ilustrasi quiet quitting (pexels.com/@tima-miroshnichenko)
Terdapat beberapa alasan di balik fenomena quiet quitting. Termasuk, keinginan untuk mendapatkan work life balance atau kehidupan pribadi dan pekerjaan yang seimbang.
Namun, apakah ada dampak khusus yang terjadi dari fenomena ini? Dilansir Psychology Today, dampak positifnya antara lain adalah mengatasi kelelahan, membantu menetapkan batasan yang sehat, membangun rasa kontrol atau strategi dalam pekerjaan, serta belajar membuat prioritas.
Dari sisi lain, terdapat risiko untuk melepas tanggung jawab pekerjaan. Apabila seseorang yang melakukan quiet quitting tidak bisa memegang kewajibannya, nantinya hal itu akan menjadi beban lebih untuk koleganya di tempat kerja.
Selain itu, ada juga yang berpendapat, bahwa fenomena quiet quitting dapat menjadi bumerang untuk para karyawan karena kurangnya pelajaran baru di lingkungan pekerjaan. Kesempatan untuk naik posisi atau jabatan juga bisa mengalami hambatan.