Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Ilmu Komunikasi (IDN TImes/Arief Rahmat)

Setiap pekerjaan pasti memiliki risiko dan konsekuensi. Asosiasi Dunia untuk Media Program Perempuan dalam Berita (WAN IFRA) melihat pekerjaan perempuan sebagai jurnalis juga rentan mendapatkan ancaman dan serangan. Oleh karenanya, WAN-IFRA WIN menggelar WIN Leadership Accelerator bertema "Building a Safe Media Environmet" pada Sabtu (5/3/2022) kemarin.

Rupanya, serangan online ada banyak macamnya. Kamu pun bisa punya segudang cara melindungi diri dan mempersulit musuh. Berikut beberapa ulasan singkat tentang serangan online dan cara yang tepat melindungi diri bagi jurnalis perempuan.

1. Kamu harus peka terhadap musuh dan ancaman yang mungkin diberikan

WAN-IFRA WIN SEA Leadership Hub 2022. Sabtu (5/3/2022). IDN Times/Adyaning Raras

Jurnalisme merupakan bidang pekerjaan yang berisiko tinggi. Sebagai jurnalis, kita harus memiliki kemampuan dan alat yang bisa melindungi keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Organisasi juga berperan penting dalam menjaga dan bertanggung jawab penuh atas keselamatan jurnalis.

Dalam pelatihan online tersebut, disebutkan bahwa kekerasan online menimpa lebih banyak perempuan. Ada banyak upaya melakukan kekerasan digital terhadap mereka yang membuat konten. Secara tidak langsung, hal ini bisa memengaruhi mental dan hidup seseorang.

Elodie Vialle, ahli dalam Digital Security and Online Harassment, berupaya meningkatkan awareness dengan memperkenalkan threat modeling.

"Kita harus tahu siapa musuh kita supaya bisa menentukan langkah-langkah untuk mengimbangi. Di dalam newsroom, kita harus berpikir siapa yang bisa membahayakan kita sebagai jurnalis. Kita harus menentukan siapa musuh yang kita hadapi. Apakah individual, kelompok, atau organisasi? Setelah itu, kita harus bertanya informasi apa yang menarik untuk mereka. Apa sih tujuan mereka? Kenapa mereka ingin informasi tersebut? Tujuannya di sini adalah memahami informasi semacam apa yang dicari oleh musuh," ujarnya.

Menurut Elodie, setiap jurnalis wajib membayangkan apa yang bisa mereka dan kita lakukan. Tentu, menghindari serangan online sepenuhnya itu sulit. Akan tetapi, kita bisa mempersulit orang-orang yang ingin menyerang.

Tidak ada berita yang layak bagimu untuk mengorbankan nyawa, merupakan prinsip yang ditanamkan Elodie Vialle, mengutip dari Philippine Journalists Safety Guide. Mengingat terkadang jurnalis kerap melupakan keselamatan mereka saat bekerja.

2. Sebanyak 73 persen jurnalis perempuan menerima kekerasan online saat bekerja

Editorial Team

Tonton lebih seru di