11. Salah satu dampak dari perubahan iklim global adalah….
a. Penurunan volume air sungai
b. Stabilitas permukaan laut
c. Kenaikan suhu rata-rata bumi
d. Penurunan curah hujan
e. Pembentukan hutan hujan baru
Jawaban: c. Kenaikan suhu rata-rata bumi
Pembahasan:
Perubahan iklim global menyebabkan kenaikan suhu rata-rata bumi, yang memicu fenomena lain seperti pencairan es di kutub, naiknya permukaan air laut, dan pola cuaca ekstrem. Pengetahuan ini penting untuk mendukung upaya mitigasi.
12. Rotasi bumi menyebabkan fenomena berikut, kecuali….
a. Pergantian siang dan malam
b. Pembelokan arah angin
c. Perubahan musim
d. Perbedaan waktu
e. Gerak semu harian matahari
Jawaban: c. Perubahan musim
Pembahasan:
Perubahan musim terjadi akibat revolusi bumi, bukan rotasi. Rotasi bumi menyebabkan pergantian siang-malam, perbedaan waktu, dan efek Coriolis yang membelokkan arah angin.
13. Jika pada peta 1 cm mewakili 50 km di lapangan, maka skala peta tersebut adalah….
a. 1:5.000
b. 1:50.000
c. 1:5.000.000
d. 1:500.000
e. 1:50
Jawaban: c. 1:5.000.000
Pembahasan:
Skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak pada peta dan jarak sebenarnya di lapangan. Dalam kasus ini, 1 cm mewakili 50 km atau 5.000.000 cm, sehingga skala peta adalah 1:5.000.000.
14. Pola aliran pada suatu kawah yang pola alirannya menuju ke pusat depresi, yaitu pola aliran sungai ....
a. Radial centrifugal
b. Radial centripetal
c. Dendritik
d. Rectangular
e. Trellis
Jawaban: b. Radial centripetal
Pembahasan:
Pola aliran radial centripetal adalah pola aliran yang terjadi ketika air mengalir menuju pusat depresi, seperti kawah gunung berapi atau cekungan. Pola ini mencirikan kawasan dengan topografi yang rendah di tengah, sehingga air dari sekitarnya mengarah ke satu titik pusat. Pola ini berbeda dengan radial centrifugal, di mana aliran air menyebar keluar dari titik pusat, biasanya ditemukan di puncak gunung.
Memahami pola aliran sungai penting untuk memetakan kawasan rawan banjir atau erosi. Dalam kehidupan nyata, pola seperti ini juga membantu ahli geografi dan insinyur menentukan cara terbaik untuk mengelola sumber daya air di kawasan cekungan.
15. Lahan basah yang selalu tergenang air dengan jenis tumbuhan yang hidup disebut ....
a. Swamp
b. Marsh
c. Bog
d. Danau
e. Rawa pasang surut
Jawaban: a. Swamp
Pembahasan:
Swamp adalah lahan basah yang selalu tergenang air dan biasanya ditumbuhi vegetasi seperti pohon atau semak. Berbeda dengan marsh, yang lebih banyak didominasi oleh tumbuhan herba, swamp memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan sering menjadi habitat bagi spesies langka.
Lahan basah seperti swamp berperan penting dalam ekosistem. Mereka membantu mengatur siklus air, menyaring polutan, dan menjadi habitat penting bagi flora dan fauna. Dalam konteks geografi, swamp juga merupakan bagian dari kajian lingkungan dan pelestarian alam.
16. Menurut sumber airnya, sungai di Indonesia umumnya termasuk sungai ....
a. Salju
b. Glacial
c. Gletser
d. Campuran
e. Hujan
Jawaban: e. Hujan
Pembahasan:
Sebagian besar sungai di Indonesia adalah sungai hujan, yang berarti aliran airnya bersumber dari curah hujan. Hal ini sejalan dengan iklim tropis Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun. Berbeda dengan sungai gletser atau salju yang umum ditemukan di daerah subtropis atau pegunungan bersalju.
Sungai hujan memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat, terutama untuk irigasi, sumber air minum, dan transportasi. Sebagai siswa geografi, kamu perlu memahami hubungan antara pola curah hujan dan sumber air untuk mengelola sumber daya ini secara berkelanjutan.
17. Tanah yang terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa pada iklim basah disebut ....
a. Lisol
b. Regosol
c. Podzolit
d. Organosol
e. Kapur
Jawaban: c. Podzolit
Pembahasan:
Tanah podzolit terbentuk dari pelapukan batuan kuarsa di daerah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini biasanya berwarna abu-abu hingga kekuningan dan cenderung asam karena rendahnya kandungan unsur hara. Oleh karena itu, tanah ini kurang subur untuk pertanian tanpa pengelolaan yang baik.
Mempelajari jenis tanah membantu kamu memahami potensi dan kendala penggunaan lahan, terutama dalam sektor pertanian dan kehutanan. Podzolit, meskipun kurang subur, dapat dimanfaatkan dengan teknologi pertanian yang tepat.
18. Cabang atau ilmu bantu geografi yang mempelajari tentang iklim dan cuaca adalah….
a. Klimatologi dan Meteorologi
b. Meteorologi dan Oseanografi
c. Klimatologi dan Hidrologi
d. Meteorologi
e. Klimatologi
Jawaban: a. Klimatologi dan Meteorologi
Pembahasan:
Klimatologi adalah cabang geografi yang mempelajari pola dan karakteristik iklim dalam jangka panjang, sedangkan meteorologi berfokus pada studi cuaca dalam jangka pendek. Kedua cabang ini saling berkaitan dan penting dalam memahami perubahan iklim dan perencanaan mitigasi bencana alam.
Sebagai pelajar, memahami perbedaan antara klimatologi dan meteorologi dapat membantu kamu menganalisis fenomena seperti perubahan musim, badai, dan kekeringan, yang memiliki dampak besar pada kehidupan manusia.
19. Rawa belakang merupakan bagian dari dataran banjir di mana simpanan tanah liat menetap setelah terjadinya banjir. Fenomena rawa belakang tersebut dapat dikaji menggunakan konsep….
a. Diferensiasi area
b. Nilai kegunaan
c. Morfologi
d. Lokasi
e. Pola
Jawaban: c. Morfologi
Pembahasan:
Morfologi dalam geografi mempelajari bentuk permukaan bumi, termasuk dataran, pegunungan, dan cekungan seperti rawa belakang. Konsep ini membantu kita memahami bagaimana proses alam seperti banjir memengaruhi perubahan bentuk lahan dari waktu ke waktu.
Dengan menggunakan konsep morfologi, para ahli dapat merancang solusi untuk mitigasi bencana banjir, misalnya membangun tanggul atau kawasan penyangga untuk melindungi wilayah pemukiman.
20. Peristiwa gunung meletus, gempa bumi, dan longsor yang sering terjadi di wilayah Indonesia adalah contoh aspek geosfer pada lapisan….
a. Antroposfer
b. Lithosfer
c. Hidrosfer
d. Atmosfer
e. Biosfer
Jawaban: b. Lithosfer
Pembahasan:
Lithosfer adalah lapisan kerak bumi yang mencakup batuan dan tanah. Fenomena seperti gunung meletus, gempa bumi, dan longsor semuanya terkait dengan dinamika lapisan ini. Wilayah Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik memiliki aktivitas lithosfer yang sangat aktif.
Pengetahuan tentang lithosfer penting untuk memahami risiko bencana alam dan merancang mitigasi yang efektif, seperti peta rawan gempa dan sistem peringatan dini.