5 Alasan Penulis Bisa Jatuh Hati dengan Karyanya Sendiri

- Tulisan lahir dari hati, menghipnotis pembaca dan penulis, menjadi refleksi dan teman.
- Penulis mencintai karyanya sejak awal, sebagai seni untuk menyentuh jiwa orang lain.
- Ide penulis adalah harta karun yang diikat pada tulisan, hubungan penulis dengan karyanya mengalahkan kisah kasih di sekolah.
Pernah tidak, kamu baca tulisan seseorang terus tanpa aba-aba, kamu langsung jatuh cinta? Rasanya seperti ketemu kalimat yang bikin candu, atau diksi yang pas sama isi hati. Itu hal yang wajar, kok. Kita semua pasti punya penulis favorit yang karyanya bikin kita berdecak kagum.
Nah, menariknya, ada sisi unik dari para penulis. Mereka tidak cuma terkesima sama karya orang lain, tapi juga sangat mencintai tulisannya sendiri. Kedengarannya narsis? Tenang, sebenarnya tidak seperti itu, kok. Justru terdapat beberapa alasan manis di balik itu semua. Yuk, cari tahu alasan mengapa penulis bisa jatuh hati dengan karyanya sendiri!
1. Tulisannya dari hati

Tulisan yang lahir dari hati itu selalu punya magis. Kata-katanya hidup, bukan hanya menghipnotis para pembaca, tapi juga penulisnya sendiri. Ketika penulis merangkai isi hati dan pikirannya dengan jujur, ia tengah membuka tabir yang selama ini tertutup rapat.
Makanya, hal yang lumrah kalau penulis tersenyum lepas saat membaca ulang karyanya sendiri. Terselip rasa syukur, rasa senang, sekaligus rasa bangga karena ia sukses merangkai diksi sebagus itu. Tulisannya menjadi refleksi, sekaligus teman yang selalu mendampinginya.
2. Sejak awal, ia mencintai tulisannya

Bahkan ketika kata pertama belum dituliskan, penulis sudah menaruh rasa sayang sama karyanya. Ia paham, kalau menulis itu tidak hanya menyajikan fakta dan data, tapi juga seni untuk menyentuh jiwa orang lain. Termasuk dirinya sendiri. Sejalan dengan itu, menulis adalah media untuk berbagi. Entah pengalaman berkesan, atau pengetahuan sederhana yang berguna. Nah, kabar baiknya, ada saja pembaca yang merasa terbantu, atau malah tercerahkan. Hal seperti itulah yang bikin penulis makin klepek-klepek sama karyanya sendiri.
3. Ia mencintai ide-idenya

Bagi penulis, ide itu ibarat harta karun. Ia tidak akan sudi kalau gagasannya menguap begitu saja, tanpa meninggalkan jejak. Olehnya itu, ia mengikatnya pada baris-baris kalimat yang menggugah, yang ia harapkan bertahan abadi sepanjang masa.
Ketika ide itu sudah tertuang dalam bentuk tulisan, maka penulis leluasa untuk menyelaminya kembali. Ada momen di mana ia akan menyeringai, tatkala hanyut pada frasa-frasa indah yang ia ciptakan sendiri. Begitulah hubungan penulis dengan karyanya, mengalahkan kisah kasih di sekolah.
4. Ia mencintai dirinya sendiri

Jika dipikir-pikir, tulisan itu adalah bagian dari diri seorang penulis. Apa yang ia rangkai merupakan buah pikirannya, pendapatnya, atau bahkan apa yang telah dialami sepanjang hidupnya. Jadi, saat penulis belajar untuk menyayangi dirinya, otomatis ia juga tengah belajar untuk menyayangi tulisannya. Makanya itu, banyak penulis yang tetap berusaha untuk menjaga napas tulisannya, bahkan ketika lelah menyerang bertubi-tubi. Karena di setiap untaian kata-kata, ada usaha untuk mempersembahkan yang terbaik.
5. Ia mencintai hobinya

Bagi sebagian orang, menulis barangkali hanya sebatas hobi. Tapi untuk penulis, hobi itu terasa lebih dalam. Menulis adalah tempat pulang, adalah rumah untuk menumpahkan penuh dan kisruh yang berkelindan di kepala. Rasanya seperti punya sahabat, yang selalu dengan sabar mendengarkan keluh kesah.
Itulah kenapa menulis sulit sekali untuk ditinggalkan. Selalu ada panggilan, walau kebuntuan sering menyerang. Karena setiap kali pena menggoreskan tintanya, ada rasa plong yang tidak dapat tergantikan.
Penulis bisa jatuh hati dengan karyanya sendiri bukan berarti dia narsis, tetapi bentuk penghargaan. Apresiasi terhadap ide, gagasan, waktu yang dikorbankan, hingga tenaga yang dicurahkan. Menulis adalah ruang bagi penulis, untuk berdamai dengan batinnya, memelihara asa, serta menemukan versi terbaik dirinya. Jadi, kalau hari ini kamu jatuh cinta sama karyamu, itu berarti bahwa tulisanmu memang sudah magis, dan mampu menghipnotis.