Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bekerja (freepik.com/jcomp)
Ilustrasi bekerja (freepik.com/jcomp)

Intinya sih...

  • Alasan resign harus jelas dan bukan berdasarkan emosi sesaat

  • Persiapkan dana darurat minimal 6 bulan sebelum resign

  • Punya rencana backup atau pekerjaan baru sebelum mengajukan surat pengunduran diri

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mau resign dari kerjaan yang sekarang? Tunggu dulu! Sebelum kamu benar-benar pamit dari kantor, ada hal penting yang perlu dipertimbangkan matang-matang. Keputusan resign memang terlihat menarik, apalagi kalau lagi jenuh atau merasa stuck di tempat kerja. Tapi, tanpa persiapan yang tepat, langkah ini bisa jadi bumerang yang bikin kamu menyesal nantinya.

Resign tanpa rencana yang jelas bisa bikin kamu kehilangan arah dan malah tambah stres. Makanya, sebelum benar-benar mengajukan surat pengunduran diri, yuk, jawab dulu lima pertanyaan penting ini. Kalau semua jawabannya sudah mantap, baru deh kamu bisa yakin untuk melangkah ke fase karier selanjutnya!

1. Apa alasan sebenarnya kamu ingin resign dari pekerjaan ini?

Ilustrasi bekerja (freepik.com/freepik)

Sebelum memutuskan resign, coba deh duduk tenang dan tanya ke diri sendiri: apa sih yang bikin kamu gak betah? Apakah karena atasan yang terlalu demanding, rekan kerja yang toxic, atau memang pekerjaan ini udah gak sesuai passion? Jangan sampai keputusan resign cuma berdasarkan emosi sesaat yang lagi memuncak.

Kalau alasannya adalah masalah yang bisa diselesaikan, mungkin kamu masih bisa coba komunikasikan dulu dengan HRD atau atasan. Tapi kalau memang udah berkaitan dengan value dan tujuan hidup yang gak sejalan, resign mungkin jadi pilihan terbaik. Yang penting, pastikan alasanmu konkret dan bukan sekadar pelarian dari masalah yang sebenarnya bisa diatasi.

2. Sudah punya rencana finansial untuk minimal 6 bulan ke depan?

ilustrasi uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dana darurat adalah kunci utama sebelum resign, apalagi kalau kamu belum punya pekerjaan baru yang pasti. Idealnya, kamu punya tabungan yang cukup untuk hidup minimal 6 bulan tanpa pemasukan tetap. Hitung semua kebutuhan bulanan mulai dari makan, transportasi, cicilan, hingga biaya tak terduga.

Kalau dana darurat belum cukup, mungkin kamu perlu menunda dulu rencana resign. Atau, mulai cari pekerjaan baru sambil masih bekerja di tempat sekarang. Percaya deh, mencari kerja dalam kondisi terdesak secara finansial bakal bikin kamu gak bisa memilih dengan bijak dan akhirnya terima aja pekerjaan yang belum tentu cocok.

3. Apakah kamu sudah punya backup plan atau pekerjaan baru?

Ilustrasi bekerja (freepik.com/freepik)

Resign tanpa backup plan itu kayak terjun bebas tanpa parasut, bisa jadi seru, tapi risikonya gede banget. Sebelum resign, pastikan kamu sudah punya rencana cadangan yang jelas. Entah itu tawaran kerja baru yang sudah di tangan, bisnis sampingan yang siap dikembangkan, atau skill baru yang udah kamu kuasai untuk pivot karier.

Kalau belum ada backup plan sama sekali, mulai deh dari sekarang. Update CV dan portfolio, rajin networking, atau ikut kursus untuk upgrade skill. Ingat, pasar kerja sekarang kompetitif banget, jadi persiapan yang matang bakal jadi modal penting untuk transisi karier yang mulus.

4. Gimana kondisi industri dan peluang kerja di bidang yang kamu incar?

Ilustrasi bekerja (freepik.com/pch.vector)

Sebelum resign, coba riset dulu kondisi industri yang kamu tuju. Apakah lagi banyak lowongan? Atau justru lagi banyak PHK dan hiring freeze? Cek juga range gaji di posisi yang kamu incar, bandingkan dengan kebutuhanmu. Jangan sampai kamu resign dengan ekspektasi tinggi, tapi ternyata realitanya jauh dari harapan.

Manfaatkan LinkedIn, job portal, atau komunitas profesional untuk dapat insight tentang kondisi pasar kerja. Ngobrol sama orang-orang yang udah kerja di industri tersebut juga bisa kasih gambaran lebih real. Dengan informasi yang cukup, kamu bisa bikin keputusan yang lebih tepat dan realistis.

5. Sudah siap mental menghadapi ketidakpastian dan proses pencarian kerja?

ilustrasi lelah (pexels.com/Kaboompics)

Fase transisi karier itu gak selalu mulus. Mungkin kamu bakal dapat banyak penolakan, proses interview yang panjang, atau bahkan periode kosong yang lebih lama dari perkiraan. Pertanyaannya, sudah siap mental gak menghadapi semua itu? Apakah support system-mu cukup kuat untuk melewati masa-masa sulit?

Kalau kamu tipe yang mudah cemas dengan ketidakpastian, mungkin perlu persiapan mental ekstra sebelum resign. Bisa dengan meditasi, olahraga rutin, atau bahkan konsultasi dengan psikolog kalau perlu. Yang pasti, pastikan kamu punya mental yang kuat dan support system yang solid sebelum memutuskan untuk keluar dari zona nyaman.

Resign memang bukan keputusan yang salah, tapi timing dan persiapannya harus tepat. Kalau lima pertanyaan di atas sudah bisa kamu jawab dengan yakin dan positif, berarti kamu memang sudah siap untuk melangkah ke babak baru kariermu. Tapi kalau masih ada yang bikin ragu, gak ada salahnya untuk menunda sebentar sambil mempersiapkan diri lebih matang. Ingat, resign yang terencana dengan baik jauh lebih baik daripada resign yang impulsif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team