5 Sebab Kamu Tak Mengikuti Pekerjaan Orangtua, Berbeda Minat

Dalam banyak hal, orangtua menjadi role model bagi anak. Bahkan sering kali bukan hanya dalam hal bersikap melainkan juga sampai ke jenis pekerjaan yang dipilih anak saat dia dewasa.
Misalnya, orangtua berprofesi sebagai dokter atau pengacara, anak juga menjadi dokter atau pengacara. Demikian pula kamu mungkin punya teman yang seluruh anggota keluarganya bekerja sebagai pengajar.
Namun, hal tersebut tak berlaku padamu. Meski pekerjaan orangtuamu juga membanggakan, kamu akhirnya melakoni pekerjaan lain. Apakah alasanmu ada di bawah ini?
1. Punya minat yang sangat berbeda dari orangtua

Bekerja di bidang yang sama sekali bukan minatmu memang bisa bikin tertekan. Apalagi kalau kamu betul-betul tidak menyukainya. Berapa pun gaji yang diperoleh rasanya tak mengobati stresmu.
Tak ingin begini, kamu memilih mengikuti minatmu saja. Menjadi anak dari orangtuamu memang tak berarti kalian harus punya minat yang sama persis. Suara hati sebaiknya tidak diingkari.
2. Tak mau orang-orang meremehkan proses yang kamu lalui

Misalnya, orangtuamu dokter. Bila kamu juga menjadi seorang dokter, banyak orang di sekitarmu pasti bakal dengan entengnya berkata, "Kamu, sih, gampang mau jadi dokter. Orangtuamu saja sudah dokter."
Walaupun hal tersebut sesungguhnya tidak selalu berhubungan, buat kamu itu sangat menjengkelkan. Rasanya kamu seperti tak akan mampu menjadi dokter seandainya profesi orangtuamu berbeda.
Daripada seumur hidup kamu tak punya kesempatan untuk merasa bangga dengan kemampuanmu sendiri, kamu memilih keluar dari bayang-bayang pekerjaan orangtua. Kian berbeda jenis pekerjaannya, kian kamu terbebas dari pandangan orang yang meremehkan prosesmu.
3. Sudah paham sisi-sisi gak enak dari pekerjaan orangtua

Walaupun orang lain memandang pekerjaan orangtuamu penuh dengan hal-hal menyenangkan, pada kenyataannya tentu tidak demikian. Sama seperti pekerjaan apa pun, pasti juga ada sisi-sisi terburuk dari profesi orangtuamu.
Sebagai anaknya, kamu sangat tahu itu. Misalnya, terkait tingginya risiko serta waktu yang nyaris habis hanya untuk pekerjaan. Kamu yang tidak ingin anak-anakmu kekurangan kasih sayang akhirnya memilih untuk menekuni pekerjaan yang lain saja.
4. Orangtua mengizinkan bahkan mendorongmu untuk punya pilihan sendiri

Tanpa izin dari orangtua, terkadang memang sukar bagimu bisa leluasa memilih pekerjaan lain. Pasalnya, selama masa pendidikan saja kamu bergantung penuh pada mereka. Untungnya, orangtuamu bersikap amat demokratis mengenai hal ini.
Kamu dibebaskan memilih pekerjaan apa saja yang disukai. Bahkan menurut mereka, pekerjaan anak yang beragam membuat obrolan di rumah tidak membosankan. Namun jika orangtuamu memiliki pendapat yang berbeda, ada baiknya untuk menyampaikan pendapatmu seputar memilih pekerjaan.
5. Sebenarnya kamu telah mencoba, tetapi gagal terus

Untuk yang satu ini, sebetulnya kamu menyimpan perasaan sedih. Kamu ingin punya pekerjaan yang sama dengan orangtua. Namun apa daya pekerjaan itu sepertinya memang bukan untukmu.
Ini terbukti dari usahamu buat mendapatkannya yang tidak pernah berhasil. Kamu telah mencoba mengikuti seleksinya berkali-kali dan selalu gagal. Akhirnya, kamu ganti haluan daripada terlalu lama menganggur.
Memilih pekerjaan yang berbeda dari orangtua atau mengikuti jejak mereka sebenarnya sama baiknya. Yang penting kamu menunjukkan keseriusan dalam menjalaninya. Lalu jadilah manusia yang berguna bagi orang banyak melalui pekerjaan tersebut.