Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pengelolaan sampah tidak terlepas peran pemerintah serta seluruh lapisan masyarakat mulai dari penanganan dari hulu hingga hilirnya.
Membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya terlebih dahulu merupakan langkah awal krusial dalam mendukung pengelolaan sampah yang maksimal.
Beberapa hal utama dalam membahas seputar pengolahan sampah, menguraikan sampah organik secara mandiri menjadi salah satu aktivitas yang baik guna mengurangi timbunan sampah yang berakhir di TPA hingga meniptakan nilai ekonomi seperti pupuk organik dan lainnya.
Berikut adalah beberapa pilihan dalam mengolah sampah organik secara mandiri:
1. Lubang Resapan Biopori (LRB)
Ilustrasi Biopori dan Bahan Peralatan (dokumentasi pemerintah Badung/Bali) Biopori merupakan sistem resapan berdiameter 10 hingga 30 cm pada kedalaman 80 hingga 100 cm disekitar area pepohonan dan atau parit dengan jarakat 100 cm antar saluran resapan yang bertujuan untuk menambah daya serap tanah terhadap air hujan. Media resapan ini membantu sistem drainase skala perumahan.
Namun, lubang resapan biopori juga dapat digunakan sebagai media pengurai sampah organik.
Limbah organik seperti daun kering, sisa sayuran dapur, buah-buahan hingga tulang ikan ditempatkan dalam LRB dan terurai menjadi pupuk organik selama kurang lebih 23 hingga 30 hari, tergantung keberadaan peran pengurai seperti cacing tanah, semut, laba-laba dan lainnya.
Peralatan yang dibutuhkan antara lain pipa PVC diameter 30-100 cm, bor manual penggali tanah, linggis, sekop, campuran semen, soldier, serta penutup biopori.
2. Inovasi Ember Tumpuk
Ilustrasi Instalasi Pengurai Sampah Organik Ember Tumpuk (murtigading.bantulkab.go.id) Media ini memiliki fungsi khusus sebagai pengurai sampah organik sekaligus menciptakan wadah budidaya lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BFS) sebagai agen utama dekomposer limbah organik.
Peralatan yang dibutuhkan hanya material sederhana yang mudah didapat yaknik 2 buah bag/ember plastik cat, solder (patri) untuk tempat lalat BSF bertelur. Hasil penguraian limbah organik dari media ini adalah kompos dan pupuk organik cair.
Dalam proses penguriannya, peran air, tanah dan bila perlu aktivator (EM4) sebagai media yang tidak terpisahkan dalam memaksimalkan produksi pupuk dan memfasilitasi keberadaan lalat tentara hitam.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Produk pupuk organik padatan dapat dipanen dari bak penampung bagian atas, sementara itu pupuk organik cair dapat dipanen dari bak penampung bagian bawah melalui keran yang sudah dipasang sebelumnya.
Baca Juga: Buang Sampah Ngawur di Surabaya Bisa Kena Tilang
3. Compost Bag
ilustrasi kompos (freepik.com/freepik) Compost Bag Merupakan media pengurai sampah organik yang lebih mudah aplikasinya.
media ini menggunakan tas pengurai sampah organik sekali pakai yang hanya menghasilkan pupuk organik padatan. Dalam proses dekomposer, peran air dan tanah memiliki peranan penting tergantung volume limbah organik yang akan diuraikan.
Peralatan yang dibutuhkan anatara lain bio-compost bag, sekop, tanah sebagai media campuran, air serta aktivator untuk pendukung penguraian (EM4).