ilustrasi lansia mengalami osteporosis (freepik.com/freepik)
Ketika tulang merapuh, kegiatan sehari-hari bakal sangat terganggu. Pergerakan sedikit saja mampu menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Akibatnya, seseorang yang menderita osteoporosis akan mengalami penurunan kualitas hidup, beban keuangan, hingga kecacatan.
Meski dampak yang ditimbulkan cukup serius, osteoporosis masih dianggap remeh sebelum tahun 1994. Agar kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tulang meningkat, Perhimpunan Osteoporosis Nasional Inggris—didukung oleh Komisi Eropa—menggelar peringatan Hari Osteoporosis Sedunia pertama pada tahun 1996 di Inggris dengan tema "Love Your Bones, Protect Your Future" ('Cintai Tulangmu, Lindungi Masa Depanmu').
Kemudian pada tahun 1998, dibentuklah sebuah organisasi yang secara khusus berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat tentang osteoporosis. Organisasi itu adalah Yayasan Osteoporosis Internasional (IOF).
IOF sendiri merupakan gabungan dari dua organisasi, yakni Yayasan Eropa untuk Osteoporosis (EFFO)—sudah ada sejak 1987—dan Federasi Internasional Masyarakat tentang Penyakit Kerangka (IFSSD)—didirikan pada 1995. Bergabungnya kedua organisasi tersebut memungkinkan pengadaan sumber daya bagi ilmuwan dunia, dokter, dan organisasi advokasi kesehatan lainnya yang turut memerangi osteoporosis dapat menjadi lebih baik.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga ikut mensponsori perayaan Hari Osteoporosis Sedunia oleh IOF pada akhir tahun 90-an. Salah satu acara terpenting dalam peringatan kesehatan tulang yang satu ini adalah pengecekan kepadatan tulang.