TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Finansial di Awal Usia 20-an, Bisa Percuma Punya Uang!

Tingkatkan literasi keuangan mulai sekarang

ilustrasi uang (pexels.com/Alexander Mils)

Mendapat gaji untuk pertama kalinya tentu menciptakan euforia yang luar biasa. Namun, tanpa literasi finansial yang matang, kamu akan kesulitan mengelola keuangan sehingga memunculkan kebiasaan yang berpotensi membahayakan kondisi finansial di masa mendatang.

Lebih lanjut, sebagian anak muda di usia 20-an juga punya kecenderungan untuk mengutamakan gaya hidup alih-alih mencukupi kebutuhan primer. Selain itu, kesalahan finansial apa saja yang biasa dilakukan orang yang baru memasuki usia 20-an? 

Kita simak ulasannya berikut ini, yuk!

1. Tidak mengalokasikan dana darurat

ilustrasi menabung (unsplash.com/Damir Spanic)

Dana darurat didefinisikan sebagai dana yang harus disisihkan untuk menghadapi kondisi-kondisi krisis. Besaran dana darurat tergantung pengeluaran kamu setiap bulannya. Oleh karena itu, pastikan kamu mencatat dan melacak pengeluaran bulanan. Lebih lanjut, ini berguna juga untuk melihat apakah kondisi keuangan kamu sehat atau tidak.

Idealnya, dana darurat dapat mencakup pengeluaran kamu selama enam bulan hingga satu tahun. Simpan dana darurat di rekening yang berbeda dengan pos-pos keuangan lain. Selain itu, jangan pernah menyimpan dana darurat dalam instrumen investasi, sekalipun yang punya risiko terendah, seperti reksadana pasar uang. 

Baca Juga: 5 Investasi yang Bikin Hidupmu Nyaman, Gak Cuma Cuan!

2. Tidak mulai berinvestasi

ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Jika selama ini kamu bekerja untuk mendapatkan uang, berinvestasi justru memungkinkan uang bekerja untuk kamu. Investasi juga merupakan salah satu cara untuk melindungi dan bahkan meningkatkan nilai aset kamu di tengah arus inflasi yang terjadi setiap tahun. 

Namun, kamu harus pahami bahwa prinsip dasar investasi adalah keuntungan berbanding lurus dengan risiko. Artinya, semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi pula risiko kamu untuk merugi. Ini berlaku sebaliknya.

Oleh karena itu, pastikan kamu memelajari hal-hal dasar mengenai investasi sebelum menentukan jenis instrumen investasi yang akan dipilih, serta berapa persen dan kemana dana yang akan kamu alokasikan untuk berinvestasi.

3. Mengambil cicilan terlalu tinggi

ilustrasi cicilan (pexels.com/RODNAE Production)

Setiap orang pasti memiliki keinginan tertentu, seperti punya rumah, kendaraan, atau rencana perjalanan impian. Namun, kamu perlu memprioritaskan kebutuhan primer alih-alih mengutamakan keinginan konsumtif.

Seyogyanya, hutang produktif lebih dianjurkan daripada hutang konsumtif untuk memenuhi gaya hidup. Meski demikian, jangan sampai biaya cicilan mengambil sebagian besar gaji kamu dalam sebulan. Agar memiliki rasio hutang yang sehat, batasi cicilan kamu hingga 30 persen dari total pendapatan.

4. Menghabiskan uang berkedok self-reward

ilustrasi belanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang betul bahwa kamu perlu memberikan reward atau penghargaan untuk diri sendiri karena telah bekerja keras. Namun, ini bukan berarti kamu bisa menghabiskan uang dengan berlebihan. Jika ini dilakukan terus menerus, kamu akan berakhir tidak memiliki aset sama sekali. 

Walau begitu, menyenangkan dan mengapresiasi diri sendiri memang boleh dilakukan, asal masih dalam batas wajar. Kamu bisa menyisihkan 10 persen dari total gaji khusus untuk hiburan. Jadi, kamu boleh menongkrong di kafe atau berjalan-jalan sesekali, kok. 

Baca Juga: 5 Alasan Penting Cewek Harus Berani Mandiri secara Finansial

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya