Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi siapkan food preparation (Pexels.com/Natalia Veithkevich)
Ilustrasi siapkan food preparation (Pexels.com/Natalia Veithkevich)

Intinya sih...

  • Belanja besar tanpa perencanaan bisa jadi pemborosan, bukan penghematan.
  • Pentingnya mengenali masa simpan bahan makanan dan menyimpannya dengan tepat untuk menghindari pemborosan.
  • Buat menu yang fleksibel dan variasi bahan agar food prep tidak membosankan dan tetap bergizi.

Food preparation alias meal prep jadi solusi banyak orang untuk hidup lebih sehat dan hemat. Tapi kenyataannya, tidak sedikit yang justru boncos alias boros waktu, tenaga, bahkan uang saat mencoba food prep. Kenapa bisa begitu?

Sering kali masalahnya bukan pada teknik atau bahannya, tapi pada cara pikir yang keliru sejak awal. Niatnya mau hemat dan praktis, malah jadi ribet dan mahal. Supaya kamu nggak ikut-ikutan boncos, yuk, kenali lima pemikiran salah yang sering jadi biang kerok gagalnya food preparation berikut ini. Simak sampai habis! 

1. Belanja banyak sekaligus itu selalu lebih hemat

Ilustrasi sayuran (Pexels.com/Antoni Skhraba Studio)

Banyak orang mengira bahwa belanja bahan makanan dalam jumlah besar akan menghemat pengeluaran. Padahal, jika tidak diiringi dengan perencanaan yang tepat, justru bisa jadi sumber pemborosan.

Tanpa mengetahui porsi dan kebutuhan nyata selama seminggu, bahan makanan bisa menumpuk, terlupakan, dan akhirnya busuk sebelum sempat dimasak. Alih-alih hemat, kamu malah rugi karena harus membuang makanan yang terbuang sia-sia.

Kamu bisa mengambil solusi dengan membuat daftar menu mingguan dan belanja sesuai kebutuhan. Lebih baik belanja rutin dalam jumlah kecil tapi terpakai semua, daripada borong besar tapi banyak terbuang. Ingat, hemat bukan soal kuantitas, tapi efisiensi dan ketepatan!

2. Semua bahan bisa disimpan lama

Ilustrasi menyiapkan makanan (Pexels.com/kindel media)

Tidak semua bahan makanan tahan lama meski disimpan di kulkas atau freezer. Sayuran hijau seperti bayam dan selada mudah layu, buah seperti pisang dan alpukat cepat matang dan rusak, sementara bumbu segar bisa mengering atau menghitam jika disimpan terlalu lama.

Mengabaikan masa simpan bahan bisa membuat bahan makanan terbuang sia-sia, dan justru bikin boros. Solusinya, kenali karakter tiap bahan dan rencanakan menu mingguan dengan cermat. Simpan bahan sesuai jenisnya, dan gunakan yang cepat rusak terlebih dahulu. Dengan begitu, food prep jadi lebih hemat, efisien, dan anti boncos!

3. Kesulitan menyimpan bahan atau makanan yang sudah dipersiapkan.

Ilustrasi awetkan sayuran (Pexels.com/hallo aesthe)

Banyak orang antusias memasak dalam jumlah besar, tapi lupa menyiapkan ruang penyimpanan yang memadai. Akibatnya, kulkas jadi penuh sesak, bahan bercampur, dan makanan lebih cepat rusak.

Beberapa disebabkan karena pemilihan wadah yang tidak kedap udara, suhu kulkas yang tidak konsisten, atau tumpukan bahan yang tidak ditata rapi bisa membuat hasil food prep cepat basi, berubah rasa, atau bahkan terkontaminasi.

Kamu bisa atasinya dengan gunakan wadah bening berlabel, atur posisi berdasarkan jenis bahan (sayur, protein, bumbu), dan pastikan sirkulasi udara dalam kulkas tetap baik. Dengan penyimpanan yang tepat, hasil food prep bisa awet, segar, dan siap santap kapan saja!

4. Tidak fleksibel dengan menu harian

Ilustrasi menu makanan (Pexels.com/Tino Frappuccino)

Kesalahan yang sering terjadi dalam food preparation adalah membuat menu yang terlalu kaku dan tidak fleksibel. Saat semua makanan sudah dimasak dan dikemas untuk seminggu penuh, kita jadi "terpaksa" makan hal yang sama setiap hari. Hasilnya? Bosan, kehilangan selera, dan akhirnya memilih jajan di luar. Makanan yang sudah disiapkan pun terbuang.

Agar food prep tetap menarik, buat menu yang bisa dimix and match. Misalnya, satu jenis lauk bisa dikombinasikan dengan sayur atau karbohidrat berbeda setiap harinya. Simpan bahan dalam bentuk setengah jadi misalnyaseperti ayam marinasi atau sayuran potong agar bisa dimasak sesuai mood.

Food prep seharusnya membantu, bukan membatasi. Jadi, pastikan tetap ada ruang untuk selera dan variasi dalam rencana makanmu!

5. Kurangnya variasi bahan makanan

Ilustrasi belanja sayur (Pexels.com/RDNE Stock Project)

Berbelanja banyak sekaligus seringkali mengarah pada pembelian satu jenis bahan dalam jumlah besar, sementara kita mungkin butuh variasi dalam menu harian untuk menjaga gizi yang seimbang. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, variasi menu bisa terbatas, dan kita jadi tidak mendapatkan manfaat maksimal dari food prep.

Kurangnya variasi bahan bisa membuat menu jadi monoton, cepat bosan, dan kurang memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang. Selain itu, jika hanya fokus pada beberapa bahan favorit, kita kehilangan manfaat dari berbagai vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan tubuh. Akibatnya, food prep yang awalnya bertujuan sehat justru jadi kurang optimal.

Untuk mengatasinya, usahakan variasikan jenis sayur, protein, dan sumber karbohidrat setiap minggunya. Dengan begitu, makanan tetap menarik, bergizi lengkap, dan kamu pun lebih semangat menjalani pola makan sehat.

Biar kebiasaan food preparation tetap berjalan dan hasilkan manfaat maksimal, kamu bisa ubah pola pikir seperti yang disebut di atas, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team