ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)
AI memang dapat memberikan solusi berdasarkan data. Tetapi pemahaman konteks dunia nyata tetap ada di tangan manusia. Kemampuan problem-solving melibatkan analisis situasi, membaca pola, memahami faktor manusia, dan mengambil keputusan yang tepat.
Problem-solving yang efektif bukan hanya soal menemukan jawaban. Tetapi juga menentukan pendekatan terbaik, mempertimbangkan berbagai risiko, dan mengeksekusi langkah yang strategis. Di dunia kerja, kemampuan ini sangat dihargai. Terutama dalam posisi manajerial, operasional, layanan pelanggan, hingga pemilik bisnis.
Era AI tidak menghapus kebutuhan akan keterampilan manusia. Tapi kehadiran teknologi kecerdasan buatan justru memperkuatnya. Orang yang menguasai lima skill di atas akan tetap unggul, adaptif, dan bernilai tinggi, meskipun teknologi terus maju. Selama manusia tetap kreatif, kritis, dan mampu memahami sesama, kita akan selalu memiliki peran yang tak tergantikan oleh mesin.