Ilustrasi karyawan micro-retirement (pexels.com/Shazard R.)
Karyawan muda disarankan untuk juga merencanakan kepulangan mereka ke dunia kerja. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah apa arti "kembali" bagi mereka.
"Baik itu berarti kembali dengan serangkaian keterampilan baru, atau setelah mereka mencapai tolok ukur keuangan tertentu. Menetapkan tujuan ini membantu memastikan waktu jeda bermakna dan terencana, sehingga memberikan metrik yang jelas untuk mengukur kesuksesan," ungkap Osrow dikutip Business Insider.
Namun, saran ini mungkin tidak berlaku untuk semua orang, terutama bagi mereka yang mengambil micro-retirement sebelum beralih karier. Jika tidak berencana switch career, pertimbangkanlah saran tersebut.
Dana Ronald, presiden Tax Crisis Institute, dilansir Nasdaq, konsep micro-retirement sebenarnya bukan tentang mundur dari pekerjaaan sepenuhnya, tetapi mengambil jeda karier yang strategis, memberikan perspektif baru baik di aspek pribadi maupun profesional. Menilai kesiapan untuk pergeseran gaya hidup dan tanggung jawab sementara sangat penting.
“Ini bukan hanya perhitungan finansial, ini juga tentang mengetahui apakah jeda ini selaras dengan tujuan jangka panjang dan prioritas,” jelas Ronald.
Nah, itulah seluk beluk tentang micro-retirement yang menjadi tren di kalangan karyawan muda, seperti milenial dan gen Z. Jeda karier diharapkan dapat meningkatkan semangat dan produktivitas kerja seterusnya. Semoga bermanfaat!