Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Hidroponik merupakan metode budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah. Metode ini sudah dikenal secara luas dan banyak diterapkan, terutama untuk budidaya sayuran daun.
Namun ternyata, teknik hidroponik juga bisa diterapkan untuk budidaya tanaman sayuran buah. Tomat salah satunya. Budidaya tomat secara hidroponik diklaim lebih higienis, hemat air, dan menghasilkan tomat yang lebih berkualitas.
Kalau kamu tertarik menanam tomat secara hidroponik, simak tips-tips berikut ini, yuk. Budidaya tomat secara hidroponik ternyata tak sesulit yang kamu kira, lho!
Baca Juga: Mau Menanam Tomat? Kenali Dulu 5 Varietas Tomat Paling Populer
1. Pilih benih tomat berkualitas
ilustrasi tanaman tomat (unsplash.com/Markus Spiske) Sebelum memulai budidaya, pastikan untuk memilih tomat berkualitas baik. Sebaiknya pilih jenis tomat determinate karena memproduksi buah dalam jumlah yang lebih banyak.
Lakukan riset mengenai varietas-varietas unggul yang beredar di pasaran dan sesuaikan dengan kebutuhan. Pastikan kamu membeli benih yang telah tersertifikasi ya! Ini karena benih yang tersertifikasi telah terjamin mutu dan kualitasnya.
2. Gunakan sistem hidroponik yang sesuai
ilustrasi hidroponik (freepik.com/jcomp) Saat ini ada beragam sistem hidroponik yang bisa diterapkan, mulai dari yang sederhana, seperti sistem sumbu hingga yang relatif mahal, seperti aeroponik. Untuk tanaman sayuran buah seperti tomat, gunakan sistem hidroponik yang dapat mendukung pertumbuhan akar dan menopang berdirinya tanaman.
Kamu bisa menggunakan duck bucket system atau drip system. Duck bucket system merupakan sistem hidroponik dimana tanaman ditempatkan dalam wadah berisi media dan disuplai kebutuhan nutrisinya melalui selang yang disambungkan ke reservoir. Drip system atau sistem tetes yaitu sistem hidroponik dimana larutan nutrisi disuplai ke tanaman melalui pipa secara perlahan sehingga tampak seperti tetesan.
3. Pastikan kebutuhan cahaya tercukupi
ilustrasi tanaman tomat (unsplash.com/Francesco Gallarotti) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Tanaman membutuhkan cahaya agar dapat tumbuh dengan baik. Setelah biji tomat berkecambah dan muncul daun, tempatkan tanaman pada area yang terkena sinar matahari.
Dilansir Agri Farming, tanaman tomat yang baru tumbuh biasanya memerlukan lama penyinaran sekitar 12 jam per hari sedangkan untuk tanaman muda lama memerlukan penyinaran antara 16—18 jam. Kekurangan cahaya matahari menyebabkan terjadinya etiolasi yang ditandai batang panjang namun kurus, tanaman lemah, dan pertumbuhan daun terhambat.
Baca Juga: 6 Tanaman Hias yang Tumbuh Subur dengan Teknik Hidroponik
4. Penuhi kebutuhan nutrisi sesuai fase pertumbuhannya
ilustrasi tanaman tomat (freepik.com/wirestock) Secara umum, nutrisi yang diperlukan tanaman terdiri dari unsur hara makro yang diperlukan dalam jumlah banyak dan unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit.
Melansir Ohioline, unsur hara makro yang diperlukan tanaman tomat, di antaranya:
- Nitrogen sebesar 90 mg/L pada fase pertumbuhan awal, lalu naik sebesar 120 mg/L dan meningkat memasuki fase generatif sebesar 190 mg/L.
- Fosfor sebanyak 47 mg/L pada semua fase pertumbuhan.
- Kalium sebesar 144 mg/L pada fase vegetatif awal kemudian naik menjadi 350 mg/L hingga fase generatif.
- Kalsium sebanyak 144 mg/L pada fase pertumbuhan awal, lalu naik sebesar 160 mg/L dan meningkat memasuki fase generatif sebesar 200 mg/L.
- Magnesium sebanyak 60 mg/L pada semua fase pertumbuhan.
Adapun unsur hara mikro antara lain zat besi, mangan, seng, dan molibdenum. Unsur hara ini diperlukan dalam jauh lebih sedikit, yakni antara 0,05—2 mg/L.