin penerima lamaran ragu kamu benar-benar serius.

Coba ubah CV dan surat lamaran supaya sesuai dengan posisi yang kamu incar. Soroti pengalaman dan keterampilan yang paling mendukung pekerjaan itu. Cara ini bikin lamaranmu lebih menonjol dibanding pelamar lain.

3. Gak cari tahu tentang tempat yang dilamar

ilustrasi perempuan menatap layar laptop (pexels.com/Anna Shvets)

Melamar kerja tanpa tahu apa-apa soal tempat yang kamu incar bikin kamu terlihat gak siap. Saat dipanggil, kamu bisa kesulitan menjawab pertanyaan karena kurang paham apa yang mereka cari. Mereka pasti lebih senang dengan pelamar yang riset dulu sebelum memasukkan lamaran.

Luangkan waktu untuk membaca profil organisasi dan memahami deskripsi pekerjaan. Ini bikin jawabanmu lebih meyakinkan saat dipanggil interview nanti. Selain itu, mempelajari deskripsi pekerjaan bisa membuatmu jadi lebih yakin apakah posisi itu benar-benar cocok buatmu.

4. Follow up dengan cara yang salah

ilustrasi perempuan memainkan ponsel (pexels.com/Anna Shvets)

Follow up setelah melamar itu boleh, tapi kalau terlalu sering justru bisa mengganggu. Mengirim pesan berulang atau menelpon berkali-kali bikin kamu terkesan kurang sabar. Alih-alih dipanggil lebih cepat, bisa-bisa lamaranmu justru diabaikan.

Cobalah mengirim follow up singkat, sopan, dan ramah beberapa hari setelah melamar. Tanyakan update tanpa memberi kesan menuntut. Sikap seperti ini bikin kamu terlihat profesional dan menghargai proses seleksi.

5. Pasif dan gak memperluas jaringan

ilustrasi perempuan malas-malasan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hanya mengandalkan situs lowongan bikin proses cari kerja jadi lebih lama. Banyak peluang justru muncul dari rekomendasi teman atau grup komunitas. Kalau kamu terlalu pasif, kamu bisa ketinggalan info lowongan bagus.

Mulailah aktif ikut webinar, workshop, atau event networking. Bangun koneksi dengan orang-orang di bidangmu. Semakin luas jaringanmu, semakin besar peluang dapat kabar lowongan pekerjaan.

Mencari kerja memang penuh tantangan, tapi selalu ada cara untuk membuat peluangmu lebih besar. Setiap kebiasaan yang kamu perbaiki bisa jadi langkah kecil menuju pekerjaan impian. Yuk mulai ubah caranya dari sekarang, supaya proses cari kerja terasa lebih ringan dan penuh harapan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy