Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengganti pot tanaman hias
ilustrasi mengganti pot tanaman hias (pexels.com/ROCKETMANN TEAM)

Mengganti pot atau repotting adalah bagian penting dalam merawat tanaman hias agar tetap sehat dan tumbuh optimal. Namun, proses ini sering kali membuat tanaman stres jika dilakukan dengan cara yang salah. Akar bisa rusak, daun layu, bahkan tanaman mati hanya karena perpindahan yang terlalu kasar.

Dengan teknik yang tepat, proses ganti pot justru bisa membantu tanaman tumbuh lebih kuat dan subur. Kamu hanya perlu memperhatikan waktu, media tanam, serta cara penanganan akarnya. Berikut tujuh tips aman mengganti pot tanaman hias tanpa merusak akar agar tanamanmu tetap segar dan berkembang dengan baik.


1. Pilih waktu yang tepat untuk repotting

ilustrasi memindahkan tanaman ke pot baru (pexels.com/cottonbro studio)

Waktu terbaik untuk mengganti pot adalah saat tanaman sedang berada pada fase pertumbuhan aktif. Biasanya, masa ini terjadi di musim semi atau awal musim hujan ketika tanaman mudah beradaptasi dengan media baru. Hindari melakukan repotting ketika tanaman baru berbunga atau sedang stres karena bisa memperlambat pemulihan.

Melakukan repotting di waktu yang tepat membantu akar cepat beradaptasi dan tumbuh lebih kuat. Kamu juga akan melihat daun baru muncul lebih cepat setelah perpindahan. Jadi, pastikan tanaman dalam kondisi sehat dan aktif sebelum kamu mulai mengganti potnya.


2. Gunakan pot baru sedikit lebih besar dari pot lama

ilustrasi memindahkan tanaman ke pot baru (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang berpikir semakin besar pot, semakin cepat tanaman tumbuh, padahal tidak selalu begitu. Pot yang terlalu besar justru membuat tanah menampung air berlebih yang bisa menyebabkan akar busuk. Idealnya, pilih pot dengan diameter sekitar 2–3 cm lebih lebar dari pot sebelumnya.

Ukuran pot yang pas membantu akar tetap memiliki ruang untuk tumbuh tanpa menimbun kelembapan berlebih. Selain itu, pot yang tidak terlalu besar juga menjaga keseimbangan tampilan tanaman. Dengan begitu, tanaman tumbuh stabil dan media tanam tetap sehat.


3. Siapkan media tanam baru yang ringan dan porous

ilustrasi media tanam yang porous (pexels.com/Anna Shvets)

Media tanam yang tepat akan menentukan seberapa baik akar menyerap udara dan air. Campurkan tanah taman dengan sekam bakar serta perlit atau pasir kasar untuk menciptakan media yang gembur dan berdrainase baik. Hindari media yang terlalu padat karena bisa membuat akar sulit bernapas.

Kamu juga bisa menambahkan sedikit pupuk organik untuk mendukung pertumbuhan awal setelah dipindah. Pastikan semua bahan tercampur merata agar kelembapan tersebar dengan baik. Media yang ringan dan berpori membantu tanaman beradaptasi lebih cepat dengan lingkungan barunya.


4. Keluarkan tanaman dengan hati-hati

ilustrasi mengeluarkan tanaman dari pot (pexels.com/cottonbro studio)

Proses mengeluarkan tanaman dari pot lama adalah tahap paling rawan kerusakan akar. Balik pot secara perlahan sambil menyangga batang tanaman dengan tangan, lalu tepuk sisi pot untuk melonggarkan tanah. Jangan menarik batangnya secara langsung karena akar halus bisa putus atau robek.

Jika akar sudah menempel kuat di dinding pot, gunakan pisau tipis atau spatula untuk membantu melepaskannya. Lakukan dengan lembut agar struktur akar tetap terjaga. Semakin hati-hati kamu pada tahap ini, semakin kecil risiko tanaman mengalami stres setelah dipindahkan.


5. Periksa kondisi akar sebelum dipindah

ilustrasi memeriksa akar tanaman (pexels.com/cottonbro studio)

Sebelum menanam di pot baru, periksa akar dengan cermat. Jika terlihat bagian yang busuk, berwarna hitam, atau terlalu panjang, potong menggunakan gunting steril. Langkah ini membantu akar tumbuh baru yang lebih sehat dan kuat.

Akar yang sehat biasanya berwarna putih atau krem dengan tekstur kenyal. Hindari memangkas terlalu banyak agar tanaman tidak kehilangan kemampuan menyerap air. Pemeriksaan ini sederhana tapi penting untuk memastikan tanaman siap tumbuh di tempat barunya.


6. Letakkan tanaman di pot baru dan isi media secara perlahan

ilustrasi meletakkan tanaman di pot baru (pexels.com/Teona Swift)

Setelah akar siap, posisikan tanaman di tengah pot baru dengan tegak dan seimbang. Tambahkan media tanam secara bertahap sambil ditekan ringan agar tanaman tidak goyah. Namun, jangan menekan terlalu keras supaya sirkulasi udara di sekitar akar tetap terjaga.

Pastikan permukaan tanah tidak melebihi leher batang agar air siraman tidak menumpuk. Kamu juga bisa menambahkan sedikit kerikil di dasar pot untuk memperlancar drainase. Dengan cara ini, tanaman bisa langsung beradaptasi tanpa stres berlebihan.


7. Siram secukupnya dan hindari sinar langsung selama beberapa hari

ilustrasi menyiram tanaman (unsplash.com/Annie Spratt)

Setelah proses repotting selesai, siram tanaman secukupnya untuk membantu akar menyesuaikan diri. Jangan berlebihan karena akar baru masih sensitif terhadap air berlebih. Letakkan di tempat teduh selama beberapa hari agar tanaman bisa beradaptasi dengan tenang.

Setelah terlihat segar kembali, barulah kamu bisa memindahkannya ke lokasi dengan cahaya normal. Hindari paparan sinar matahari langsung agar daun tidak layu karena perubahan suhu. Dengan perawatan lembut di tahap awal, tanaman akan tumbuh lebih sehat dan kuat di pot barunya.

Ganti pot tanaman tidak perlu rumit asal dilakukan dengan langkah yang benar. Perhatikan waktu, kondisi akar, dan media tanam agar tanaman mudah beradaptasi. Dengan cara yang lembut, tanamanmu akan tumbuh sehat dan semakin menawan di pot barunya.



This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team