5 Tips Hindari Sebutan Makan Gaji Buta, Perbaiki Kinerjamu

Sebutan makan gaji buta berarti seseorang menikmati penghasilan tanpa bekerja dengan sungguh-sungguh. Dia mengabaikan tugas-tugasnya bahkan melakukan korupsi waktu, uang, dan barang yang merugikan kantor. Selama perbuatannya tak diketahui dan diberi sanksi tegas, ia menikmati gajinya secara penuh.
Makin banyak karyawan yang suka makan gaji buta tentu menurunkan hasil kerja mereka. Ini berdampak amat negatif pada kantor. Buruknya lagi, satu staf yang doyan gaji buta akan membuat rekannya ikut-ikutan. Mereka bisa tetap menikmati penghasilan tanpa perlu capek-capek menunaikan berbagai tugas dengan baik dan benar.
Kena sebutan makan gaji buta memang menyakitkan hati. Namun, sebagai karyawan kamu juga wajib memperhatikan kinerjamu di kantor jika tidak mau dibilang seperti itu. Miliki etos kerja yang tinggi dengan atau tanpa diawasi secara langsung oleh atasan. Perhatikan lima hal berikut dan jangan terbawa arus beberapa teman yang seenaknya sendiri dalam bekerja.
1. Pahami kewajiban dan hakmu dalam pekerjaan

Sadari kewajibanmu dalam bekerja, maka kamu tahu bahwa sudah menjadi tanggung jawabmu buat melaksanakan tugas-tugas dengan baik. Jangan justru dirimu hanya fokus pada hak-hakmu sebagai pekerja, tetapi abai terhadap kewajiban yang telah menanti. Gak lucu kalau kamu minta berbagai tunjangan naik, tetapi tidak dibarengi dengan kinerja yang lebih baik.
Tunaikan kewajibanmu sebaik mungkin. Tak perlu dirimu menunggu disuruh untuk kesekian kalinya oleh atasan, jika itu telah menjadi kewajibanmu maka harus dilaksanakan. Saat berbagai kewajibanmu dijalankan dengan baik, kantor pun memberikan apresiasi yang sepadan.
Kalaupun ada masalah terkait pemenuhan hakmu, kamu pantas menagihnya sampai beres. Bahkan berunjuk rasa bersama karyawan lain apabila protesmu masih saja tak digubris pimpinan dan hal serupa menimpa kawan-kawan. Namun, jangan sekali-kali kamu hanya mengotot soal pemenuhan hak serta gak peduli dengan tugas-tugas yang menjadi kewajibanmu. Kantor bukan orangtua yang memberikan uang saku secara cuma-cuma pada anak.
2. Jangan sembarangan mengoper tugas

Ketika kamu masih di posisi karyawan baru tentu dirimu gak bisa mengoper tugas pada siapa pun. Bahkan mungkin kamu yang kerap mendapat tugas ekstra dari senior yang suka mengganggu karyawan baru. Namun setelah dirimu lebih lama bekerja bahkan menduduki posisi bergengsi, jangan lakukan hal yang sama.
Kamu mesti memutus kebiasaan buruk karyawan senior agar pengalaman kelammu tidak dialami oleh junior-juniormu. Bedakan antara tugas yang memang sudah waktunya diserahkan ke rekan kerja sesuai bidangnya dengan sekadar dirimu malas mengerjakannya sendiri. Perilaku yang terakhir menunjukkan rendahnya rasa tanggung jawabmu.
Kerjakan bagian pekerjaanmu sampai tuntas. Jika kamu tidak mau membagi sebagian dari gajimu pada karyawan lain yang mendapatkan operan tugasmu, lakukan sendiri. Jangan mengambil untung dengan kerja sedikit dan pendapatan tetap utuh. Nanti tahu-tahu kamu dilaporkan oleh mereka yang kesal disuruh-suruh terus.
3. Gak boleh tidur selama waktu kerja

Bekerja tentu melelahkan. Kadang juga ada perasaan bosan terutama di siang hari sampai menjelang waktu pulang. Rasanya waktu berjalan lambat sekali dan kamu menjadi mengantuk. Tapi jangan tidur sesaat pun di waktu kerja. Lebih baik dirimu terlelap di separuh jam makan siang agar tak mengganggu pekerjaan.
Bila kamu sudah tidur beberapa menit di waktu istirahat, ini cukup buat menyegarkan badan sampai jam kerja berakhir. Hindari pula bergadang di rumah untuk hal-hal yang tidak penting, seperti menonton film atau pertandingan olahraga. Dirimu hanya boleh tidur lebih malam karena kedua hal itu saat besok libur.
Sekalipun di kantor sedang tak ada tamu penting serta kamu cuma melakukan tugas-tugas harian, tetaplah terjaga. Apalagi kalau pekerjaanmu membutuhkan ketelitan dan kehati-hatian ekstra. Kantuk sedikit saja bisa menyebabkan kecelakaan kerja, terlebih kamu sampai ketiduran.
4. Datang dan pulang tepat waktu

Disiplin soal kehadiran dan kepulangan menjadi perhatian berikutnya. Sejauh apa pun jarak kantor dengan rumah, hitung waktu perjalanan. Jika jalannya macet, berangkatlah lebih pagi supaya terhindar dari puncak kepadatan arus lalu lintas. Atau, indekos saja di dekat kantor biar kamu bisa berangkat lebih santai.
Kamu harus mampu mengantisipasi berbagai penyebab keterlambatan. Selain macet, juga bangun kesiangan atau kendaraan yang dinaiki bermasalah. Bila dirimu memakai kendaraan pribadi, selalu cek kondisinya biar senantiasa terjaga. Kalau kamu naik kendaraan umum, berangkatnya jangan mepet jam masuk kerja.
Apabila nanti terjadi masalah dalam perjalanan, dirimu masih dapat ganti alat transportasi dan tiba di kantor tepat waktu. Gak cuma kedatangan yang kudu tertib, jam pulang pun tak boleh seenaknya. Jangan semaunya sendiri mendiskon jam kerja walau hanya 5 menit. Bahkan bila kantor sepi karena banyak temanmu tugas di luar, tetaplah disiplin soal waktu pulang.
5. Hindari pemakaian waktu dan fasilitas kerja buat keperluan pribadi

Sikap minus karyawan yang suka makan gaji buta di antaranya adalah seenaknya memakai jam kerja dan fasilitas kantor. Seperti di jam kerja kamu malah keluyuran di pusat perbelanjaan. Apa pun alasanmu, perilaku begini tidak bisa dibenarkan. Termasuk memakai waktu kerja untuk main medsos atau diam-diam melanjutkan menonton film.
Saatnya bekerja, bekerjalah dengan penuh dedikasi. Hal-hal pribadi bisa dilakukan nanti sepulang kerja. Kalau memakai jam kerja buat keperluan pribadi menjadi kebiasaan, rasanya dirimu tak memiliki waktu selain itu. Padahal, persoalanmu cuma kedisplinan dalam menggunakan waktu baik di kantor maupun di rumah.
Fasilitas kantor juga harus dijaga sesuai dengan tujuan pemberiannya. Sebagai contoh, kamu mendapatkan fasilitas laptop untuk bekerja yang bisa dibawa pulang. Jangan meminjamkannya pada siapa pun anggota keluargamu. Selain berisiko untuk keamanan data-data kantor, kemungkinan laptop cepat rusak menjadi lebih besar. Padahal biaya perbaikannya juga ditanggung kantor.
Tidak makan gaji buta akan membuatmu hidupmu lebih berkah. Setiap uang yang diperoleh dari pekerjaan memang sudah ditebus dengan kerja keras. Jangan lupa bahwa teman-teman memperhatikan kebiasaanmu setiap hari. Hindari risiko tindakan-tindakan burukmu sampai ke telinga atasan dan berbuah sanksi keras.