6 Esai Korea Terjemahan Ini Bisa Membantumu Pahami Konsep Kehidupan

Di zaman penuh dengan pemikiran kritis seperti saat ini, orang-orang tidak lagi tabu dengan munculnya mental health issue yang tersebar di mana-mana. Beruntungnya, penulis masa kini paham betul apa yang sedang dibutuhkan pembaca. Khususnya para penulis dari Korea Selatan yang mempoulerkan karya esai mereka.
Esai sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama, hanya baru-baru ini lebih dikenal karena isinya yang banyak relate dengan kehidupan modern mayoritas orang. Belum lagi masuknya gelombang Korea ke Indonesia, menambah karya literatur dari Korea tersebut menjadi best seller di Indonesia.
Berikut ini ada lima esai Korea yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Simak, yuk!
1. I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki
Baek Se Hee sendiri adalah orang yang menulis buku ini, di mana Ni Made Santika berperan sebagai penerjemah karya tulis ini.
Berisi tentang cerita si penulis yang sedang mengalami depresi akut (distimia) selama 10 tahun. Usaha penulis untuk bertahan tetap menjalani kegiatan sehari-hari seperti biasa. Buku ini ditulis dalam bentuk percakapan penulis dengan terapisnya. Mulai dari awal ia berobat sampai proses penyembuhan depresinya.
Tahun 2020 ini sudah ada dua buku yang menceritakan proses healing penulis yang semakin membaik. Banyak review dari para pembaca ketika membaca buku ini, mereka merasa ikut melakukan sesi konseling.
Bagi para pembaca, membaca buku tersebut mendamaikan hati karena beberapa hal pembaca alami ada yang mirip dengan yang dialami Baek Se Hee. Buku ini sangat membantu pembaca yang sedang mengalami kesulitan dalam hidupnya atau kondisi jiwanya yang sedang kurang baik.