Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Max Vakhtbovycn)
ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Ketika kamu hendak membeli rumah pertama, hal yang paling menjadi pertimbangan tentu ukurannya. Apakah dirimu akan membeli rumah kecil saja atau yang lebih besar? Rumah besar dapat menjadi kebutuhan apabila anggota keluargamu banyak.

Ukuran yang besar membantu meningkatkan kualitas hidup kalian daripada berdesak-desakan di rumah kecil. Akan tetapi, ada jebakan halus yang bisa kurang disadari olehmu. Kurang baik apabila dirimu baru saja berhasil membeli rumah mungil sesuai kemampuan.

Namun, rumah belum ditinggali saja kamu sudah berpikir kapan-kapan beli rumah lagi yang lebih gede. Hati-hati dengan keinginanmu. Boleh jadi itu akan menjadi titik awal uangmu selalu habis. Perhatikan alasannya agar perkara tempat tinggal tak membuatmu gak pernah punya tabungan.

1. Kurang bisa menikmati dan mensyukuri tinggal di rumah sekarang

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Gustavo Galeano Maz)

Rumah dibeli atau dibangun bukan untuk disesali. Namun, perasaan ini yang diam-diam menguasaimu kalau senantiasa berpikir suatu saat beli rumah yang lebih luas. Dirimu sebenarnya merasa menderita menghuni rumah saat ini.

Padahal, kamu juga mengeluarkan uang gak sedikit untuk memiliki rumah mungil tersebut. Dirimu menebus keinginan punya hunian sendiri dengan kerja keras. Bahkan kamu pun berhemat sedemikian rupa. Tidak pantas untukmu melupakan betapa melegakannya akhirnya bisa punya rumah pribadi.

Nikmati hidupmu dengan segala cara. Termasuk gak usah berpikir aneh-aneh ketika apa yang dimiliki hari ini pun sudah layak. Pandangi rumahmu dengan penuh rasa cinta. Kamu akan merasa lebih bahagia menempatinya dan tak lagi ambil pusing soal ukuran.

2. Terjebak dalam keinginan yang belum tentu bermanfaat

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Kritisi setiap keinginan yang timbul dalam diri karena tak setiapnya akan baik buatmu. Manusia adalah makhluk dengan keinginan yang dapat tidak terbatas. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang. Bertanyalah pada diri sendiri saat keinginan membeli rumah yang lebih gede muncul.

Apakah rumah sebesar itu benar-benar penting untukmu dan keluarga? Lihat kembali jumlah kamar dibandingkan penghuni. Selama anggota keluarga bisa tidur dengan nyaman, seharusnya rumah tersebut telah cukup.

Pasangan suami istri masih memiliki privasi. Anak berjenis kelamin berbeda punya kamar sendiri-sendiri sebelum masa remaja. Bila rumah besar yang diinginkan sebetulnya berfungsi sama dengan rumah saat ini, gak usah jadi prioritas. Kecuali, kelak kamu punya dana tak terbatas buat membelinya.

3. Dana ratusan juta sampai miliaran rupiah habis buat beli rumah lagi

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Mateusz Pielech)

Bila kamu membeli rumah baru-baru ini, pastinya belum lupa tentang harganya. Rumah kecil saja sudah lebih dari 200 juta rupiah kalau bukan perumahan subsidi. Bayangkan harga rumah yang lebih besar 5 hingga 10 tahun mendatang.

Tentunya harga properti makin meroket. Boleh jadi butuh anggaran hingga satu miliar rupiah untuk mewujudkan keinginanmu memiliki rumah yang lebih gede. Padahal, kebutuhan hidup sangat banyak dan bukan hanya rumah.

Uang senilai satu miliar rupiah dapat digunakan buat berbagai hal. Seperti tabungan pendidikan anak hingga persiapan masa tuamu. Setiap orang punya hak penuh dalam memakai uangnya. Akan tetapi, sebaik-baik pemakaian uang adalah yang paling tepat guna.

4. Rumah kecil juga bisa tetap cantik dan nyaman dihuni

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Lisa Anna)

Jangan bilang kamu cuma punya rumah kecil. Rumah mungil minim perabot seperti milikmu bukan sekadar masih menjadi mimpi besar bagi banyak orang di luar sana. Rumah itu sebetulnya dapat tetap cantik serta nyaman dihuni sampai kapan pun.

Selama jumlah penghuni gak menjadi berlipat dari sekarang, tak ada alasan buat memandangnya sebelah mata. Kalau kamu ingin punya rumah yang cantik, pandai-pandailah membersihkan dan menata rumah. Rumah estetik butuh sentuhan seni.

Bukan perkara luasnya berapa. Sementara perihal kenyamanan, selain penataan juga amat tergantung dari cara berpikirmu. Apabila sejak awal kamu sedih sebab hanya bisa membeli rumah dengan luas tak seberapa, rumah itu bakal terasa gak nyamah dihuni. Ubah cara berpikirmu menjadi lebih positif.

5. Menganggap makin besar rumah makin baik

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Gabriela Pons)

Boleh jadi dirimu masih terjebak dalam pemikiran sebagai berikut. Kian besar rumah, kian bahagia juga orang-orang yang tinggal di dalamnya. Di masyarakat, pemilik rumah besar juga akan lebih dihargai daripada pemilik rumah kecil.

Atau, dengan anak-anak menempati rumah yang gede, mereka kelak pasti lebih sukses. Pemikiran seperti di atas cenderung menyesatkan. Memang tinggal di hunian yang terlampau sempit tak ubahnya siksaan. Namun, orang yang stres berat padahal punya rumah besar juga ada.

Tentang rasa hormat orang lain lebih ditentukan oleh caramu membawa diri. Pemilik rumah besar yang malah seperti dikucilkan warga pun banyak. Ini dapat disebabkan oleh kesenjangan dengan warga sekitar atau perilakunya ke tetangga negatif.

Dirimu juga mesti membuka mata terhadap banyaknya anak berprestasi meski mereka tinggal di rumah yang amat sederhana. Sebaliknya, anak yang pada masa dewasanya gak jadi apa-apa dan hanya menghabiskan harta orangtua pun ada. Tidak terkecuali, rumah besar peninggalan orangtua dijual dan uangnya habis untuk bersenang-senang.

Keinginan manusia dalam hal apa pun seperti pedal gas di kendaraan. Kamu tidak boleh terus menginjaknya jika ingin selamat. Kadang dirimu mesti mengeremnya sampai benar-benar berhenti. Termasuk mengenai rumah yang sesungguhnya gak gede juga masih layak ditinggali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team