Lampu dan tutup laci yang terbuat dari ampas kopi, salah satu furnitur yang mengusung konsep sustainability di PITA. 11 November 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
Kearifan lokal yang dipadukan dengan konsep ramah lingkungan, kini semakin dipercaya memiliki dampak positif bagi pemberdayaan lingkungan dan komunitas. Melalui pemanfaatan bahan-bahan alami dan teknik tradisional, banyak produk lokal yang tidak hanya mengurangi dampak buruk terhadap alam, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
"Contohnya sekarang, ada furnitur dan berbagai perlengkapan yang diolah dari ampas kopi, jamur. Kita juga ada eceng gondok, ada pakis hutan, dan sebagainya. Dan kita mencoba terus menggali, bukan hanya materi, tetapi juga seni tradisionalnya mereka. Karena, menurut saya, itu adalah hal yang harus kita satukan sehingga menjadi lebih tampil, ya di mata dunia," tutur Alwi Sjaaf, Presiden Commissioner LFLO yang menaungi PITA saat press conference grand opening PITA ALAM, di PITA Showroom, Senin (11/11/2024).
Menurutnya, dengan menampilkan unsur alam yang terus berkelanjutan, ia pun berharap tren ini dapat berjalan beriringan dengan generasi kekinian. Tren ini, selain memperkenalkan nilai keberlanjutan, juga memberi kesempatan bagi pengrajin lokal untuk mengasah keterampilan mereka, menggabungkan seni tradisional dengan teknologi modern, agar karya mereka bisa bersaing di pasar global.