3 Teknik Cerdas dalam Debat, Bukan Sekadar Omon-Omon

- Menyerang kebijakan, bukan karakter lawan
- Menggunakan data dan penelitian untuk melemahkan argumen lawan
- Mengajukan pertanyaan untuk memulai diskusi yang lebih dalam
Debat publik dalam pemilukada merupakan momen krusial bagi para kandidat untuk membuktikan visi, misi, dan kualitas kepemimpinannya. Namun mengetahui cara membantah argumen lawan tanpa mengecewakan atau merusak kredibilitasnya merupakan teknik penting dalam strategi debat yang baik. Dilansir Debateus berikut adalah teknik yang dapat diterapkan untuk membantah argumen lawan debat dengan elegan:
1. Fokus pada masalahnya, bukan marah kepada orangnya

Dalam debat pilkada, penting untuk selalu mengedepankan isu dan kebijakan dibandingkan menyerang karakter lawan. Sebagai peserta debat yang beradab dan dapat dipercaya, sebaiknya hindari menyerang karakter lawan dan latar belakang lawan secara pribadi. Sebaliknya, berikan kritik tajam terhadap kebijakan pihak lain secara lebih konstruktif, seperti menunjukkan kelemahan program yang mereka tawarkan.
Tampilkan data dan penelitian untuk mendukung argumen dan memusatkan perhatian audiens pada isi argumen, bukan pada konflik pribadi antar peserta debat. Hal ini dapat menunjukkan ekspresi menghormati saat berkompetisi dan tetap memikirkan kepentingan publik. Misalnya, daripada mengkritik lawan debat dengan serangan pribadi, tanyakan,
"Bagaimana saudara menjawab tantangan pembebasan lahan yang sudah terbukti menghambat kemajuan di daerah lain?"
Hal ini dapat membantu tim debat kita tetap pada jalur dan fokus pada solusi konkrit yang akan memperkuat posisi di mata audiens.
Menghindari serangan pribadi dapat menampilkan kesan lebih dewasa dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat. Pemilih lebih mampu mempertahankan otoritas dalam situasi tegang dibandingkan kandidat yang hanya mengandalkan retorika yang menghina. Ini adalah kunci memenangkan hati pemilih secara elegan.
2.Memunculkan data dan fakta untuk melemahkan argumen Lawan

Menggunakan data dan fakta yang valid merupakan teknik yang sangat efektif untuk melemahkan argumen lawan tanpa menyerangnya secara langsung. Ketika kandidat lain mengusulkan kebijakan atau janji yang tidak berdasar atau tidak realistis, kita dapat menggunakan penelitian dan data terbaru untuk memberikan bukti yang lebih kuat bahwa kebijakan tersebut tidak tepat. Hal ini membuat argumen kita sulit dibantah karena isi pembicaraan tidak hanya berdasarkan opini, tetapi berdasarkan sumber yang dapat dipercaya.
Misalnya, jika lawan kita mengusulkan proyek infrastruktur besar, kita mungkin untuk memberikan data tentang bagaimana proyek serupa gagal di tempat lain, atau memberikan informasi tentang bagaimana pihak lain dapat mencegah proyek tersebut berjalan dengan lancar. Hal ini dapat mengungkap masalah dengan rencana anggaran tertentu.
Hal ini memungkinkan kita untuk melanjutkan jalur yang konstruktif dan penting tanpa secara langsung merusak kredibilitas lawan. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak hanya mementingkan memenangkan argumen, namun juga mengutamakan kebaikan masyarakat.
Penggunaan data menunjukkan bahwa kita adalah kandidat yang cerdas dan berdasarkan fakta, bukan retorika kosong. Pemilih lebih cenderung mempercayai kandidat yang mampu menawarkan solusi berbasis bukti dan memiliki pemahaman mendalam mengenai permasalahan di daerah pemilihannya. Teknik ini tidak hanya meruntuhkan argumentasi lawan, namun juga memperkuat posisi kita sebagai pemimpin yang rasional dan bertanggung jawab.
3. Mengajukan pertanyaan untuk memulai diskusi

Daripada menyerang secara langsung, teknik yang lebih halus dan cerdas adalah dengan mengajukan pertanyaan untuk memulai diskusi yang lebih dalam. Pertanyaan-pertanyaan penting ini dapat mendorong kandidat lain untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai kebijakan dan janji-janji yang telah mereka buat, yang dapat mengungkap kesalahan atau kontradiksi dalam argumen mereka.
Dengan cara ini, kita berarti menunjukkan kecerdasan dan kemampuan berpikir analitis tanpa harus menghadapinya secara langsung. Misalnya, jika orang lain mengusulkan solusi yang tampaknya tidak realistis, mulailah dengan bertanya, "Bagaimana rencana saudara untuk menerapkan kebijakan ini dengan anggaran yang ada? Apakah analisis dampak jangka panjang telah dilakukan dengan benar?".
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak hanya mengarahkan diskusi ke arah solusi yang lebih konkrit, namun juga menunjukkan bahwa kita telah mempertimbangkan seluruh aspek kebijakan yang diusulkan secara lebih mendalam. Teknik bertanya ini juga memberikan kesan bahwa kita adalah pribadi yang terbuka untuk berdialog dalam mengatasi konflik, mengutamakan diskusi yang rasional dan mencari solusi terbaik daripada dengan tenang menangani masalah konflik yang tidak produktif.
Tiga teknik jitu untuk memenangkan debat publik. Bagaimana, sudah siap menjadi pemimpin di tim debat kita sekarang? Yuk, buktikan!