Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Konsep Arsitektur Hijau, Solusi Keberlanjutan Lingkungan

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Mrb bgp)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Mrb bgp)
Intinya sih...
  • Arsitektur hijau adalah pendekatan perancangan bangunan yang mengutamakan keberlanjutan, efisiensi energi, dan harmoni antara manusia dan alam.
  • Pembangunan arsitektur hijau memerlukan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk beberapa generasi mendatang.
  • Karakteristik arsitektur hijau meliputi sumber energi terbarukan, sistem ventilasi dan kontrol udara efisien, serta penggunaan bahan berkelanjutan.

Saat ini memasuki era di mana masyarakat semakin sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan. Konsep arsitektur hijau atau yang dikenal dengan green architecture, menjadi semakin relevan dan dibutuhkan.

Arsitektur hijau merupakan pendekatan perancangan bangunan yang mengutamakan keberlanjutan, efisiensi energi, serta harmoni antara manusia dan alam. Jika kamu penasaran tentang konsep arsitektur hijau lebih dalam, cari tahu informasi lengkapnya di sini, yuk!

1. Apa itu arsitektur hijau?

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Cyrill)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Cyrill)

Arsitektur hijau (green architecture) yang juga dikenal sebagai arsitektur berkelanjutan atau ramah lingkungan, adalah filosofi desain yang bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif bangunan dan struktur terhadap lingkungan. Arsitektur hijau menggunakan inovasi teknologi untuk meminimalkan dampak buruk dari perancangan, konstruksi, dan pengoperasian bangunan terhadap lingkungan alam dan masyarakat sekitar, serta menjamin kualitas hidup mereka selama bertahun-tahun yang akan datang. Hal ini sejalan dengan filosofi keberlanjutan yang menyatakan bahwa biaya pembangunan tidak boleh mengorbankan kondisi kehidupan generasi mendatang. 

Pembangunan permukiman manusia memerlukan pemanfaatan sumber daya alam seperti mineral, kehidupan organik, dan sumber energi. Memperoleh dan mengonsumsi sumber daya ini, menyebabkan kerusakan pada ekosistem yang terbentuk dalam jangka waktu lama sehingga mengakibatkan peningkatan polusi dan penurunan produktivitas. 

Desain arsitektur hijau mengemukakan bahwa pembangunan harus dilakukan secara berkelanjutan untuk dan selama beberapa generasi mendatang. Ini merupakan kewajiban moral sekaligus kewajiban praktis.

2. Latar belakang berkembangnya arsitektur hijau

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Magda Ehlers)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Magda Ehlers)

Konsep green architecture bukanlah hal baru. Faktanya, arsitektur hijau yang dasar telah ada sejak zaman peradaban kuno. Tanpa kemudahan teknologi modern, peradaban ini harus bekerja dengan bumi untuk membangun bangunan yang layak huni.

Tanpa AC, bangunan harus dibangun dengan ventilasi alami untuk mengendalikan iklim dalam ruangan. Bangunan sengaja ditempatkan untuk memaksimalkan cahaya alami.

Namun seiring berjalannya waktu, teknologi semakin maju dan masyarakat berbondong-bondong pindah ke pusat kota, yang menyebabkan kurangnya fokus pada kehidupan di alam dan lebih banyak pada kenyamanan modern. Sayangnya, kenyamanan modern itu harus dibayar dengan harga mahal.

Konsumsi energi yang meningkat pesat, telah berdampak besar pada jejak karbon. Saat ini, seiring dengan semakin populernya gaya hidup berkelanjutan, filosofi desain hijau ini menjadi lebih umum dalam upaya memerangi perubahan iklim. Bangunan yang memenuhi tingkat efisiensi energi tertentu, disertifikasi oleh LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) yang merupakan standar bangunan hijau yang digunakan di seluruh dunia.

3. Karakteristik arsitektur hijau

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Scott Webb)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Scott Webb)

Karakteristik arsitektur hijau bukan hanya memiliki panel surya, tetapi sebenarnya lebih dari itu. Meskipun ada banyak cara untuk mewujudkan desain hijau, berikut ini merupakan karakteristik yang paling terlihat.

