Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rumah
ilustrasi rumah (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Warna minimalis yang hangat dan membumi

  • Penggunaan panel kayu untuk kesan hangat dan mewah

  • Drywall yang lebih hidup dengan tekstur alami

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahun 2026 diprediksi menjadi era di mana desain rumah semakin menekankan koneksi emosional antara manusia dan ruang yang mereka tinggali. Tren tidak lagi sekadar mengikuti gaya visual, tetapi mengarah pada bagaimana rumah dapat meningkatkan kualitas hidup melalui kenyamanan, keberlanjutan, dan teknologi yang intuitif.

Kali ini, IDN Times akan menjelaskan empat desain rumah di tahun 2026. Bisa banget jadi inspirasimu agar rumahmu makin nyaman. Yuk, simak bersama!

1. Warna minimalis yang hangat dan membumi

ilustrasi rumah dengan pekarangan pohon (pexels.com/Stanly8853)

"Setelah bertahun-tahun didominasi warna abu-abu dingin dan minimalis yang mencolok, pemilik rumah menginginkan interior yang terasa nyaman, membumi, dan menyegarkan," kata desainer Kristina Lawrence, dilansir The Spruce.

Artinya, tren ini tidak lagi berfokus pada dinding kosong dan ruang kosong, melainkan pada sentuhan pribadi yang nyaman. Lauren Lerner, seorang desainer menjelaskan, bahwa minimalisme yang hangat berevolusi dari kesederhanaan yang mencolok menjadi sesuatu yang lebih kaya dengan tekstur, kedalaman, dan bahan-bahan alami yang benar-benar terasa seperti kamu tinggal di sana. Dari segi warna, ketimbang terpaku pada warna-warna netral dan corak yang cerah, minimalis yang hangat akan berkembang dengan munculnya warna krem, hijau kalem, merah tanah, dan cokelat tua.

2. Penggunaan panel kayu

ilustrasi rumah (pexels.com/Allyson SALNESS)

Desainer utama Jade Joyner menegaskan bahwa tren panel kayu yang kembali populer saat ini bukanlah sekadar tiruan murah dari gaya tahun 70-an. Bukan pula panel tipis yang terlihat usang, melainkan penggunaan papan dan panel kayu asli yang memberikan kesan hangat, mewah, dan bertekstur pada rumah.

Menurutnya, bahkan tanpa melakukan renovasi besar-besaran, elemen kayu tetap bisa dihadirkan melalui furnitur sederhana seperti meja kopi, rak, lampu, atau kursi, sehingga ruang tetap mendapat sentuhan natural yang elegan. Ia menggambarkan bagaimana dinding beralur dan aksen kayu ek dapat "membungkus" ruangan, menciptakan nuansa yang lebih membumi, hangat, dan berkelas.

Pergeseran gaya dari warna putih steril menuju unsur kayu yang lebih berjiwa membuat interior terasa lebih hidup. Joyner menekankan, bahwa hanya dengan menambahkan panel kayu, suasana ruang dapat berubah drastis menjadi lebih kaya karakter dan terasa seperti desain arsitektur yang matang.

3. Drywall yang lebih hidup

ilustrasi rumah (pexels.com/Barbora Muzikant)

Drywall datar atau tembok dengan permukaan yang benar-benar rata, mulai dianggap ketinggalan zaman dalam dunia desain interior modern. Menurut Jennifer Cataldo, desainer interior sekaligus pendiri Maison Cataldo, dilansir laman Martha Stewart, permukaan dinding yang terlalu halus dapat membuat ruangan terasa dingin, datar, dan tidak bernyawa.

Saat ini, banyak orang mencari material yang tampak dan terasa lebih “hidup”, seolah memiliki sentuhan tangan manusia, bukan hasil produksi massal yang steril. Sebagai alternatif, tekstur mulai menjadi pusat perhatian. Penggunaan kapur sirih, plester Venesia, atau finishing yang diratakan secara manual memberikan kedalaman visual berupa gerakan halus dan dimensi lembut, terutama ketika terkena cahaya alami.

Tekstur-tekstur ini mampu melembutkan garis arsitektur dan membuat ruangan sederhana sekalipun terlihat lebih berlapis, hangat, dan sarat karakter. Pergeseran ini menandai tren yang lebih besar menuju bahan-bahan yang terasa artisan, unik, autentik, dan tidak seragam, sebagai respons terhadap kejenuhan akan tampilan yang terlalu rapi dan generik.

4. Redupnya desain skandinavia palsu

Ilustrasi kamar tema skandinavia (freepik.com/freepik)

Tidak semua furnitur yang diberi label “Skandinavia” benar-benar mewakili esensi desain Skandinavia yang asli. Menurut Alyssa Anselmo, arsitek interior sekaligus pendiri Anva Studio, desain Skandinavia sejati berlandaskan pengendalian diri, kesederhanaan, dan fungsi yang jelas. Namun, banyak produk yang dijual saat ini hanyalah versi tiruan yang diproduksi massal, meniru tampilannya, tetapi kehilangan ruh dan kualitas desainnya.

Tren “Skandinavia palsu” ini perlahan mulai meredup dan hal tersebut menjadi perubahan yang positif. Konsumen semakin sadar bahwa minimalis bukan berarti kosong atau membosankan. Justru, minimalisme yang benar dapat terasa hangat, penuh niat, dan mencerminkan perhatian terhadap detail.

"Alih-alih mengejar tren yang meniru tampilannya, fokuslah untuk kembali ke garis-garis bersih, bentuk fungsional, dan perabot yang dirancang dengan cermat. Tujuannya adalah menciptakan rumah yang terasa seperti dikurasi," katanya

Dengan berbagai inovasi dan pendekatan baru ini, tren desain rumah tahun 2026 menegaskan bahwa hunian bukan hanya tempat tinggal, tetapi ruang yang mencerminkan nilai, gaya hidup, dan kebutuhan penghuninya. Setiap detail dirancang untuk menghadirkan keseimbangan antara estetika, fungsi, dan kenyamanan jangka panjang

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team