10 Tindakan Preventif untuk Menghindari Fenomena Quiet Quitting

Beberapa waktu lalu istilah quiet quitting banyak menjadi topik utama di konten-konten TikTok. Dilansir Personio, quiet quitting adalah karyawan atau anggota tim yang melakukan pekerjaan sesuai jobdesc namun tidak melakukan inisiatif, kerja lembur, atau mengambil tanggung jawab tambahan.
Quiet quitting dapat menciptakan tantangan tersendiri bagi keberhasilan perusahaan, karena dampaknya yang perlahan-lahan dapat merusak budaya kerja, kinerja tim, dan keberlanjutan organisasi. Dalam upaya untuk mencegah dan mengatasi fenomena ini, sebagai leader tim, kamu perlu melakukan tindakan preventif seperti berikut ini.
1. Segera akhiri peningkatan beban kerja dalam waktu singkat
Peningkatan beban kerja yang tiba-tiba dan berlebihan dapat menjadi pemicu utama fenomena quiet quitting di tempat kerja. Ketika anggota tim merasa terlalu diberi beban tanpa adanya keseimbangan, mereka dapat merasa tertekan dan kelelahan. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketidakpuasan dan keinginan untuk mengakhiri hubungan kerja.
Langkah preventif yang perlu kamu lakukan adalah segera mengidentifikasi peningkatan beban kerja dan bertindak cepat untuk mengatasinya. Ini dapat dilakukan dengan redistribusi tugas, penggunaan sumber daya yang lebih efisien, atau bahkan menambah tenaga kerja untuk sementara. Dengan cara ini, kamu dapat memastikan bahwa anggota tim tidak merasa terbebani secara berlebihan dan tetap dapat menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.