Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi belanja thrifting (unsplash.com/hugo_cmt)
ilustrasi belanja thrifting (unsplash.com/hugo_cmt)

Intinya sih...

  • Sepatu bekas dengan sol atau insole rusak

  • Barang elektronik dengan risiko gak berfungsi maksimal

  • Pakaian dalam dan baju tidur bekas bisa menyimpan bakteri dan jamur

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tren thrifting udah jadi kebiasaan belanja yang melekat di kalangan anak muda. Selain lebih ramah di dompet, belanja barang bekas juga terasa menyenangkan karena bisa dapat barang yang unik. Banyak yang puas bisa nemu jaket vintage keren atau tas branded second dengan harga miring.

Namun, gak semua barang bekas itu layak dibeli. Banyak orang hanya mikir harga murah tapi gak memperhatikan kebersihan, kualitas, bahkan sisi keamanan dari barang yang dibeli. Supaya kamu gak menyesal di kemudian hari, berikut lima jenis barang thrift yang sebaiknya kamu hindari!

1. Sepatu bekas dengan sol atau insole rusak

ilustrasi sepatu bekas (pexels.com/bryan)

Sepatu bekas memang sering jadi incaran karena banyak model langka atau branded yang dijual dengan harga murah. Namun, kalau bagian sol-nya sudah tipis, retak, atau insole-nya sudah berubah bentuk, sebaiknya jangan dibeli. Selain gak nyaman dipakai, sepatu dengan struktur rusak bisa memengaruhi postur dan kesehatan kaki.

Keringat dari pemilik sebelumnya juga bisa meninggalkan bakteri dan jamur di dalam sepatu. Walaupun kamu bisa mensterilkannya, beberapa jenis jamur bisa tetap menempel di bahan dalam waktu lama. Jadi kalau mau beli sepatu thrift, pastikan sol-nya masih kuat, insole-nya bersih, dan bentuknya belum berubah, ya!

2. Barang elektronik

ilustrasi alat elektronik (pexels.com/cottonbro)

Laptop, kamera, atau headphone bekas memang menggiurkan di toko thrift atau marketplace. Tapi hati-hati, karena barang elektronik second punya risiko gak berfungsi maksimal. Komponen dalamnya bisa saja sudah aus, korslet, atau bahkan tak bisa diperbaiki lagi meskipun fisiknya terlihat bagus.

Apalagi kalau penjual tak bisa menjamin kondisi atau memberi garansi, kemungkinan kamu malah buang uang untuk barang yang sebentar lagi rusak. Belum lagi kalau alat itu butuh spare part yang harganya malah lebih mahal dari barangnya sendiri.

3. Pakaian dalam dan baju tidur bekas

ilustrasi pakaian dalam (pexels.com/rdne)

Meski terdengar ekstrem, masih ada aja orang yang beli pakaian dalam atau baju tidur bekas karena harganya super murah. Faktanya, ini salah satu hal yang paling gak disarankan. Pakaian dalam menempel langsung ke kulit dan menyerap keringat, artinya bisa menyimpan bakteri, jamur, atau bahkan sisa cairan tubuh dari pemilik sebelumnya.

Meskipun sudah dicuci berkali-kali, bakteri tertentu bisa tetap hidup di serat kain, terutama pada bahan yang lembut seperti satin atau spandeks. Risiko iritasi kulit hingga infeksi pun jadi tinggi. Jadi, kalau kamu mau thrift pakaian, batasi pada outerwear saja. Untuk pakaian dalam, selalu lebih aman beli baru.

4. Alat masak dan peralatan makan

ilustrasi alat masak (pexels.com/rdne)

Peralatan dapur thrift juga terdengar menarik, mulai dari panci vintage, gelas kaca klasik, atau set alat makan keramik jadul yang estetik. Namun, meskipun kelihatan lucu, alat makan bekas bisa jadi sumber kontaminasi yang sulit dibersihkan sepenuhnya.

Beberapa alat masak dari bahan logam tua bahkan bisa mengandung timbal atau zat berbahaya yang dulu masih digunakan dalam proses produksi. Kalau digunakan lagi, bahan kimia ini bisa larut ke makanan. Selain itu, goresan kecil di permukaan piring atau wajan bisa jadi tempat bersarangnya bakteri, lho!

5. Produk kosmetik atau skincare

ilustrasi produk skincare (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Tren menjual skincare atau makeup “preloved” sempat ramai di media sosial, terutama untuk produk-produk high-end yang harganya mahal. Namun sebenarnya, ini termasuk kebiasaan yang sangat berisiko. Produk kosmetik punya masa kedaluwarsa dan sangat sensitif terhadap paparan udara serta bakteri.

Begitu kemasan terbuka, risiko kontaminasi langsung meningkat. Kalau kamu membeli produk bekas, kamu gak tau apakah isinya sudah tercemar, disimpan dengan benar, atau bahkan diganti dengan produk palsu atau tidak. Efeknya bisa iritasi ringan sampai infeksi kulit yang serius. Jadi lebih baik beli baru agar lebih aman dan higienis.

Belanja thrift memang seru, tapi kamu tetap perlu bijak memilih barang yang benar-benar aman dan layak pakai. Lima jenis barang di atas sebaiknya kamu hindari walau harganya tampak menggiurkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team