Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mencari barang vintage
Ilustrasi mencari barang vintage (pexels.com/Liza Summer)

Intinya sih...

  • Barang vintage punya nilai sejarah, thrifting lebih ke fungsionalitas

  • Harga barang vintage lebih mahal dari thrifting

  • Barang vintage lebih selektif, tapi thrifting lebih beragam

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu suka hunting pakaian atau barang unik, pasti sering dengar istilah vintage dan thrifting. Keduanya sering banget disebut bareng, bahkan sering dianggap sama. Padahal, kalau ditelusuri lebih dalam, ada perbedaan yang signifikan di antara kedua istilah ini. Barang vintage punya nilai sejarah dan estetika yang gak bisa digantikan, tapi barang thrifting lebih fokus pada keberlanjutan dan harga yang ramah di kantong.

Keduanya memang sama-sama punya daya tarik kuat bagi para pencinta fashion dan barang secondhand. Nah, supaya gak salah kaprah, penting banget tahu perbedaan di antara keduanya. Memahami perbedaan keduanya membantu kamu menentukan gaya belanja yang paling sesuai dengan kepribadian dan kebutuhanmu. Kalau kamu sering salah sebut coba deh pahami lima perbedaan barang vintage dan thrifting berikut ini!

1. Barang vintage punya nilai sejarah, thrifting lebih ke fungsionalitas

Ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Arina Krasnikova)

Barang vintage biasanya berasal dari masa lalu dan punya nilai historis yang tinggi. Sebuah barang disebut vintage kalau sudah berumur lebih dari 20 tahun tapi masih terawat dengan baik. Barang seperti ini bukan untuk gaya, tapi lebih kepada menjaga cerita dari masa lalu. Tapi, barang thrifting lebih menekankan pada fungsi dan kegunaannya.

Orang yang suka thrifting biasanya mencari aksesori bekas yang masih layak pakai tapi gak peduli dengan sejarah nya. Tujuannya cuma untuk hemat, sekaligus mendukung konsep sustainable fashion. Jadi, kalau vintage itu lebih ke nostalgia dan karakter, thrifting lebih tentang pilihan cerdas dan ramah lingkungan. Keduanya sama-sama menawarkan cara unik untuk mengekspresikan diri lewat fashion.

2. Harga barang vintage lebih mahal dari thrifting

Ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Arina Krasnikova)

Karena ada nilai sejarah dan keunikan, barang vintage biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi. Kolektor atau pencinta barang klasik rela merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan barang dengan kualitas dan cerita bersejarah. Barang thrifting harganya jauh lebih terjangkau karena dari hasil donasi atau penjualan kembali barang bekas. Bukan berarti barang thrifting murahan, lho.

Kamu bisa menemukan barang branded dengan kondisi masih layak pakai di toko thrift. Bedanya, barang vintage punya nilai koleksi, tapi kalau thrift lebih pada nilai pakai. Jadi, kalau pengen investasi jangka panjang dalam gaya, vintage bisa jadi pilihan, tapi kalau mau lebih hemat dan fleksibel, thrifting lebih cocok. Vintage maupun thrifting sama-sama ngajarin untuk lebih menghargai setiap barang dan bijak dalam berbelanja.

3. Barang vintage lebih selektif, tapi thrifting lebih beragam

Ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Ron Lach)

Perbedaan yang mencolok antara barang vintage dan thrifting adalah kurasi barangnya. Barang vintage dipilih dengan hati-hati, biasanya oleh penjual yang paham sejarah dan karakter tiap barang. Itu alasan kenapa koleksi di toko vintage gak terlalu banyak, tapi kualitas dan keunikannya tetap terjamin. Sedangkan di toko thrift, kamu bisa menemukan berbagai macam barang dari berbagai era dan merek.

Mulai dari pakaian, tas, sepatu, sampai perabot rumah tangga, semua campur jadi satu. Sensasi thrifting justru ada di berburu dan menemukan harta karun di tumpukan barang. Kalau di toko vintage kamu berasa di galeri, tapi di toko thrift kamu lebih seperti di arena mencari kejutan. Dua-duanya tetap seru, tapi dengan vibe yang berbeda.

4. Gaya vintage terikat era tertentu, thrifting lebih bebas dan eksperimen

Ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Sam Lion)

Barang vintage adalah bentuk presentasi gaya khas dari era tertentu, seperti tahun 70-an, 80-an, atau 90-an. Setiap dekade punya ciri sendiri yang bikin kolektor dan penggemar fashion lebih antusias. Karena itu, memakai barang vintage bisa seperti menghidupkan kembali masa lalu dengan cara elegan. Tapi, thrifting lebih bebas dan eksperimen, kamu bisa kombinasi berbagai gaya dari era berbeda tanpa aturan ketat.

Banyak anak muda yang memanfaatkan barang thrift untuk menciptakan gaya personal yang unik dan anti mainstream. Jadi, kalau vintage itu nostalgia dengan gaya klasik, kalau thrifting adalah eksplorasi tanpa batas. Dua-duanya sama-sama keren, tergantung kamu pengen tampil seperti siapa. Vintage maupun thrifting jadi cara seru untuk mengekspresikan diri dengan tunjukkan kepribadian lewat pilihan fashion yang autentik.

5. Toko barang vintage lebih eksklusif, thrifting lebih mudah diakses

Ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Sam Lion)

Kalau pengen berburu barang vintage, kamu harus datang ke toko khusus, pameran, atau platform kolektor yang kurasinya ketat. Barang-barang di sana sudah melalui proses seleksi panjang supaya keasliannya tetap terjamin. Tapi, thrift store bisa kamu temukan di mana saja, bisa di pasar tradisional sampai toko online. Aksesnya jauh lebih mudah, dan harga yang ditawarkan lebih variatif.

Proses memilih barang di thrift store jadi petualangan seru tersendiri. Kamu gak pernah tahu apa yang akan kamu temukan, kadang dapat barang biasa aja, tapi kadang bisa dapat brand langka dengan harga murah. Perbedaan tempat jualnya ini juga mencerminkan perbedaan nilai di balik keduanya.

Meski sering disamakan, rupanya ada perbedaan barang vintage dan thrifting. Kedua barang tersebut punya karakter dan filosofi yang beda. Vintage lebih menonjolkan nilai sejarah, kualitas, dan keaslian barang dari masa lalu. Sedangkan thrifting lebih mengedepankan keberlanjutan, kreativitas, dan kebebasan berekspresi. Keduanya sama-sama mendukung gaya hidup yang lebih sadar lingkungan dan mengurangi limbah.

Bedanya di tujuan dan pengalaman yang kamu saat berburu barang. Kalau kamu tim vintage hunter atau tim thrift explorer? Apa pun pilihanmu, yang penting tahu nilai di balik setiap barang yang kamu pakai. Dari dunia fashion, gaya boleh berubah, tapi kesadaran tetap harus dijaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team