TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Suhu Air untuk Mencuci Pakaian Sesuai Jenisnya, Jangan Sampai Salah!

Beda jenis kain, beda pula perawatannya

ilustrasi air dingin (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Serat pakaian bersifat sensitif dan perawatan yang tidak tepat dapat menyebabkan pakaian rusak atau ukurannya menyusut. Dalam hal ini, suhu air punya pengaruh besar sehingga tidak boleh diabaikan.

Mengetahui suhu yang tepat untuk proses pencucian pakaian sangatlah penting karena dapat menghemat biaya utilitas dan menjaga warna pakaian. Sebaliknya, suhu air yang salah dapat membuat pakaian dipenuhi bau, bakteri, dan berpotensi merusaknya.

Berikut adalah cara menentukan suhu air yang tepat untuk segala jenis pakaian yang kamu miliki. 

1. Air panas

ilustrasi air panas (pexels.com/Hilary Halliwell)

Air panas (130 derajat Fahrenheit atau lebih) paling efektif menghilangkan kotoran, noda dan kuman pada pakaian putih, popok, dan pakaian yang sangat kotor seperti seragam atau pakaian atletik. Semakin tinggi suhunya, semakin baik pembersihannya.

Namun, periksa terlebih dahulu label pakaian untuk memastikan air panas aman digunakan karena beberapa jenis kain dapat menyusut atau memudar jika terkena air panas. Bahkan, air panas justru dapat melekatkan noda pada bahan jika noda tersebut berasal dari protein.

Sebaiknya, tangani noda terlebih dahulu. Artinya, air panas hanya digunakan pada area noda kemudian dilanjutkan mencucinya dengan air dingin. Penting juga untuk diperhatikan bahwa air panas menggunakan energi paling banyak, sehingga memiliki dampak negatif terbesar terhadap lingkungan dan pengeluaran. 

Baca Juga: 5 Tips Mencuci Pakaian di Musim Hujan, Wajib Catat nih!

2. Air hangat

ilustrasi mengatur mesin cuci menggunakan air hangat (pexels.com/RDNE Stock project)

Meskipun pakaian putih umumnya dicuci dengan air panas, hal ini tidak selalu merupakan tindakan terbaik. Serat tertentu dapat menyusut dan melemah jika terkena air panas.

Air hangat (90 hingga 110 derajat Fahrenheit) dapat mengangkat penumpukan kotoran, minyak tubuh, dan noda sekaligus meminimalkan risiko penyusutan. Ini juga dapat membantu melarutkan deterjen bubuk, menawarkan lebih banyak penghematan energi dibandingkan air panas. 

Dampak penyusutan air panas dan air hangat memiliki perbedaan cukup signifikan. Air panas biasanya akan menyusutkan barang hingga kapasitas penyusutan maksimumnya setelah satu kali pencucian, sedangkan air hangat akan menyusutkannya secara bertahap dalam beberapa kali pencucian.

Verified Writer

Sharma Khan

Cukup baca tulisanku tanpa harus tahu siapa aku

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya