Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rumah (pexels.com/scottwebb)

Intinya sih...

  • Rumah semi permanen adalah solusi praktis di situasi darurat atau kebutuhan tempat tinggal yang cepat dan efisien.
  • Terbuat dari material sederhana dan lokal, rumah ini lebih murah, fleksibel dalam lokasi, namun rentan terhadap perubahan suhu.
  • Bangunan ini mempunyai ciri khasnya sendiri dan beragam jenis untuk hunian sementara atau proyek konstruksi.

Apa itu rumah semi permanen? Jenis hunian ini sering kali menjadi solusi praktis di situasi darurat atau ketika kebutuhan akan tempat tinggal yang cepat dan efisien sangat mendesak.

Memiliki berbagai karakteristik dan desain yang disesuaikan, rumah semi permanen menawarkan pendekatan berbeda dibandingkan dengan bangunan permanen. Untuk memahami lebih dalam mengenai konsep dan kelebihan rumah semi permanen, mari simak penjelasannya lebih lanjut melalui artikel berikut!

1. Apa itu rumah semi permanen?

ilustrasi rumah (pexels.com/tobiasbjorkli)

Rumah semi permanen adalah jenis bangunan yang menggunakan kombinasi material sederhana dan lokal, seperti bambu, papan kayu, atau batu bata yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Meskipun disebut "semi permanen," bangunan ini dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu tertentu, tergantung pada bahan yang digunakan.

Rumah semi permanen sering kali digunakan sebagai solusi hunian sementara, terutama di daerah bencana, karena proses pembangunannya yang cepat, efisien, dan lebih murah dibandingkan rumah permanen. Walaupun materialnya tidak sekuat bangunan permanen, rumah semi permanen tetap memberikan perlindungan yang layak bagi penghuninya.

2. Kelebihan dan kekurangan rumah semi permanen

ilustrasi rumah (pexels.com/curtisadams)

Rumah semi permanen memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya pilihan tepat untuk hunian sementara. Salah satu keunggulannya adalah biaya konstruksi yang lebih murah dan proses pembangunan yang cepat serta tidak rumit.

Rumah ini juga fleksibel dalam hal lokasi dan dapat dipindahkan, sehingga cocok untuk daerah rawan bencana. Selain itu, renovasi rumah semi permanen lebih mudah dilakukan dan memungkinkan penggunaan material bekas, yang lebih ramah lingkungan.

Namun, terdapat pula beberapa kekurangan dari rumah semi permanen, seperti ketahanan yang tidak ideal untuk jangka waktu lama dan rentan terhadap perubahan suhu. Hal ini membuatnya kurang cocok dibangun di wilayah dengan iklim ekstrem.

Selain itu, hak atas tanah biasanya tidak dimiliki dan bangunan ini umumnya tidak diizinkan di area yang mempersyaratkan izin bangunan permanen. Perawatan ekstra juga diperlukan karena bangunan lebih rentan terhadap kerusakan.

3. Ciri-ciri bangunan semi permanen

ilustrasi rumah (pexels.com/pixabay)

Bangunan semi permanen memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari bangunan permanen. Berikut beberapa cirinya:

  1. Dinding terbuat dari material setengah tembok, kayu, bambu, atau bata tanpa plester.
  2. Atap menggunakan bahan ekonomis, seperti seng, asbes, atau genteng.
  3. Lantai biasanya terbuat dari kayu, semen, atau ubin.
  4. Rata-rata umur konstruksi antara 5 hingga 15 tahun, bergantung pada kualitas bangunan.
  5. Umumnya digunakan sebagai hunian sementara atau untuk keperluan proyek.
  6. Material bangunan lebih ekonomis dibanding bangunan permanen.

4. Jenis-jenis bangunan semi permanen

ilustrasi rumah (pexels.com/pixabay)

Bangunan semi permanen hadir dengan beragam jenis yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian sementara atau darurat, khususnya di daerah terdampak bencana atau proyek konstruksi. Ketahui jenis-jenis bangunan semi permanen berikut ini:

  1. Rakita (Rumah Pabrikan Indonesia)
    – Terbuat dari rangka baja ringan dan sandwich panel (expanded polystyrene, polyurethane, atau rockwool).
    – Bersifat portabel dan mudah dibangun, sering digunakan sebagai mess karyawan atau kos-kosan.
  2. K-House
    – Dibangun dengan sandwich panel baja ringan prefabrikasi.
    – Digunakan di area proyek sebagai kantor, tempat tinggal karyawan, atau gudang.
  3. Flat Pack
    – Konstruksi modular prefabrikasi dengan dinding insulasi dan baja ringan.
    – Umumnya digunakan untuk gedung bertingkat, seperti kantor atau tempat tinggal di proyek besar.
  4. Modbox (Modular Box)
    – Berbentuk kubus seperti peti kemas besar, digunakan sebagai tempat tinggal darurat.
    – Mudah dibongkar pasang dan digunakan di proyek atau acara sebagai booth atau mess.

5. Perbedaan rumah semi permanen dan permanen

ilustrasi rumah (pexels.com/scottwebb)

Perbedaan utama antara rumah semi permanen dan rumah permanen terletak pada material dan tujuan penggunaannya. Rumah permanen dibangun dengan bahan yang kuat dan tahan lama, seperti batu bata, beton, dan genteng, serta didesain untuk hunian jangka panjang. Pondasinya lebih kokoh, atapnya biasanya terbuat dari genteng berkualitas tinggi, dan lantainya menggunakan keramik.

Sebaliknya, rumah semi permanen menggunakan material yang lebih sederhana dan ekonomis, seperti kayu, bambu, atau bata tanpa plester, dengan atap dari seng atau asbes. Rumah semi permanen umumnya ditujukan untuk hunian sementara atau di daerah rawan bencana, karena lebih cepat dan murah untuk dibangun, namun tidak setahan lama rumah permanen. 

Dalam menghadapi berbagai tantangan terkait kebutuhan hunian yang cepat dan efisien, rumah semi permanen menawarkan solusi yang praktis dan ekonomis. Meskipun tidak sekuat rumah permanen, jenis bangunan ini mampu memenuhi kebutuhan mendesak dengan fleksibilitas dan biaya yang lebih rendah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team