Sumber energi terbarukan
Bagi pemilik rumah yang ingin menambahkan sumber energi terbarukan ke rumah, tersedia berbagai pilihan. Beberapa cara umum untuk menggunakan energi terbarukan di rumah meliputi:

  • Atap hijau: terkadang disebut atap hidup, memiliki vegetasi yang tumbuh sebagian atau seluruhnya di atasnya. Atap hijau tidak hanya meningkatkan kualitas udara, tetapi juga menyediakan isolasi dan mengurangi limpasan badai.
  • Panel surya: memiliki sel surya yang mengubah cahaya matahari menjadi energi. Dengan memasang panel surya di rumah, dapat menjalankan rumah menggunakan energi terbarukan.
  • Sistem geotermal: menggunakan panas alami yang ditemukan di bawah permukaan bumi. Sistem ini merupakan alternatif yang bagus untuk sistem HVAC tradisional karena mengurangi konsumsi energi dan biaya.

Sistem ventilasi dan kontrol kualitas udara yang efisien
Sistem ventilasi yang efisien juga merupakan kunci dalam merancang ruang hijau yang sesungguhnya. Sistem ventilasi alami yang mengandalkan kekuatan alami angin dan daya apung untuk membawa udara segar ke dalam bangunan, bahkan dapat digunakan di area yang iklimnya memungkinkan. Jenis ventilasi yang digunakan dalam konstruksi juga memainkan peran penting dalam kualitas udara bangunan secara keseluruhan.

Penggunaan bahan yang berkelanjutan dan daur ulang
Fokus desain hijau terhadap lingkungan dimulai bahkan sebelum rumah dibangun. Arsitektur hijau berfokus pada penggunaan bahan bangunan yang tidak beracun, dapat didaur ulang, dan berkelanjutan. Beberapa bahan yang umum digunakan dalam arsitektur hijau meliputi:

  • Kayu reklamasi
  • Clay plaster
  • Bambu
  • Gabus
  • Beton rami
  • Bale jerami
  • Plester tanah liat
  • Wol domba (Sheep’s wool)
  • Enviroboard

4. Manfaat penerapan arsitektur hijau

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Vladimir Srajber)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Vladimir Srajber)

Meningkatkan lingkungan dalam ruangan
Arsitektur berkelanjutan memberikan manfaat signifikan bagi penghuni bangunan dan mengurangi potensi kerusakan lingkungan. Penghuni dan karyawan yang tinggal atau bekerja di bangunan hijau, telah melihat peningkatan signifikan dalam kesehatan, tingkat stres, dan kualitas hidup karena fitur desain interior termasuk sumber pencahayaan yang ditingkatkan, kondisi termal, fitur ergonomis, dan bahkan kualitas udara yang diperbarui.

Mengurangi konsumsi air
Arsitektur hijau dapat mengurangi tekanan pada pasokan air bersama serta pemborosan air dengan perlengkapan pipa yang hemat air. Arsitektur hijau memfasilitasi daur ulang air dan memungkinkan sumber air alternatif (seperti curah hujan) dengan memasang perangkat yang dirancang khusus untuk menyaring air. 

Meningkatkan kesehatan
Tinggal di bangunan hijau memiliki berbagai efek positif pada kesehatan seseorang. Ini karena penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan. Penggunaan bahan bangunan yang mengandung senyawa organik volatil (VOC) atau produk sampingan plastik yang berbahaya, telah dikaitkan dengan emisi gas berbahaya dan karsinogen ke atmosfer.

Hemat energi
Salah satu tujuan utama desain bangunan hijau adalah efisiensi energi. Bangunan yang mendapatkan energinya dari sumber daya terbarukan seperti matahari, angin, dan air sangat baik bagi lingkungan karena melindungi ekosistem dari polusi yang disebabkan oleh sumber daya tak terbarukan seperti batu bara dan minyak.

5. Masa depan arsitektur hijau

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Oleksiy Ukraine,🌻🇺🇦)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Oleksiy Ukraine,🌻🇺🇦)

Masa depan arsitektur hijau akan didorong oleh inovasi dalam material, desain, dan teknologi. Seiring pertumbuhan kota dan dampak perubahan iklim jadi lebih nyata, green architecture akan memainkan peran penting dalam membentuk lingkungan binaan yang tangguh, regeneratif, dan kondusif bagi kualitas hidup yang lebih tinggi.

Fokusnya akan bergeser dari sekadar meminimalkan dampak lingkungan yang negatif, jadi berkontribusi aktif terhadap regenerasi lingkungan. Ini melalui strategi seperti bangunan dengan emisi nol, prinsip ekonomi yang ditetapkan, dan ekosistem perkotaan yang memadukan alam dan teknologi.

Konsep arsitektur hijau bukan sekadar tren, melainkan solusi jangka panjang yang selaras dengan upaya pelestarian lingkungan sekaligus peningkatan kualitas hidup manusia. Di tengah krisis iklim global, arsitektur hijau dapat menjadi solusi dalam rangka menuju masa depan yang lebih bertanggung jawab. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us