Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi online meeting (Pexels.com/Diva Plavalaguna)
Ilustrasi online meeting (Pexels.com/Diva Plavalaguna)

Intinya sih...

  • Langsung to the point tanpa salam pembuka bisa bikin email terkesan dingin dan kurang sopan.

  • Subjek email kosong atau gak jelas dapat membuat email dilewatkan atau dianggap spam oleh atasan.

  • Gaya bahasa terlalu santai atau terlalu kaku bisa membuat email terasa kurang profesional dan tidak sopan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Zaman sekarang, komunikasi lewat email udah jadi hal yang biasa banget di dunia kerja. Tapi meskipun kelihatannya simpel, ternyata gak semua orang bisa menyusun email yang baik, apalagi kalau yang dituju adalah atasan. Banyak yang asal kirim, gak mikir panjang, dan akhirnya malah dinilai kurang sopan atau gak profesional.

Padahal, kesan pertama itu penting banget, apalagi dalam komunikasi formal seperti email. Jangan sampai kamu udah kerja bagus, tapi citramu jadi jelek cuma karena salah pilih kata atau kurang hati-hati dalam nulis email. Nah, biar kamu gak bikin kesalahan kirim email ke atasan yang bikin citramu anjlok, yuk, simak beberapa kesalahan umum saat kirim email ke atasan berikut ini!

1. Langsung to the point tanpa salam pembuka

Ilustrasi media sosial (Pexels.com/Pixabay)

Kamu mungkin merasa ingin cepat-cepat menyampaikan isi pesan, tapi langsung nulis tanpa salam pembuka itu bisa bikin emailmu terkesan dingin dan gak sopan. Apalagi kalau yang kamu kirimi adalah atasan atau orang yang punya jabatan lebih tinggi. Email yang baik perlu diawali dengan sapaan singkat, misalnya “Selamat pagi, Pak/Bu,” atau “Halo, Pak/Bu.”

Sapaan ini memang sederhana, tapi punya efek besar dalam menunjukkan kesopanan dan sikap profesional. Kalau kamu skip bagian ini, bisa-bisa atasanmu merasa kamu kurang menghargai etika komunikasi. Jadi, usahakan untuk selalu menyapa di awal, biar pesanmu terasa lebih ramah dan sopan.

2. Subjek email kosong atau gak jelas

Ilustrasi work from anywhere (Pexels.com/Firmbee.com)

Bayangin, deh, atasan kamu terima puluhan email dalam sehari, terus kamu ngirim email tanpa subjek atau pakai subjek yang membingungkan kayak “Penting!!!” atau “Tolong dibaca.” Ini bisa bikin emailmu dilewatkan atau bahkan dianggap spam.

Subjek yang baik harus to the point tapi tetap menggambarkan isi email. Misalnya, “Permohonan Izin Cuti Tanggal 12–14 Juni” atau “Revisi Proposal Proyek ABC.” Dengan subjek seperti ini, atasanmu langsung tahu konteksnya tanpa perlu buka dulu. Jangan malas nulis subjek yang jelas ya, karena ini salah satu cara kamu menunjukkan profesionalisme.

3. Gaya bahasa terlalu santai atau malah terlalu kaku

Ilustrasi membalas chat (Pexels.com/Roman Pohorecki)

Ngobrol santai emang enak, tapi bukan berarti kamu bisa pakai gaya chatting di email ke atasan. Hindari kata-kata kayak “btw,” “makasih yah,” atau emotikon yang biasa kamu pakai di WhatsApp. Di sisi lain, terlalu kaku dan kayak mesin juga bikin email terasa dingin dan susah dicerna.

Kuncinya adalah seimbang: sopan tapi tetap hangat. Gunakan bahasa yang jelas, rapi, dan formal, tapi gak perlu terlalu kaku. Misalnya, daripada nulis “Saya ingin meminta bantuan Bapak secepatnya karena sudah sangat mendesak,” kamu bisa tulis “Mohon bantuannya untuk menindaklanjuti hal ini, karena cukup urgent.” Intinya, sesuaikan gaya bahasamu dengan budaya kerja di tempatmu, dan jangan asal comot gaya tulisan dari template yang ada di internet.

4. Lupa proofreading sebelum dikirim

Ilustrasi menulis di laptop (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kesalahan ejaan, kalimat yang berantakan, atau typo yang gak sengaja bisa bikin emailmu terkesan asal-asalan. Apalagi kalau sampai salah tulis nama atasan, wah itu bisa bikin ilfeel banget. Makanya, penting banget untuk membaca ulang emailmu sebelum dikirim.

Proofreading gak butuh waktu lama, tapi bisa menyelamatkan kamu dari kesan kurang profesional. Cek kembali ejaan, tanda baca, dan pastikan kalimatnya mudah dipahami. Kalau perlu, simpan dulu emailnya sebagai draft, lalu baca lagi beberapa menit kemudian biar lebih objektif. Dengan begitu, kamu bisa memastikan isi pesanmu jelas, sopan, dan bebas dari kesalahan yang bikin malu.

Kirim email ke atasan itu soal menghargai etika dan menjaga citra profesional. Gak cukup cuma dengan niat baik, kamu juga harus tahu cara menyampaikannya dengan benar. Hindari kesalahan kirim email ke atasan yang bikin kamu dicap gak sopan, sebab sekali citra terbentuk, susah banget buat mengubahnya. Jadi, yuk, mulai lebih hati-hati saat nulis email, karena kesan baik itu dimulai dari hal sesimpel email yang kamu kirim.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team